T E S I S
EFEKTIFITAS
DISEMINASI TEKNOLOGI BUDIDAYA RUMPUT LAUT (KAPPAPHYCUS ALVAREZII) DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS BUDIDAYA
DI KABUPATEN TAKALAR
THE EFFECTIVENESS OF THE TECHNOLOGICAL
DISSEMINATION OF SEAWEED (KAPPAPHYCUS ALVAREZII) CULTIVATION IN INCREASING THE
PRODUCTIVITY IN TAKALAR REGENCY
IBNU MALKAN HASBI
P3300214005
PROGRAM STUDI ILMU
PERIKANAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
PRAKATA
Dengan
Mengucapkan Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
Rahmat dan Hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis sebagai suatu
karya ilmiah. Adapun penyusunan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi guna memperoleh gelar master pada jurusan ilmu perikanan program pascasarjana Universitas Hasanuddin
Makassar.
Namun demikian penulis menyadari bahwa
penyajian tesis ini yang berjudul “Efektifitas Diseminasi teknologi Budidaya
Rumput Laut (Kappaphycus Alvarezii) Dalam Meningkatkan Produktivitas
Budidaya Di Kabupaten Takalar”, masih
jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan-keterbatasan.
Maka dengan segala kerendahan hati, segala saran dan kritik yang bersifat
konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan tesis ini.
Selanjutnya ucapan terima kasih
yang tak terhingga penulis sampaikan kepada :
1. Prof.
Dr Ir. Sutina Made, M.Si, selaku ketua komisi penasehat yang telah memberikan
sumbangan pikiran dan pengalaman selama penulis menyusun tesis di Sekolah Pasca
sarjana Universitas Hasanuddin Makassar.
2. Dr.
Ir. Mardiana E. Fachry, M.Si, selaku anggota komisi penasehat yang telah
memberikan inspirasi ilmu, ide untuk bahan tesis dan waktu yang sangat bermanfaat bagi penulis
dalam menyusun penelitian ini.
3. Prof.
Dr. Ir. Aris Baso M.Si, Dr. Ir. Gunarto Latama M.Sc, dan Dr. Hamzah S.Pi M.Si
selaku tim penguji atas saran dan masukan sehingga tesis ini mengalami
perbaikan setiap tahapan ujian.
4. Dr.
Ir. Zainuddin M.Si selaku ketua program studi ilmu perikanan program
pascasarjana universitas hasanuddin Makassar
5. Bapak
/ Ibu dosen ilmu perikanan yang telah mencurahkan waktu untuk sumbangan ilmu
yang sangat berarti untuk pengembangan diri kami.
6. Staff
Akademik PPS ilmu perikanan universitas hasanuddin yang dengan setia dan tak
bosan-bosannya dalam memberikan pelayanan kepada kami
7. Bapak
Sadat A,Pi, M. Adm KP, Akmal Alimuddin S.Pi M.Si & seluruh staff BPBAP
Takalar yang telah memberi izin penelitian, fasilitas, serta bantuan selama
pengumpulan data lapangan
8. Secara
khusus tesis ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis, Drs. Hasbi
Muin & Dra.Rachmawaty Djaffar M.Si yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melanjutkan studi S2 kasih saying serta doa yang tak henti
hentinya yang sepenuhnya penulis belum sempat membalasnya
9. Kepada
Saudara-saudari Penulis Afiaty Istiarini Hasbi S.i.Kom dan Irwan Siradz Hasbi
SE atas dukungan motivasi, semangat dan doa yang di berikan
10. Kepada
Resky Wahyuni SE dan semua pihak yang belum disebutkan. Terima kasih atas
segala bantuan dalam merampung tesis ini, semoga amal baik yang diberikan mendapat
imbalan dari Allah SWT, Amin.
Makassar, November 2016
Ibnu Malkan Hasbi
ABSTRAK
IBNU MALKAN HASBI. Efektivitas diseminasi teknologi
budidaya rumput laut (Kappaphycus
Alvarezii) dalam meningkatkan produktivitas budidaya di Kabupaten Takalar
(dibimbing oleh Sutinah Made dan Mardiana E Fachry)
Penelitian
ini bertujuan untuk (1) Menganalisis persepsi masyarakat sebelum dan sesudah adanya kegiatan
diseminasi teknologi budidaya rumput laut di Kabupaten Takalar. (2) Menganalisis tingkat adopsi teknologi budidaya rumput laut di tiga
Kecamatan yang telah mengikuti kegiatan diseminasi. dan (3) Menganalisis
strategi efektivitas diseminasi dalam meningkatkan produktivitas budidaya
Jenis
penelitian ini adalah jenis kualitatif dan kuantitatif. Data yang di gunakan
adalah data primer dan skunder. Pemilihan responden secara acak dengan wawancara
mendalam terhadap tiga puluh petani rumput laut Kappaphycus sp serta empat
penyuluh dan pegawai BPBAP Takalar. Penentuan sampel di lakukan dengan teknik random
sampling dari tiga kecamatan mewakili lokasi penelitian. Data di analisis
menggunakan dengan teknik SWOT melalui tabulasi silang yang dilanjutkan dengan
metode QPSM.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat pada variabel penanaman
perawatan, penanganan hama penyakit, dan pasca panen berada dalam kategori
rendah dengan indikator di bawah 75 persen. Tingkat adopsi tertinggi pada Kecamatan Sanrobone, sedangkan tingkat adopsi terendah yaitu Kecamatan Mappakasunggu. Hasil formulasi
ditemukan 8 strategi efektivitas diseminasi teknologi budidaya rumput laut
yaitu (1)Pemilihan materi dan Bahasa
yang mudah dimengerti, (2)Pembentukan kelompok usaha bersama, (3)Membantu
petani mengidentifikasi permasalahan di lokasi budidaya, (4)Bantuan bibit
unggul dari kebun bibit, (5)Penataan lahan dan desain kontruksi pada perairan
budidaya, (6)Pendampingan secara berkelanjutan, (7)Pembudidaya didorong untuk
membagikan kesuksesan pribadinya kepada pembudidaya lain, (8)Peran penyuluh
memfasilitasi bimbingan
Kata Kunci : Efektivitas, Diseminasi,
Teknologi rumput laut (Kappaphycus sp),
dan Produktivitas budidaya
ABSTRACT
This research aimed (1) To analyze the
perception of the community before and after the dissemination activities of the technological
cultivation of the seaweed (Kappaphycus Alvarezii) in Takalar regency; (2) to analyze
the adoption level of the cultivation technology of the seaweed in three sub
districts which had joint in the dissemination activities; (3) to analyze the
effective strategy of the dissemination to
increase the cultivation productivity.
The type of the research was qualitative
and quantitative research. The data used were the primary and secondary data.
The respondents were chosen using the random sampling technique with the
in-depth interviews with 30 the seaweed (Kappaphycus sp) farmers, and four
agricultural extension workers and employees of Takalar BPBAP. The samples were
chosen using the random sampling technique from the three sub-districts to
represent the research locations. The data were analyzed using SWOT technique
through the cross tabulation which was then continued with QPSM method.
The research results indicated that the
perception of the community toward the planting, the treatment, the handling of
the pests and diseases, and the post-harvest treatment could be categorized as
low with the indicator of below 75%. The highest adoption was in Sanrobone
Sub-District, while lowest adoption was in
Mappakasunggu Sub-District. The formulation results indicated 8
strategies of the dissemination effectiveness of the seaweed cultivation
technology, namely (1) the selection of the materials and language which was
easy to understand, (2) the group formation of the common efforts, (3) to assist
the farmers in identifying the problems faced in the locations of the
cultivation (4) the assistance with the superior seedlings taken from seedling
gardens, (5) the land structuring and the construction design of the irrigation
in the cultivation areas, (6) the sustainable assistance, (7) the cultivation
actors should be pushed to share their personal success with other actors, and
(8) the roles of the extension personnel in facilitating the guidances
Keyword:
effectiveness, dissemination, seaweed (Kappaphycus sp) technology, cultivation
productivity
B. RUMUSAN MASALAH
Sebagian besar penduduk masyarakat
pesisir Kabupaten Takalar pada umumnya berprofesi sebagai pembudidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii. Usaha rumput laut merupakan mata pencaharian baru bagi
masyarakat pesisir yang hanya menggunakan teknologi seadanya dan masih tidak
mampu mengolahnya secara optimal. Dengan
peralatan yang sangat sederhana, dan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, pembudi daya rumput laut sangat
membutuhkan difusi dan adopsi diseminasi dalam peningkatan usaha rumput
laut mereka mulai dari proses persiapan
budidaya, penanaman dan perawatan, pencegahan hama penyakit hingga sampai
proses pasca panen dapat membantu dalam peningkatkan produktivitas budidaya.
Hal ini mendorong pihak BPBAP (Balai
Perikanan dan Budidaya Air Payau) dan pihak penyuluh perikanan untuk terus mengupayakan adanya peningkatan
pengetahuan dan kesejatraan masyarakat pesisir khususnya pembudidaya rumput
laut dengan berbagai macam inovasi untuk membantu peningkatan produktivitas
budidaya. Upaya Pemerintah khususnya dalam Balai perikanan budidaya air
payau (BPBAP) dalam mengatasi hal
tersebut telah dilakukan diseminasi
dengan peningkatan jumlah paket teknologi budidaya yang efisien, efektif, ramah
lingkungan dan berkelanjutan. upaya untuk mengubah perilaku petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai kemauan
serta mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-kegiatan meningkatkan
hasil usaha dan tingkat kehidupannya. Sehingga, melalui Efektivitas diseminasi perlu
diketahui seberapa pengetahuan dan tingkat adopsi masyarakat dalam Teknologi
budidaya rumput laut sesuai konsep cara budidaya rumput laut yang baik (cbrlb)
dalam meningkatkan produktivitas budidaya, dengan rumusan sebagai berikut?
1. Bagaimana
tingkat pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah adanya kegiatan diseminasi
teknologi budidaya rumput laut di Kabupaten Takalar?
2. Seberapa
besar tingkat adopsi teknologi budidaya rumput laut terhadap tiga Kecamatan
yang telah mengikuti kegiatan diseminasi ?
3. Bagaimana
strategi meningkatan pengetahuan masyarakat dan tingkat adopsi teknologi budidaya
rumput laut?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah
1. Menganalisis
tingkat pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah adanya kegiatan diseminasi
teknologi budidaya rumput laut di Kabupaten Takalar
2. Menganalisis ukuran tingkat adopsi teknologi budidaya
rumput laut di tiga Kecamatan yang telah mengikuti kegiatan diseminasi
3. Menganalisis
strategi pengetahuan dan tingkat adopsi teknologi budidaya rumput laut.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai
bahan acuan dan rekomendasi kebijakan terhadap diseminasi budidaya rumput laut dalam
meningkatkan produktivitas pembudidaya rumput laut di kabupaten Takalar.
2. Memberikan motivasi bagi pembudidaya rumput laut untuk
meningkatkan produksi budidaya
3. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjadi
bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji lebih dalam tentang
program diseminasiBPBAP Takalar terhadap peningkatan kesejatraan pembudi daya
rumput laut
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pengetahuan masyarakat tentang cara budidaya
rumput laut yang baik sebelum dan
setelah adanya kegiatan diseminasi terjadi peningkatan pengetahuan. Dari 4
variabel terdapat 20 Aspek cbrlb yang telah di uji dan dianalisis, namun 8
aspek diantaranya yaitu pemilihan lokasi budidaya, mengatur jarak tanam,
penanaman ulang rumput laut yang rusak, pencegahan hama penyakit dengan bahan
kimia, terjangkit penyakit dibuang kemudian ditanam baru, pemasangan pagar yang
terbuat dari jaring, tempat pengeringan menggunakan para2 dan memperhatikan
kadar air-31-35%, garam kotoran 5%, rendemen 25% pengetahuan responden secara
keseluruhan masuk dalam kategori rendah dengan presentase dibawah 75 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan adopsi masyarakat tentang teknologi
budidaya rumput laut belum efektif dengan kegiatan diseminasi yang dilakukan
selama dua kali seminggu.
2. Pengetahuan
masyarakat yang telah di adopsi petani dalam kegiatan budidaya rumput laut di Kecamatan Sanrobone
lebih tinggi dengan tingkat perentase 77,75 persen, Kecamatan Mangarabombang
dengan tingkat persentase 75.50 persen dan Kecamatan dengan tingkat adopsi
terendah yaitu Mappakasunggu dengan tingkat
presentase 73.75 persen. pada variabel penanaman dan perawatan masuk pada
kategori tinggi dengan indikator diatas 75 persen Sedangkan untuk variabel
persiapan budidaya, variabel penanganan hama penyakit, dan pasca panen. Masih
masuk dalam kategori rendah dengan indikator di bawah 75 persen. Pada tahapan
ini menunjukkan bahwa dari beberapa aspek pengetahuan masyarakat yang telah
diperoleh dari kegiatan diseminasi belum sepenuhnya di laksanakan (adopsi)
dalam kegiatan budidaya.
3. Berikut
strategi diseminasi meningkatkan pengetahuan petani dan tingkat adopsi
teknologi budidaya rumput laut:
1) Pemilihan
materi dan bahasa yang mudah di mengerti
2) Pembentukan
kelompok usaha bersama (KUB)
3) Membantu
petani mengidentifikasi permasalahan di
lokasi
4) Bantuan bibit unggul dari kebun bibit
5) Penataan
lahan dan desain konstruksi pada perairan budidaya
6) Pendampingan
secara berkelanjutan
7)
Pembudidaya didorong untuk membagikan
kesuksesan pribadinya kepada pembudidaya lain
8)
Peran penyuluh memfasilitasi bimbingan
B. Saran
1. Peran
penyuluh dan perhatian dari dinas BBAP dan pemerintah setempat untuk terus mensosialisasikan
kegiatan penyuluhan untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan masyarakat.
2. Agar upaya tingkat adopsi dapat lebih di terapkan oleh masyarakat
maka dalam kegiatan diseminasi perlu mengutamakan pengembangan ketrampilan
teknis, pengetahuan teknis, motif dan untuk memperbaiki mutu dan produk,
pemecahan masalah hama, dan pasca panen.
3. Pemerintah
mengatur Tata kelola kawasan budi daya
pemanfaatan wilayah pesisir dan laut Perairan lepas pantai agar dapat di
manfaatkan secara optimal untuk menghindari terjadinya konflik antara nelayan
dan petani rumput laut.
Akmal. 2008. Teknologi Budi daya Laut (Budi daya Rumput Laut,Kappaphycus
Alvarezii )Makalah
Pelatihan Apresiasi dan Pembinaan Teknis TPT Direktorat
Jenderalerikanan Budi daya, Tanggal 3 –8 Maret 2008 di Balai Budi daya Air
PayauTakalar Direktorat Jenderal Perikanan Budi daya
Alam., A. 2011.
Kualitas Karaginan Rumput Laut Jenis Eucheuma Spinosum di Perairan Desa Punaga
Kabupaten Takalar. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Amiluddin, 2007.
Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia. Nomor Per. 05/MEN/2007.
Tentang Penyelenggaraan Sistem Pemantauan Kapal Perikanan.
Andi A., Syamsu A A., Mukti Z. 2013. Kajian kandungan keragenan
rumput laut Kappaphycus alvarezii pada kondisi perairan yang berbeda. Jurnal
pertanian pascasarjana unhas. Vol.13
no 3
Anggadireja T., Zatnika, A., Purwoto, H., dan Istini, S. 2010. Metode Budi daya rumput laut.Cetakan ke 5 penebar swadaya:
Jakarta.
Andries & Nandy
2014. Diseminasi Teknologi Pertanian.
Pertanian hijau Agronomi3000(Online),(Http://agronomi3000.blogspot.com/2012/05/Diseminasiteknologipertanian.html
diakses 24 februari 2016)
Arman P., Syamsu A A., Mustafa A..2006. Karateristik perairan
klaster Tinaggea Kabupaten Konawe selatan untuk pengembangan budidaya rumput
laut Kappaphycus Alvarezii. Jurnal
pertanian pascasarjana unhas. Vol.12
no 2
.
Armiyanti Putu, N. N. 2012. Tingkat
Produktivitas Budi daya Rumput Laut pada perairan pantai di Kecamatan nusa
penida kabupaten klungkung. Tesis:
Program Pascasarjana Undiksha Singaraja.
Aziz H. 2011. Metode Penelitian Penyuluhan dan Teknik
Analisis Data.Jakarta: Salemba Medika
Balai Penyuluhan kehutanan pertanian dan perikanan Gumbasa. 2014. Penyuluh
bekerja ikhlas memanen berkah, (Online),
(http://bp3k-gumbasa.blogspot.co.id/ diakses 10 Maret 2016)
Dapertemen pertanian. 2010. Modul diklat tugas dan fungsi
penyuluhan pertanian, (Online), (http://www.pustaka.deptan.go.id/diakses
8 februari 2016)
Dapertemen pertanian. 2011.
penyelenggaraan penyuluhan pertanian, (Online),
(http://cybex.pertanian.go.id/gerbangnasional/detail/2899, diakses 8 april 2016)
Doty MS. 1985. Kappaphycus alvarezii sp.nov (Gigartinales, Rhodophyta)
from Malaysia. Di dalam: Abbot IA, Norris JN (editors). Taxonomy of Economic
Seaweeds. California Sea Grant College Program. p 37 – 45.
Eukurg ES. 2011. The
world of the counseler: an introduction to the counseling profession.
Fourth Edition. Google book. Didownload Mei 2016
Fatimah S., Ambo T., Hamsah. 2006. Strategi pengembangan
agribisnis rumput laut (Eucheuma Cottoni)
Di Kabupaten Luwu. Jurnal pertanian
pascasarjana unhas. Vol.14 no 3
Fatchiya,A. 2010. Pola
pengembangan kapasitas pembudi daya ikan diprovinsi jawa barat. Disertasi. Bogor: Sekolah Pascasarjana
Institute pertanian bogor.
Ginting IB. 2006. Analisis
hubungan pengetahuan gizi, motivasi, preferensi pangan dan kebiasaan makan
sayuran ibu rumah tangga dikota dan desa Bogor.skripsi. Bogor:
Fakultas Pertanian IPB Bogor.
Hariadi,S.S.2006.
Penyuluhan dengan pendekatan wilayah guna mewujudkan desa sebagai pusat
pertumbuhan di kabupaten gunung kidul. Jurnal
ilmu pertanian.Jogyakarta
ILO. 2007. Kerja pasar
tenaga kerja produktivitas. (Online).
(http://www.ilo.org/global/About_the_ilo Diakses pada tanggal 16 Juli 2016)
Kadi,
A. (2004). Potensi
Rumput Laut di Beberapa Perairan Pantai Indonesia. OseanaJournal,
Volume XXIX, Nomor 4, Tahun 2004. 25-36.
Kartono,2008.
Pengertian penyuluhan pertanian, (Online),
(http://www.ronggolawe13.blogspot.com/,
diakses 9 februari 2016).
Kementrian Kelautan dan Perikanan Sulsel, 2014. Produksi rumput laut
Sulawesi Selatan. Sulawesi Selatan: Kementrian Kelautan dan Perikanan.
Kementrian Kelautan dan Perikanan Takalar, 2014. Laporan Tahunan
Kementrian Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Takalar. Sulawesi Selatan:
Kementrian Kelautan dan Perikanan Takalar.
Kementrian Kelautan dan Perikanan Takalar, 2015. Potensi rumput laut
Kabupaten Takalar . Sulawesi Selatan: Kementrian Kelautan dan Perikanan
Takalar.
Kurniawati T, 2009. Ekonomi Pertanian, (Online), (http://tatiek.lecture.ub.ac.id/files/2009/09/quick-review-1_-ekonomi pertanian.pdf, diakses 9 februari 2016)
kustiari Tanti, 2012. Pengaruh Efektivitas Penyuluhan Terhadap
Kompetensi Pembudi Daya. Ilmu penyuluhan pembangunan IPB: Bogor
Kustanti,
A. 2012. Manajemen Hutan Mangrove. Bogor : IPB Press.
Kusuma Ali. 2006. jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.11 No 1, Kalimantan: Universitas Darwan
Ali Sampit.
Lubis, Lusiana Andriana. 2005. Pengantar Komunikasi Lintas
Budaya. Medan :FISIP USU.
Mandehall W. 2005. Elementary
survey sampling PWS-KENT Publishing Company. Boston
Mardikanto T & Sutami. 2009. Pengantar penyuluhan pertanian.
Hapsarah: Surabaya.
Ma’ruf. 2010. Peraturan Menteri Perikanan dan Kelautan Nomor. PER.
15/MEN/2010.
Mubarak 2006. Petunjuk teknis budi daya rumput laut. Cv. Sagung
Seto: Jakarta.
Nur R., Yusfi l., A. Niartiningsih.2013. keberlanjutan budidaya
rumput laut Kappaphycus Alvarezii di
kecamatan binamu kabupaten Jeneponto. Jurnal pertanian pascasarjana unhas. Vol.13 no 2
Pariyaman, 2010. Pengembangan Perikanan Dan Kelautan menuju
Masyarakat Sejahtera.
Prasetyo Bambang & Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode
Penelitian Kuantitatif:Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit PT.Raja
Grafindo
Persada.
Putu A. (2012). Tingkat
Produktivitas Budi daya Rumput Laut pada perairan pantai di kecamatan nusa
penida kabupaten klungkung. Tesis
Bali: Program Pascasarjana Undiksha
Singaraja.
Rangkuti,
2008. Sinergitas Perikanan Tangkap dengan
Priwisata.
Rogers, E.M.
1983. Diffusions of Innovations, Third Edition. Free Press. New York
Saridewi,R. dkk. 2010. Hubungan
antara Peran Penyuluh dan Adopsi Teknologi oleh Petani terhadap peningkatan
Produksi Padi di Kabupaten Tasikmalaya.Journal STPP. Bogor.
Sambo L., Benyamin M., & Barkey R.
(2012).Strategi keberlanjutan budidaya rumput
laut masyarakat pesisir kabupaten luwu Jur Torani Vol. 5
Sedarmayanti.2009. Sumber Daya Manusia dan
Produktivitas Kerja. Bandung: CV Mandar Maju.
Setyaningsih, H, 2011. Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus
Alvarezii dengan metode longline dan strategi pengembangannya diperairan karimunjawa, Tesis Bogor: pascasarjana IPB.
Sinaryanti Titin, 2013.
Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Nomor 14/permen-kp/2013.
Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan. Nomor
PER.04/MEN/2012 Tentang Obat Ikan.
Slamet, 2007. Menuju
pembangunan berkelanjutan tentang system penyuluhan dalam pemberdayaar manusia
pembangunan yang bermartabat. IPB Press. Bogor
Soekartawi.1988. Prinsip Dasar
Komunikasi Pertanian.Penerbit Universitas Indonesia.
Sujarmoko, Ferry dan Agus. 2008. Pembentukan Modal Petani Gambir di Kabupaten Lima Puluh Sumatera Barat.
Jurnal Ristri, Vol 1 2008.
Sujatmiko W., & Angkasa I. (2008). Teknik Budidaya Rumput Laut
dengan Metode Tali Panjang Direktorat Pengkajian Kehidupan. Badan Penerapan
Pengkajian Teknologi (BPPT). Jakarta. 10 hal.
Sulaiman, 2006. Analisis Data
Pokok Kementerian Kelautan dan Perikanan
Suparta, Nyoman. 2010. Memantapkan Strategi
Pengelolaan Pertanian. Denpasar : Pustaka Nayottama
Swanson,S.R. & Davis,J.e.
2006,"Art spatronage: asocial identity perspective", Journal of Marketing Theory and Practice,14,125-139.
Tanti K., Sumardjo., Slamet M., & Tjitropranoto P. 2012. Pengaruh
efektivitas penyuluhan terhadap kompetensi pembudi daya. Ilmu penyuluhan
pembangunan. Journal Sosek KPIPB BogorVol. 7 No. 1 Tahun 2012
Titin S. 2013. Menteri
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.Nomor 14/permen-kp/2013.Tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan.Nomor PER.04/MEN/2012
Tentang Obat Ikan.
Tjiptoherijanto, P.
2008. Proyeksi Penduduk, Angkatan Kerja,
Tenaga Kerja, dan Peran Serikat Pekerja dalam Peningkatan Kesejahteraan Perencaan Pembangunan\ Edisi 23 Th 2008.
Valderrama,
D. (2009). Social
and Economic Dimensions of Seaweed Farming:
A Global Review Journal. IIFET
2012 Tanzania Procedings
Wahyu F., Baso A., & Made S. (2012). Evaluasi
program bantuan Departemen Kelautan dan
Perikanan terhadap peningkatan pendapatan pembudidaya rumput laut di Kabupaten
Bantaeng.
Journal Torani
WWF-Indonesia, 2014. Masyarakat dan Konservasi: 50 Kisah
yang Menginspirasi dari WWF untuk Indonesia. Jakarta: WWF-Indonesia.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
Identitas Responden
Dengan
hormat,
Kuesioner ini merupakan alat
pengumpulan data yang diperlukan untuk melengkapi penulisan Tesis ini. Oleh
karena itu dengan kerendahan hati saya mohon kesediaan saudara untuk menjawab
pertanyaan yang ada pada kuesioner ini dengan jelas dan lengkap, atas
kesediaannya saya Ucapkan terimakasih.
Salam
hormat :
Nama :………………………….. Nama kelompok:……………………
Umur
:…………………………... Jabatan : …………………….
Kecamatan:…………………………...
Kelurahan/Desa:……………………..
Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
Pendidikan terakhir : a. SD b. SLTP c. SLTA
d. Diploma e. S1
f.(dll)……...........
Pekerjaan Utama :……….………… Pek. sampingan:………………..
Jumlah Anggota
Keluarga:…………………………………….
A.
Pengetahuan masyarakat
Berilah tanda silang (X), pada
kuesioner di bawah ini, dengan pilihan jawaban : Sangat Mengetahui (SM) Mengetahui (M) Cukup Mengetahui(CM) Kurang Mengetahui (KM) Tidak Mengetahui (TM)
SM
|
M
|
CM
|
KM
|
TM
|
1.
Persiapan
Budi daya
a. Pemilihan lokasi budi daya
b. Sumber bibit berasal dari alam
c. Persiapan tali bentangan,botol plastik
d. Keterjangkauan sarana dan prasarana
e. Tenaga kerja memadai
SM
|
M
|
CM
|
KM
|
TM
|
2.
Penanaman dan perawatan
a.
Persiapan
penanaman
b.
Metode
penanaman longline
c.
Mengatur
jarak tanam
d.
Pengontrolan
rutin seminggu sekali
e.
Penanaman
ulang rumput laut yang
rusak
SM
|
M
|
CM
|
KM
|
TM
|
3 Penanganan
hama dan penyakit
a.
Pengambilan
sampel dan
Pengecekan
rutin
b.
Musim
tanam yang tepat
c.
Pencegahan
dengan bahan kimia
d.
Terjangkit
penyakit dibuang dan
ditanam rumput
laut yang baru
e.
Memasang
pagar dari jaring
4
Pasca panen
SM
|
M
|
CM
|
KM
|
TM
|
a.
Kadar
air 31-35%
Garam dan
kotoran 5%
Rendemen 25%
b.
Umur
panen 45 hari
c.
Mempertimbangkan
cuaca panen
d.
Pengeringan
menggunakan alas
atau para-para
e. Lokasi pengeringan jauh dari
hewan
ternak dan jalan raya
B. Tingkat adopsi diseminasi
Berilah tanda silang (X),
pada kuesioner di bawah ini, dengan pilihan
Di
adopsi
|
Tidak
adopsi
|
1.
Persiapan
Budi daya
a.
Pemilihan
lokasi budi daya
b.
Sumber
bibit berasal dari alam
c. Persiapan tali bentangan,botol plastik
d. Keterjangkauan sarana dan prasarana
e. Tenaga kerja memadai
Di
adopsi
|
Tidak
adopsi
|
2.
Penanaman dan perawatan
a. Persiapan penanaman
b. Metode penanaman longline
c. Mengatur jarak tanam
d. Pengontrolan rutin seminggu sekali
e. Penanaman ulang rumput laut yang
rusak
Di
adopsi
|
Tidak
adopsi
|
3 Penanganan hama dan penyakit
a.
Pengambilan
sampel dan
Pengecekan
rutin
b.
Musim
tanam yang tepat
c.
Pencegahan
dengan bahan kimia
d.
Terjangkit
penyakit dibuang dan
ditanam rumput
laut yang baru
e.
Memasang
pagar dari jaring
4
Pasca panen
Di
adopsi
|
Tidak
adopsi
|
a. Kadar air 31-35%
Garam dan kotoran 5%
Rendemen 25%
b. Umur panen 45 hari
c. Mempertimbangkan cuaca panen
d. Pengeringan menggunakan alas
atau para-para
e.
Lokasi
pengeringan jauh dari
hewan
ternak dan jalan raya
5.
Kegiatan Penyuluhan
Ya
|
Tidak
|
a.
Kunjungan Penyuluh
b. Materi penyuluhan
c. Menggunakan alat peraga (Powerpoint
Brosur, visual grafik, dll) saat
menyuluh
D penyuluh memecahkan masalah yang
Dialami oleh pembudidaya
C. Daftar
Pertanyaan Indept Interview
Wawancara dengan Pegawai BPBAP
Diseminasi Rumput Laut Takalar
1. Apakah Program kerja yang dilakukan
pihak BBAP (Balai Budidaya Air Payau) dalam hal desiminasi budidaya rumput
Laut?
2. Desa-desa yang saat ini masuk dalam
binaan program desiminasi yang dilakukan BBAP?
3. Adakah Bantuan saat ini yang diberikan
oleh pihak penyuluh dalam memfasilitasi kegiatan petani budidaya rumput laut?
4. Seberapa sering kegiatan penyuluhan
diberikan kepada kelompok petani rumput laut?
5. Kendala yang sering di keluhkan oleh
petani budidaya rumput laut dan cara mengatasinya?
6.
Manfaat
dan perubahan yang diperoleh petani budidaya rumput laut setelah dilakukan
penyuluhan?
Wawancara dengan pihak penyuluh perikanan
1. Apakah Program kerja yang dilakukan
pihak ormas dalam hal desiminasi budidaya rumput Laut?
2. Desa-desa yang saat ini masuk dalam
binaan program desiminasi yang dilakukan Ormas?
3. Adakah Bantuan saat ini yang diberikan
oleh pihak penyuluh dalam memfasilitasi kegiatan petani budidaya rumput laut?
4. Seberapa sering kegiatan penyuluhan
diberikan kepada kelompok petani rumput laut?
5. Kendala yang sering di keluhkan oleh
petani budidaya rumput laut dan cara mengatasinya?
6.
Manfaat
dan perubahan yang diperoleh petani budidaya rumput laut setelah dilakukan
penyuluhan?
D.
Karateristik responden Penyuluh dan petani
rumput laut di Kab. Takalar
1. Pegawai dan penyuluh perikanan Takalar
No
|
Informan
|
Umur
|
Jabatan
|
1
|
Akmal
|
47 Tahun
|
Ketua Diseminasi rumput laut BPBAP
|
2
|
Syuaib
|
36 Tahun
|
Anggota Diseminasi rumput laut BPBAP
|
3
|
Andi Makkarateng
|
36 Tahun
|
Ketua Penyuluh Perikanan Takalar
|
4
|
Irwan
|
39 Tahun
|
Anggota Penyuluh perikanan Takalar
|
2. Petani rumput laut Kabupaten Takalar
No
|
Responden
|
Kecamatan
|
Nama
kelompok
|
Jabatan
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
|
Muh.
Dahlan
Bombang
jipa
Ruddi
dg. Talli
Suryanti
Basse
tawaeng
Amin
dg. Kio
Andi
dg. Nyori
Dadi
Efendi
Jabbar
Hasanuddin
t
P
dg. Pata
J
dg. Mangun
Sy.
Dg. Bani
S.
Dg. Ronrong
Dg.
Labbang
Abbas
Alimuddin
Dg
tarru
Rasiyah
dg rowa
Sania
Manye
tawang
M
dg tompo
Abd
kadir
Dg.
Mallo
Dg.
Mangsung
Liling
Dg.
Pace
Supardi
dg.bela
Boha
dg rani
Sudarmin
Basri
L.dg.ngalle
Dg.
Sila
Jumanai
Rappung
Ardi
s
Dahlan
siballi
Rosida
S.dg.
Sikki
Umarta
nanring
Moncong
Jumansyah
Suddi
dg sarro
Suardi
liwang
Sainudding
tika
Sahu
Rewa
Nusi
Dg
bani
Rudi
dg kaseng
Haruna
tojeng
Suriani
dg sang
Jarung
dg tale
Baso
dg tuju
Mattayang
Sampara
Nojeng
Muh
kasim
Katamba
Erwin
Gassing
dg sija
Dg.
Ngalle
H.
Dg. Sua
Ato
dg. Nawang
T
dg. Rurung
M.
Dg. Sere
I
dg. Muntu
A
dg. Taba
Dg.
Tarru
Dg
ngabu
Anwar
sabang
Abduar
sese
Ajis
dg bella
Jumari
gassing
Safri
T
dg ngopu
Muh
dg naba
S
dg. Lewa
Nantang
tayang
Robi
Dg.
Ranyu
Dg.
Ngewa
Abd
latif
Sattu
dg ngera
Tallasa
dg sibali
S.
Dg nai
Dg
libu
Dg
rusdianto
Muh
aslan
|
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
|
Karya
bahari
Je’ne
tallasa
Je’ne
tallasa
Karya
bahari
Je’ne
tallasa
Je’ne
tallasa
Karya
bahari
Karya
bahari
Karya
bahari
Je’ne
tallasa
Batara
laut
Batara
laut
Batara
laut
Batara
laut
Batara
laut
Batara
laut
Jene
tallasa
Sumber
laut
Harapan
jaya
Mumi
jaya
Mumi
jaya
Sumber
laut
Sumber
laut
Makkio
dalle
Harapan
jaya
Harapan
jaya
Mumi
jaya
Makkio
dalle
Naiki
daeng
Naiki
daeng
Mentari
biru
Sipakatau
Sipakatau
Sipakatau
Mentari
biru
Mentari
biru
Mentari
biru
Sipakatau
Mentari
biru
Sipakatau
Karya
sejahtera
Sumakkara
Sumakkara
Karya
mandiri
Karya
mandiri
Karya
mandiri
Mentari
biru
Sumakkara
Sumakkara
Karya
sejahtera
Karya
sejahtera
Karya
sejahtera
Karya
mandiri
Barugaya
Barugaya
Barugaya
Barugaya
Barugaya
Bintar
bahari
Bintar
bahari
Julukanaya
Julukanaya
Julukanaya
Akbar
jaya
Julukanaya
Akbar
jaya
Akbar
jaya
Akbar
jaya
Akbar
jaya
Julukanaya
Tunas
harapan
Tunas
harapan
Cambaya
Cambaya
Cambaya
Cambaya
Minasa
jaya
Minasa
jaya
Minasa
jaya
Julukanaya
Bina
agar
Bina
agar
Bina
agar
Bina
agar
Sumber
laut
Sumber
laut
Akbar
jaya
Bina
agar
Pasir
tumbuh
Pasir
tumbuh
|
Ketua
Anggota
Sekertaris
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Ketua
Sekertaris
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Ketua
Ketua
Anggota
Anggota
Bendahara
Anggota
Ketua
Bendahara
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Ketua
Bendahara
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Ketua
Bendahara
Anggota
Ketua
Anggota
Bendahara
Bendahara
Ketua
Anggota
Anggota
Ketua
Anggota
Bendahara
Anggota
Anggota
Anggota
Ketua
Bendahara
Anggota
Anggota
Anggota
Ketua
Bendahara
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
Bendahara
Bendahara
Anggota
Ketua
Bendahara
Anggota
Anggota
Ketua
Bendahara
Anggota
Anggota
Bendahara
Anggota
Anggota
Ketua
Ketua
Bendahara
Anggota
Anggota
Ketua
Sekertaris
|
Wawancara
dengan ketua diseminasi rumput laut BPBAP Takalar (Akmal,47 Tahun)
1. Apakah Program kerja yang dilakukan
pihak BBAP (Balai Budidaya Air Payau) dalam hal desiminasi budidaya rumput
Laut?
Jawab
:
Program kerja yang saat ini dilakukan oleh
BBAP yaitu diseminasi inovasi
teknologi yaitu hasil yang diperoleh
balai dalam bentuk perekayasaan kemudian didesiminasikan dalam kultur jaringan.
Kemudian disebarkan kemasyarakat penggunaan kultur jaringan. Yang disesuaikan
dengan perairan masyarakat dan dikontrol selama kegiatan budidaya berlangsung.
2. Desa-desa yang saat ini masuk dalam
binaan program desiminasi yang dilakukan BBAP?
Jawab:
Kecamatan Sanrobone yaitu Desa Sanrobone, Desa Jenne, dan Desa Laguruda
sedangkan untuk Kecamatan Manggarabombang yaitu Desa Punaga dan Desa Laikang
3. Adakah Bantuan saat ini yang diberikan
oleh pihak penyuluh dalam memfasilitasi kegiatan petani budidaya rumput laut?
Jawab:
Jawab:
Balai menyiapkan sarana dan prasarana budidaya berupa bibit, pelampung, tali
risalat penjemuran dll. Masyarakan hanya menyiapkan lahan dan tenaga. Hasil
budidaya 50% diberikan ke balai dan 50% lagi diberikan kepada petani rumput
laut
4. Seberapa sering kegiatan penyuluhan
diberikan kepada kelompok petani rumput laut?
Penyuluhan
dari pihak balai dilakukan 2x seminggu yaitu memberikan pelatihan dan
pengawasan kegiatan
5. Kendala yang sering di keluhkan oleh
petani budidaya rumput laut dan cara mengatasinya?
Jawab:
Bibit yang diperoleh dari hasil budidaya petani bukan berasal dari bibit yang
unggul sehingga harga jual hasil budidaya juga rendah. Pihak balai saat ini
memberikan bantuan berupa bibit yang unggul dari hasil perekayasaan kultur
jaringan
6. Manfaat dan perubahan yang diperoleh
petani budidaya rumput laut setelah dilakukan penyuluhan?
Jawab:
Setelah adanya kegiatan diseminasi masyarakat
atau kelompok petani rumput laut bisa bermitra dengan balai dengan
meminjamkan kepada mitra kerja nanti hasil budidayanya dikembalikan kembali
dalam bentuk bibit.
Wawancara
dengan anggota diseminasi rumput laut BPBAP Takalar (Syuaib,36 Tahun)
1. Apakah Program kerja yang dilakukan
pihak BBAP (Balai Budidaya Air Payau) dalam hal desiminasi budidaya rumput
Laut?
Jawab:
Program kerja yang dilakukan pihak BBAP yaitu memberikan Diseminasi budidaya
bahkan kegiatannya sampai Indonesia Timur termasuk Kalimantan NTT dan Papua.
Diseminasi dilakukan dengan pemberian bantuan sarana prasarana, materi, dan
kultur jaringan. jika kecamatan tersebut sudah bisa Mandiri maka diseminasi
dipindahkan ke desa lain yang terdapat kelompok pembudidaya rumput laut atau
bahkan desa yang berpotensi untuk dilakukan budidaya rumput laut.
2 Desa-desa yang saat ini masuk dalam
binaan program desiminasi yang dilakukan BBAP?
Jawab:
Untuk beberapa tahun terakhir ini kegiatan dilakukan di Desa Sanrobone, Desa
Jenne, Desa Laguruda, Desa Punaga dan Desa Laikang
3. Adakah Bantuan saat ini yang diberikan
oleh pihak penyuluh dalam memfasilitasi kegiatan petani budidaya rumput laut?
Jawab:
Pemberian bantuan bibit Euchema, Gracillaria Verrucosa dan Gracillaria Gigas
yang disesuaikan dengan perairan desa setempat juga beberapa bantuan sarana
prasarana dalam membantu kegiatan budidaya rumput laut petani.
4. Seberapa sering kegiatan penyuluhan
diberikan kepada kelompok petani rumput laut?
Jawab
: Penyuluhan dari pihak balai dilakukan 2x seminggu yaitu memberikan pelatihan
dan pengawasan kegiatan bahkan bisa
lebih sesuai dengan dana yang turun dari pusat
5. Kendala yang sering di keluhkan oleh
petani budidaya rumput laut dan cara mengatasinya?
Jawab:
Harga Jual Hasil rumput laut terbilang sangat minim jauh dari harga standar
yang dibeli oleh pengumpul. Untuk itu kami dari pihak balai menentukan krieria
harga standar untuk rumput laut selain
itu kami memberikan para-para (Penjemuran) agar masyarakat bisa mempertahankan
kualitas rumput laut.
6. Manfaat dan perubahan yang diperoleh
petani budidaya rumput laut setelah dilakukan penyuluhan?
Jawab:
Setelah adanya kegiatan diseminasi masyarakat jadi mengerti CBRLB (cara
budidaya rumput laut yang baik) mulai dari persiapan panen pasca panen sampai
dengan pemasaran dengan mempertahankan kualitas rumput laut yang baik.
Wawancara
dengan ketua penyuluh perikanan Takalar (Andi Makkarateng,36 Tahun)
1. Apakah Program kerja yang dilakukan
pihak ormas dalam hal desiminasi budidaya rumput Laut?
Jawab
: Program kerja yang saat ini dilakukan oleh penyuluh perikanan yaitu
pendampingan administasi yaitu pendampingan dalam pembentukan koperasi juga
pendataan jumlah kelompok pembudidaya rumput laut yang akan di bina dan pendampingan
teknis berupa teknis budidaya rumput laut dilapangan, kami bekerjasama dengan
balai dari divisi rumput laut tentang cara dan metode budidaya rumput laut yang
baik dilapangan.
2. Desa-desa yang saat ini masuk dalam
binaan program desiminasi yang dilakukan Ormas?
Jawab:
Desa Laguruda dan Desa Jenne Tallasa sebagai kelompok budidaya rumput laut
binaan penyuluh untuk tahun ini.
3. Adakah Bantuan saat ini yang diberikan
oleh pihak penyuluh dalam memfasilitasi kegiatan petani budidaya rumput laut?
Jawab:Kami
dari pihak penyuluh hanya memberikan pendampingan administrasi dan pendampingan
teknis kepada kelompok budidaya rumput laut yang telah ditunjuk sebagai program
kerja kami. Untuk bantuan berupa saran dan prasarana di berikan langsung dari
kementrian kelautan dan perikanaan Takalar yang telah kami data.
4. Seberapa sering kegiatan penyuluhan
diberikan kepada kelompok petani rumput laut?
Jawab:
kegiatan penyuluhan rutinnya kita lakukan sebanyak 2x seminggu sehingga dalam
sebulan kita turun 8x kelapangan untuk memberikan pendampingan dan pelatihan .
5. Kendala yang sering di keluhkan oleh
petani budidaya rumput laut dan cara mengatasinya?
Jawab:
Modal dan kualitas rumput laut, kami dari pihak penyuluh mendata kelompok
pembudidaya dan membantu membentuk koperasi simpan pinjam dalam menangani
masalah modal dan untuk peningkatan kualitas rumput laut kami terus melakukan
pendampingan secara rutin guna memastikan kegiatan teknis budidaya rumput laut
dilapangan sudah sesuai dengan konsep CBRLB
6. Manfaat dan perubahan yang diperoleh
petani budidaya rumput laut setelah dilakukan penyuluhan?
Jawab:Pengetahuan
masyarakat tentang budidaya rumput laut yang baik masih rendah dan metode
penanaman yang mereka lakukan masih standar setelah masuknya penyuluhan mereka
(petani rumput laut) bertambah pengetahuannya tentang cara budidaya rumput laut
yang baik dan menjaga kualitas rumput hingga sampai tahap panen.
Wawancara
dengan anggota penyuluh perikanan Takalar (Irwan, 39 Tahun)
1. Apakah Program kerja yang dilakukan
pihak ormas dalam hal desiminasi budidaya rumput Laut?
Jawab
: saat ini program kerja yang dilakukan yaitu membina 10 kelompok pembudidaya
yang ada di Kecamatan sanrobone dengan memberikan pelatihan CBIB, memberikan
materi serta kegiatan pendampingan kelompok dalam kegiatan budidaya
2. Desa-desa yang saat ini masuk dalam
binaan program desiminasi yang dilakukan Ormas?
Jawab:
Desa Banyuara, Desa lagaruda, Desa bontomarannu, Desa pallakang, Desa
Sampulungan Desa Tamalate dan Desa Aeng batu-batu
3. Adakah Bantuan saat ini yang diberikan
oleh pihak penyuluh dalam memfasilitasi kegiatan petani budidaya rumput laut?
Jawab:
Bantuan diberikan oleh pihak kementrian kelautan dan perikanan, kami
dari pihak penyuluh hanya melakukan pendampingan. Pendampingan disini mulai
pembentukan kelompok sampai dengan peningkatan kelas kelompok dari kelompok
pemula, kelompok madia dan terakhir kelompok utama
4. Seberapa sering kegiatan penyuluhan
diberikan kepada kelompok petani rumput laut?
Jawab: Biasanya kegiatan penyuluhan dilakukan
sebanyak 2 kali dalam seminggu tetapi bahkan bisa lebih karena penyuluhan tidak
bersifat terjadwal tergantung kebutuhan kelompok petani.
5. Kendala yang sering di keluhkan oleh
petani budidaya rumput laut dan cara mengatasinya?
Jawab:
Butuh Modal dan sarana prasarana. Kami dan pihak penyuluh hanya menampung
keluhan dari masyarakat kemudian merekomendasikan kepada pihak pemerintah
6. Manfaat dan perubahan yang diperoleh
petani budidaya rumput laut setelah dilakukan penyuluhan?
Jawab:
Setelah adanya kegiatan penyuluhan masyarakat lebih aktif berbagi dan bercerita
masalah yang mereka hadapi dalam teknis budidaya. Kami dari pihak penyuluh
terus melakukan pendampingan sehingga masalah bisa dipecahkan secara bersama.
Lampiran
2. Dokumentasi
Gambar 1. Pengambilan
data skunder Ketua dan anggota
diseminasi rumput laut BPBAP Takalar
Gambar 2. Wawancara
dengan responden petani rumput laut di Kecamatan Mangarabombang
Gambar 3. Diskusi dengan
ketua dan anggota penyuluh perikanan Takalar
Gambar 4. Pengisian
kuisioner oleh responden pembudi daya rumput laut di Kecamatan Sanrobone
Gambar 5. Wawancara
dengan responden petani rumput laut di Kecamatan Mappakasunggu
Gambar 6. Pelatihan
diseminasi dan hasil perekayasaan oleh
BPBAP Takalar
BIODATA PENELITI
Nama :
Ibnu Malkan Hasbi
Nama
Panggilan : Imal
Tempat/Tanggal
Lahir : Makassar, 27 – 09 – 1992
No. Induk
Mahasiswa : P3300214005
Alamat : Jl. Mawas I No. H-23 MKSR
Pekerjaan : Mahasiswa
Email : Ibnumalkanhabi48@gmail.com
B.
Riwayat
Pendidikan
1. Tamat
SD tahun 2004 di SD Kartika VII-I Kota
Makassar
2. Tamat
SLTP tahun 2007 di SMPN 2 Kota Makassar
3. Tamat
SMA tahun 2010 di Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Kabupaten Bone
4. Tamat
Sarjana (S1) tahun 2014 di Fakultas Ilmu Kelautan Perikanan (FIKP) Unhas di
Kota Makassar
C Riwayat Pekerjaan
1.
Penyuluh
Perikanan Bantu (PPB) Dinas Kelautan Perikanan Peternakan Pertanian (DKP3) Kota
Makassar Tahun 2016 - Sekarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar