Selasa, 28 Februari 2017

T E S I S EFEKTIFITAS DISEMINASI TEKNOLOGI BUDIDAYA RUMPUT LAUT (KAPPAPHYCUS ALVAREZII) DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS BUDIDAYA DI KABUPATEN TAKALAR

T E S I S


EFEKTIFITAS DISEMINASI TEKNOLOGI BUDIDAYA RUMPUT LAUT (KAPPAPHYCUS ALVAREZII) DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS BUDIDAYA DI KABUPATEN TAKALAR

THE EFFECTIVENESS OF THE TECHNOLOGICAL DISSEMINATION OF SEAWEED (KAPPAPHYCUS ALVAREZII) CULTIVATION IN INCREASING THE PRODUCTIVITY IN TAKALAR REGENCY

 





IBNU MALKAN HASBI
P3300214005






PROGRAM STUDI ILMU PERIKANAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
PRAKATA
    Dengan Mengucapkan Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis sebagai suatu karya ilmiah. Adapun penyusunan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi guna memperoleh gelar master pada jurusan ilmu perikanan  program pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.
      Namun demikian penulis menyadari bahwa penyajian tesis ini yang berjudul “Efektifitas Diseminasi teknologi Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus Alvarezii) Dalam Meningkatkan Produktivitas Budidaya Di   Kabupaten Takalar”, masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan-keterbatasan. Maka dengan segala kerendahan hati, segala saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan tesis ini.
      Selanjutnya ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada :
1.      Prof. Dr Ir. Sutina Made, M.Si, selaku ketua komisi penasehat yang telah memberikan sumbangan pikiran dan pengalaman selama penulis menyusun tesis di Sekolah Pasca sarjana Universitas Hasanuddin Makassar.
2.      Dr. Ir. Mardiana E. Fachry, M.Si, selaku anggota komisi penasehat yang telah memberikan inspirasi ilmu, ide untuk bahan tesis dan  waktu yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyusun penelitian ini.
3.      Prof. Dr. Ir. Aris Baso M.Si, Dr. Ir. Gunarto Latama M.Sc, dan Dr. Hamzah S.Pi M.Si selaku tim penguji atas saran dan masukan sehingga tesis ini mengalami perbaikan setiap tahapan ujian.
4.      Dr. Ir. Zainuddin M.Si selaku ketua program studi ilmu perikanan program pascasarjana universitas hasanuddin Makassar
5.      Bapak / Ibu dosen ilmu perikanan yang telah mencurahkan waktu untuk sumbangan ilmu yang sangat berarti untuk pengembangan diri kami.
6.      Staff Akademik PPS ilmu perikanan universitas hasanuddin yang dengan setia dan tak bosan-bosannya dalam memberikan pelayanan kepada kami
7.      Bapak Sadat A,Pi, M. Adm KP, Akmal Alimuddin S.Pi M.Si & seluruh staff BPBAP Takalar yang telah memberi izin penelitian, fasilitas, serta bantuan selama pengumpulan data lapangan
8.      Secara khusus tesis ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis, Drs. Hasbi Muin & Dra.Rachmawaty Djaffar M.Si yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi S2 kasih saying serta doa yang tak henti hentinya yang sepenuhnya penulis belum sempat membalasnya
9.      Kepada Saudara-saudari Penulis Afiaty Istiarini Hasbi S.i.Kom dan Irwan Siradz Hasbi SE atas dukungan motivasi, semangat dan doa yang di berikan
10.   Kepada Resky Wahyuni SE dan semua pihak yang belum disebutkan. Terima kasih atas segala bantuan dalam merampung tesis ini, semoga amal baik yang diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT, Amin.



Makassar, November 2016



       Ibnu Malkan Hasbi
ABSTRAK
IBNU MALKAN HASBI. Efektivitas diseminasi teknologi budidaya rumput laut (Kappaphycus Alvarezii) dalam meningkatkan produktivitas budidaya di Kabupaten Takalar (dibimbing oleh Sutinah Made dan Mardiana E Fachry)

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis persepsi  masyarakat sebelum dan sesudah adanya kegiatan diseminasi teknologi budidaya rumput laut di Kabupaten Takalar. (2) Menganalisis tingkat adopsi teknologi budidaya rumput laut di tiga Kecamatan yang telah mengikuti kegiatan diseminasi. dan (3) Menganalisis strategi efektivitas diseminasi dalam meningkatkan produktivitas budidaya
Jenis penelitian ini adalah jenis kualitatif dan kuantitatif. Data yang di gunakan adalah data primer dan skunder. Pemilihan responden secara acak dengan wawancara mendalam terhadap tiga puluh petani rumput laut Kappaphycus sp serta empat penyuluh dan pegawai BPBAP Takalar. Penentuan sampel di lakukan dengan teknik random sampling dari tiga kecamatan mewakili lokasi penelitian. Data di analisis menggunakan dengan teknik SWOT melalui tabulasi silang yang dilanjutkan dengan metode  QPSM.
       Hasil Penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat pada variabel penanaman perawatan, penanganan hama penyakit, dan pasca panen berada dalam kategori rendah dengan indikator di bawah 75 persen. Tingkat adopsi tertinggi  pada Kecamatan Sanrobone, sedangkan  tingkat adopsi terendah yaitu  Kecamatan Mappakasunggu. Hasil formulasi ditemukan 8 strategi efektivitas diseminasi teknologi budidaya rumput laut yaitu (1)Pemilihan  materi dan Bahasa yang mudah dimengerti, (2)Pembentukan kelompok usaha bersama, (3)Membantu petani mengidentifikasi permasalahan di lokasi budidaya, (4)Bantuan bibit unggul dari kebun bibit, (5)Penataan lahan dan desain kontruksi pada perairan budidaya, (6)Pendampingan secara berkelanjutan, (7)Pembudidaya didorong untuk membagikan kesuksesan pribadinya kepada pembudidaya lain, (8)Peran penyuluh memfasilitasi bimbingan

Kata Kunci : Efektivitas, Diseminasi, Teknologi rumput laut (Kappaphycus sp), dan Produktivitas budidaya  


ABSTRACT
      This research aimed (1) To analyze the perception of the community before and after the  dissemination activities of the technological cultivation of the seaweed (Kappaphycus Alvarezii) in Takalar regency; (2) to analyze the adoption level of the cultivation technology of the seaweed in three sub districts which had joint in the dissemination activities; (3) to analyze the effective strategy of the dissemination  to increase the cultivation productivity.
       The type of the research was qualitative and quantitative research. The data used were the primary and secondary data. The respondents were chosen using the random sampling technique with the in-depth interviews with 30 the seaweed (Kappaphycus sp) farmers, and four agricultural extension workers and employees of Takalar BPBAP. The samples were chosen using the random sampling technique from the three sub-districts to represent the research locations. The data were analyzed using SWOT technique through the cross tabulation which was then continued  with QPSM method.
       The research results indicated that the perception of the community toward the planting, the treatment, the handling of the pests and diseases, and the post-harvest treatment could be categorized as low with the indicator of below 75%. The highest adoption was in Sanrobone Sub-District, while lowest adoption was in  Mappakasunggu Sub-District. The formulation results indicated 8 strategies of the dissemination effectiveness of the seaweed cultivation technology, namely (1) the selection of the materials and language which was easy to understand, (2) the group formation of the common efforts, (3) to assist the farmers in identifying the problems faced in the locations of the cultivation (4) the assistance with the superior seedlings taken from seedling gardens, (5) the land structuring and the construction design of the irrigation in the cultivation areas, (6) the sustainable assistance, (7) the cultivation actors should be pushed to share their personal success with other actors, and (8) the roles of the extension personnel in facilitating the guidances

Keyword: effectiveness, dissemination, seaweed (Kappaphycus sp) technology, cultivation productivity

B. RUMUSAN MASALAH

       Sebagian besar penduduk masyarakat pesisir Kabupaten Takalar pada umumnya berprofesi sebagai pembudidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii. Usaha rumput laut  merupakan mata pencaharian baru bagi masyarakat pesisir yang hanya menggunakan teknologi seadanya dan masih tidak mampu mengolahnya secara optimal.  Dengan peralatan yang sangat sederhana, dan keterbatasan pengetahuan yang  dimiliki, pembudi daya rumput laut sangat membutuhkan difusi dan adopsi diseminasi dalam peningkatan usaha rumput laut  mereka mulai dari proses persiapan budidaya, penanaman dan perawatan, pencegahan hama penyakit hingga sampai proses pasca panen dapat membantu dalam peningkatkan produktivitas budidaya.
       Hal ini mendorong pihak BPBAP (Balai Perikanan dan Budidaya Air Payau) dan pihak penyuluh perikanan  untuk terus mengupayakan adanya peningkatan pengetahuan dan kesejatraan masyarakat pesisir khususnya pembudidaya rumput laut dengan berbagai macam inovasi untuk membantu peningkatan produktivitas budidaya. Upaya Pemerintah khususnya dalam Balai perikanan budidaya air payau  (BPBAP) dalam mengatasi hal tersebut  telah dilakukan diseminasi dengan peningkatan jumlah paket teknologi budidaya yang efisien, efektif, ramah lingkungan dan berkelanjutan. upaya untuk mengubah perilaku petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai kemauan serta mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil usaha dan tingkat kehidupannya. Sehingga, melalui Efektivitas diseminasi perlu diketahui seberapa pengetahuan dan tingkat adopsi masyarakat dalam Teknologi budidaya rumput laut sesuai konsep cara budidaya rumput laut yang baik (cbrlb) dalam meningkatkan produktivitas budidaya, dengan rumusan sebagai berikut?
1.    Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah adanya kegiatan diseminasi teknologi budidaya rumput laut di Kabupaten Takalar?
2.    Seberapa besar tingkat adopsi teknologi budidaya rumput laut terhadap tiga Kecamatan yang telah mengikuti kegiatan diseminasi ?
3.    Bagaimana strategi meningkatan pengetahuan masyarakat dan tingkat adopsi teknologi budidaya rumput laut?

C. Tujuan Penelitian

      Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
1.    Menganalisis tingkat pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah adanya kegiatan diseminasi teknologi budidaya rumput laut di Kabupaten Takalar
2.    Menganalisis ukuran tingkat adopsi teknologi budidaya rumput laut di tiga Kecamatan yang telah mengikuti kegiatan diseminasi
3.    Menganalisis strategi pengetahuan dan tingkat adopsi teknologi budidaya rumput laut.

D. Kegunaan Penelitian

     Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1.    Sebagai bahan acuan dan rekomendasi kebijakan terhadap diseminasi budidaya rumput laut dalam meningkatkan produktivitas pembudidaya rumput laut di kabupaten Takalar.
2.    Memberikan motivasi bagi pembudidaya rumput laut untuk meningkatkan produksi budidaya
3. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji lebih dalam tentang program diseminasiBPBAP Takalar terhadap peningkatan kesejatraan pembudi daya rumput laut

BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.    Pengetahuan masyarakat tentang cara budidaya rumput laut yang baik  sebelum dan setelah adanya kegiatan diseminasi terjadi peningkatan pengetahuan. Dari 4 variabel terdapat 20 Aspek cbrlb yang telah di uji dan dianalisis, namun 8 aspek diantaranya yaitu pemilihan lokasi budidaya, mengatur jarak tanam, penanaman ulang rumput laut yang rusak, pencegahan hama penyakit dengan bahan kimia, terjangkit penyakit dibuang kemudian ditanam baru, pemasangan pagar yang terbuat dari jaring, tempat pengeringan menggunakan para2 dan memperhatikan kadar air-31-35%, garam kotoran 5%, rendemen 25% pengetahuan responden secara keseluruhan masuk dalam kategori rendah dengan presentase dibawah 75 persen. Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan adopsi masyarakat tentang teknologi budidaya rumput laut belum efektif dengan kegiatan diseminasi yang dilakukan selama dua kali seminggu.
2.    Pengetahuan masyarakat yang telah di adopsi petani dalam kegiatan  budidaya rumput laut di Kecamatan Sanrobone lebih tinggi dengan tingkat perentase 77,75 persen, Kecamatan Mangarabombang dengan tingkat persentase 75.50 persen dan Kecamatan dengan tingkat adopsi terendah yaitu  Mappakasunggu dengan tingkat presentase 73.75 persen. pada variabel penanaman dan perawatan masuk pada kategori tinggi dengan indikator diatas 75 persen Sedangkan untuk variabel persiapan budidaya, variabel penanganan hama penyakit, dan pasca panen. Masih masuk dalam kategori rendah dengan indikator di bawah 75 persen. Pada tahapan ini menunjukkan bahwa dari beberapa aspek pengetahuan masyarakat yang telah diperoleh dari kegiatan diseminasi belum sepenuhnya di laksanakan (adopsi) dalam kegiatan budidaya.
3.    Berikut strategi diseminasi meningkatkan pengetahuan petani dan tingkat adopsi teknologi budidaya rumput laut:
1)    Pemilihan materi dan bahasa yang mudah di mengerti
2)    Pembentukan kelompok usaha bersama (KUB)
3)    Membantu petani mengidentifikasi  permasalahan di lokasi
4)    Bantuan  bibit unggul dari kebun bibit
5)    Penataan lahan dan desain konstruksi pada perairan budidaya
6)    Pendampingan secara berkelanjutan
7)    Pembudidaya didorong untuk membagikan kesuksesan pribadinya kepada pembudidaya lain
8)    Peran penyuluh memfasilitasi bimbingan
B.   Saran
1.    Peran penyuluh dan perhatian dari dinas BBAP dan pemerintah setempat untuk terus mensosialisasikan kegiatan penyuluhan  untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat.
2.    Agar upaya tingkat adopsi dapat lebih di terapkan oleh masyarakat maka dalam kegiatan diseminasi perlu mengutamakan pengembangan ketrampilan teknis, pengetahuan teknis, motif dan untuk memperbaiki mutu dan produk, pemecahan masalah hama, dan pasca panen.
3.    Pemerintah mengatur Tata kelola kawasan budi daya  pemanfaatan wilayah pesisir dan laut Perairan lepas pantai agar dapat di manfaatkan secara optimal untuk menghindari terjadinya konflik antara nelayan dan petani rumput laut.


DAFTAR PUSTAKA
Akmal. 2008. Teknologi Budi daya Laut (Budi daya Rumput Laut,Kappaphycus Alvarezii )Makalah Pelatihan Apresiasi dan Pembinaan Teknis TPT Direktorat Jenderalerikanan Budi daya, Tanggal 3 –8 Maret 2008 di Balai Budi daya Air PayauTakalar Direktorat Jenderal Perikanan Budi daya

Alam., A. 2011. Kualitas Karaginan Rumput Laut Jenis Eucheuma Spinosum di Perairan Desa Punaga Kabupaten Takalar. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Amiluddin, 2007. Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia. Nomor Per. 05/MEN/2007. Tentang Penyelenggaraan Sistem Pemantauan Kapal Perikanan.

Andi A., Syamsu A A., Mukti Z. 2013. Kajian kandungan keragenan rumput laut Kappaphycus alvarezii pada kondisi perairan yang berbeda. Jurnal pertanian  pascasarjana unhas. Vol.13 no 3

Anggadireja T., Zatnika, A., Purwoto, H., dan Istini, S. 2010. Metode Budi daya rumput laut.Cetakan ke 5 penebar swadaya: Jakarta.

Andries & Nandy 2014. Diseminasi Teknologi Pertanian. Pertanian hijau Agronomi3000(Online),(Http://agronomi3000.blogspot.com/2012/05/Diseminasiteknologipertanian.html diakses 24 februari 2016)

Arman P., Syamsu A A., Mustafa A..2006. Karateristik perairan klaster Tinaggea Kabupaten Konawe selatan untuk pengembangan budidaya rumput laut Kappaphycus Alvarezii. Jurnal pertanian  pascasarjana unhas. Vol.12 no 2
.
Armiyanti Putu, N. N. 2012. Tingkat Produktivitas Budi daya Rumput Laut pada perairan pantai di Kecamatan nusa penida kabupaten klungkung. Tesis: Program Pascasarjana Undiksha Singaraja.

Aziz H. 2011. Metode Penelitian Penyuluhan dan Teknik Analisis Data.Jakarta: Salemba Medika

Balai Penyuluhan kehutanan pertanian dan perikanan Gumbasa. 2014. Penyuluh bekerja ikhlas memanen berkah, (Online), (http://bp3k-gumbasa.blogspot.co.id/ diakses 10 Maret 2016)

Dapertemen pertanian. 2010. Modul diklat tugas dan fungsi penyuluhan pertanian, (Online), (http://www.pustaka.deptan.go.id/diakses 8 februari 2016)

Dapertemen pertanian.  2011. penyelenggaraan penyuluhan pertanian, (Online), (http://cybex.pertanian.go.id/gerbangnasional/detail/2899, diakses 8 april 2016)

Doty MS. 1985. Kappaphycus  alvarezii sp.nov (Gigartinales, Rhodophyta) from Malaysia. Di dalam: Abbot IA, Norris JN (editors). Taxonomy of Economic Seaweeds. California Sea Grant College Program. p 37 – 45.
 

Eukurg ES. 2011. The world of the counseler: an introduction to the counseling profession. Fourth  Edition. Google book. Didownload Mei 2016

Fatimah S., Ambo T., Hamsah. 2006. Strategi pengembangan agribisnis rumput laut (Eucheuma Cottoni) Di Kabupaten Luwu. Jurnal pertanian  pascasarjana unhas. Vol.14 no 3

Fatchiya,A. 2010. Pola pengembangan kapasitas pembudi daya ikan diprovinsi jawa barat. Disertasi. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institute pertanian bogor.

Ginting IB. 2006. Analisis hubungan pengetahuan gizi, motivasi, preferensi pangan dan kebiasaan makan sayuran ibu rumah tangga dikota dan desa Bogor.skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian IPB Bogor.

Hariadi,S.S.2006. Penyuluhan dengan pendekatan wilayah guna mewujudkan desa sebagai pusat pertumbuhan di kabupaten gunung kidul. Jurnal ilmu pertanian.Jogyakarta

Hidayat N, Masdiana CP dan Suhartini S. 1994. Mikrobiologi Industri. Andi: Yogyakarta.

ILO. 2007. Kerja pasar tenaga kerja produktivitas. (Online). (http://www.ilo.org/global/About_the_ilo Diakses pada tanggal 16 Juli 2016)

Kadi, A. (2004). Potensi Rumput Laut di Beberapa Perairan Pantai Indonesia. OseanaJournal, Volume XXIX, Nomor 4, Tahun 2004. 25-36.

Kartono,2008. Pengertian penyuluhan pertanian, (Online), (http://www.ronggolawe13.blogspot.com/, diakses 9 februari 2016).

Kementrian Kelautan dan Perikanan Sulsel, 2014. Produksi rumput laut Sulawesi Selatan. Sulawesi Selatan: Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Kementrian Kelautan dan Perikanan Takalar, 2014. Laporan Tahunan Kementrian Kelautan dan Perikanan Kabupaten Takalar.  Sulawesi Selatan: Kementrian Kelautan dan Perikanan Takalar.

Kementrian Kelautan dan Perikanan Takalar, 2015. Potensi rumput laut Kabupaten Takalar . Sulawesi Selatan: Kementrian Kelautan dan Perikanan Takalar.


Kurniawati T, 2009. Ekonomi Pertanian, (Online),  (http://tatiek.lecture.ub.ac.id/files/2009/09/quick-review-1_-ekonomi pertanian.pdf, diakses 9 februari 2016)

kustiari Tanti, 2012. Pengaruh Efektivitas Penyuluhan Terhadap Kompetensi Pembudi Daya. Ilmu penyuluhan pembangunan IPB: Bogor

Kustanti, A. 2012. Manajemen Hutan Mangrove. Bogor : IPB Press.

Kusuma Ali. 2006.  jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.11 No 1, Kalimantan: Universitas Darwan Ali Sampit.

Lubis, Lusiana Andriana. 2005. Pengantar Komunikasi Lintas Budaya. Medan :FISIP USU.

Mandehall W. 2005. Elementary survey sampling PWS-KENT Publishing Company. Boston

Mardikanto T, 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian.Sebelas maret university press: Surakarta

Mardikanto T & Sutami. 2009. Pengantar penyuluhan pertanian. Hapsarah: Surabaya.

Ma’ruf. 2010. Peraturan Menteri Perikanan dan Kelautan Nomor. PER. 15/MEN/2010.

Mubarak 2006. Petunjuk teknis budi daya rumput laut. Cv. Sagung Seto: Jakarta.
Nur R., Yusfi l., A. Niartiningsih.2013. keberlanjutan budidaya rumput laut Kappaphycus Alvarezii di kecamatan binamu kabupaten Jeneponto. Jurnal pertanian  pascasarjana unhas. Vol.13 no 2

Pariyaman, 2010. Pengembangan Perikanan Dan Kelautan menuju Masyarakat Sejahtera.

Prasetyo Bambang & Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif:Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit PT.Raja Grafindo
           Persada.
Putu A. (2012). Tingkat Produktivitas Budi daya Rumput Laut pada perairan pantai di kecamatan nusa penida kabupaten klungkung. Tesis  Bali: Program Pascasarjana Undiksha Singaraja.
Rangkuti, 2008. Sinergitas Perikanan Tangkap dengan Priwisata.

Rahman, 2011. Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat Penangkapan Ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia

Rogers, E.M. 1983. Diffusions of Innovations, Third Edition. Free Press. New York

Saridewi,R. dkk. 2010. Hubungan antara Peran Penyuluh dan Adopsi Teknologi oleh Petani terhadap peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Tasikmalaya.Journal STPP. Bogor.

Sambo L., Benyamin M., & Barkey R. (2012).Strategi keberlanjutan budidaya rumput  laut masyarakat pesisir kabupaten luwu Jur Torani Vol. 5

Sedarmayanti.2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV Mandar Maju.

Setyaningsih, H, 2011. Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii dengan metode longline dan strategi pengembangannya diperairan karimunjawa, Tesis Bogor: pascasarjana IPB.

Sinaryanti Titin, 2013. Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Nomor 14/permen-kp/2013. Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan. Nomor PER.04/MEN/2012 Tentang Obat Ikan.

Slamet, 2007. Menuju pembangunan berkelanjutan tentang system penyuluhan dalam pemberdayaar manusia pembangunan yang bermartabat. IPB Press. Bogor

Soekartawi.1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian.Penerbit Universitas Indonesia.

Sujarmoko, Ferry dan Agus. 2008. Pembentukan Modal Petani Gambir di Kabupaten Lima Puluh Sumatera Barat. Jurnal Ristri, Vol 1 2008.

Sujatmiko W., & Angkasa I. (2008). Teknik Budidaya Rumput Laut dengan Metode Tali Panjang Direktorat Pengkajian Kehidupan. Badan Penerapan Pengkajian Teknologi (BPPT). Jakarta. 10 hal.

Sulaiman, 2006. Analisis Data Pokok Kementerian Kelautan dan Perikanan

Sulistyo, 19   88. Usaha Perikanan skala kecil/Perikanan Rakyat Kalimantan.

Suparta, Nyoman. 2010. Memantapkan Strategi Pengelolaan Pertanian. Denpasar : Pustaka Nayottama

Swanson,S.R. & Davis,J.e. 2006,"Art spatronage: asocial identity perspective", Journal of Marketing Theory and Practice,14,125-139.

Tanti K., Sumardjo., Slamet M., & Tjitropranoto P. 2012. Pengaruh efektivitas penyuluhan terhadap kompetensi pembudi daya. Ilmu penyuluhan pembangunan. Journal Sosek KPIPB BogorVol. 7 No. 1 Tahun 2012

Titin S. 2013. Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.Nomor 14/permen-kp/2013.Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan.Nomor PER.04/MEN/2012 Tentang Obat Ikan.

Tjiptoherijanto, P. 2008. Proyeksi Penduduk, Angkatan Kerja, Tenaga Kerja, dan Peran Serikat Pekerja dalam Peningkatan Kesejahteraan  Perencaan Pembangunan\ Edisi 23 Th 2008.

Valderrama, D. (2009). Social and Economic Dimensions of Seaweed  Farming: A Global Review Journal. IIFET 2012 Tanzania Procedings

Wahyu F., Baso A., & Made S. (2012). Evaluasi program bantuan Departemen Kelautan  dan Perikanan terhadap peningkatan pendapatan pembudidaya rumput laut di Kabupaten Bantaeng. Journal Torani

WWF-Indonesia, 2014. Masyarakat dan Konservasi: 50 Kisah yang Menginspirasi dari WWF untuk Indonesia. Jakarta: WWF-Indonesia.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
Identitas Responden
Dengan hormat,
Kuesioner ini merupakan alat pengumpulan data yang diperlukan untuk melengkapi penulisan Tesis ini. Oleh karena itu dengan kerendahan hati saya mohon kesediaan saudara untuk menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner ini dengan jelas dan lengkap, atas kesediaannya saya Ucapkan terimakasih.
Salam hormat :
Nama        :…………………………..        Nama kelompok:……………………
Umur         :…………………………...       Jabatan             : …………………….
Kecamatan:…………………………...  
Kelurahan/Desa:……………………..          
Jenis Kelamin         : a. Laki-laki                    b. Perempuan
Pendidikan terakhir : a. SD                            b. SLTP             c. SLTA        
                                  d. Diploma                    e. S1             f.(dll)……...........
Pekerjaan Utama :……….…………       Pek. sampingan:………………..
Jumlah Anggota Keluarga:…………………………………….

A. Pengetahuan masyarakat
Berilah tanda silang (X), pada kuesioner di bawah ini, dengan pilihan jawaban :  Sangat Mengetahui (SM)  Mengetahui (M) Cukup Mengetahui(CM)  Kurang Mengetahui (KM) Tidak Mengetahui (TM)
SM
M
CM
KM
TM
1.    Persiapan Budi daya                                                                    





a.  Pemilihan lokasi budi daya
b.  Sumber bibit berasal dari alam
c.  Persiapan tali bentangan,botol plastik
d.  Keterjangkauan sarana dan prasarana
e.  Tenaga kerja memadai

SM
M
CM
KM
TM
2.   Penanaman dan perawatan






a.    Persiapan penanaman
b.    Metode penanaman longline
c.    Mengatur jarak tanam
d.    Pengontrolan rutin seminggu sekali
e.    Penanaman ulang rumput laut yang
rusak
SM
M
CM
KM
TM
3       Penanganan hama dan penyakit






a.    Pengambilan sampel dan                
Pengecekan rutin
b.    Musim tanam yang tepat
c.    Pencegahan dengan bahan kimia
d.    Terjangkit penyakit dibuang dan
ditanam rumput laut yang baru
e.    Memasang pagar dari jaring

 4      Pasca panen
SM
M
CM
KM
TM






a.    Kadar air 31-35%
Garam dan kotoran 5%                
Rendemen 25%
b.    Umur panen 45 hari
c.    Mempertimbangkan cuaca panen
d.    Pengeringan menggunakan alas
atau para-para
e.    Lokasi pengeringan jauh dari
hewan ternak dan jalan raya
B. Tingkat adopsi diseminasi
Berilah tanda silang (X), pada kuesioner di bawah ini, dengan pilihan
Di adopsi
Tidak adopsi













1.    Persiapan Budi daya                                                                    
a.    Pemilihan lokasi budi daya
b.    Sumber bibit berasal dari alam
c.   Persiapan tali bentangan,botol plastik
d.   Keterjangkauan sarana dan prasarana
e.   Tenaga kerja memadai

Di adopsi
Tidak adopsi










2.   Penanaman dan perawatan
a.  Persiapan penanaman
b.    Metode penanaman longline
c.  Mengatur jarak tanam
d.  Pengontrolan rutin seminggu sekali
e.  Penanaman ulang rumput laut yang
rusak
Di adopsi
Tidak adopsi










3    Penanganan hama dan penyakit                
a.    Pengambilan sampel dan                
Pengecekan rutin
b.    Musim tanam yang tepat
c.    Pencegahan dengan bahan kimia
d.    Terjangkit penyakit dibuang dan
ditanam rumput laut yang baru
e.    Memasang pagar dari jaring


 4      Pasca panen                                    
Di adopsi
Tidak adopsi











a.    Kadar air 31-35%
 Garam dan kotoran 5%                
 Rendemen 25%
b.    Umur panen 45 hari
c.    Mempertimbangkan cuaca panen
d.    Pengeringan menggunakan alas
 atau para-para
e.    Lokasi pengeringan jauh dari
hewan ternak dan jalan raya

5.    Kegiatan Penyuluhan
     Ya
         Tidak









       a. Kunjungan Penyuluh
       b. Materi penyuluhan
       c. Menggunakan alat peraga (Powerpoint
           Brosur, visual grafik, dll) saat menyuluh
       D penyuluh memecahkan masalah yang
           Dialami oleh pembudidaya
C.   Daftar Pertanyaan Indept Interview
Wawancara dengan Pegawai BPBAP Diseminasi Rumput Laut  Takalar  

1.    Apakah Program kerja yang dilakukan pihak BBAP (Balai Budidaya Air Payau) dalam hal desiminasi budidaya rumput Laut?
2.    Desa-desa yang saat ini masuk dalam binaan program desiminasi yang dilakukan BBAP?
3.    Adakah Bantuan saat ini yang diberikan oleh pihak penyuluh dalam memfasilitasi kegiatan petani budidaya rumput laut?
4.    Seberapa sering kegiatan penyuluhan diberikan kepada kelompok petani rumput laut?
5.    Kendala yang sering di keluhkan oleh petani budidaya rumput laut dan cara mengatasinya?
6.    Manfaat dan perubahan yang diperoleh petani budidaya rumput laut setelah dilakukan penyuluhan?
Wawancara dengan pihak penyuluh perikanan

1.    Apakah Program kerja yang dilakukan pihak ormas dalam hal desiminasi budidaya rumput Laut?
2.    Desa-desa yang saat ini masuk dalam binaan program desiminasi yang dilakukan Ormas?
3.    Adakah Bantuan saat ini yang diberikan oleh pihak penyuluh dalam memfasilitasi kegiatan petani budidaya rumput laut?
4.    Seberapa sering kegiatan penyuluhan diberikan kepada kelompok petani rumput laut?
5.    Kendala yang sering di keluhkan oleh petani budidaya rumput laut dan cara mengatasinya?
6.    Manfaat dan perubahan yang diperoleh petani budidaya rumput laut setelah dilakukan penyuluhan?



D.   Karateristik responden Penyuluh dan petani rumput laut di Kab. Takalar
1.    Pegawai dan penyuluh perikanan Takalar
No
Informan
Umur
Jabatan
1
Akmal
47 Tahun
Ketua Diseminasi rumput laut BPBAP
2
Syuaib
36 Tahun
Anggota Diseminasi rumput laut BPBAP
3
Andi Makkarateng
36 Tahun
Ketua Penyuluh Perikanan Takalar
4
Irwan
39 Tahun
Anggota Penyuluh perikanan Takalar

2.  Petani rumput laut Kabupaten Takalar
No
Responden
Kecamatan
Nama kelompok
Jabatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
Muh. Dahlan
Bombang jipa
Ruddi dg. Talli
Suryanti
Basse tawaeng
Amin dg. Kio
Andi dg. Nyori
Dadi
Efendi
Jabbar
Hasanuddin t
P dg. Pata
J dg. Mangun
Sy. Dg. Bani
S. Dg. Ronrong
Dg. Labbang
Abbas
Alimuddin
Dg tarru
Rasiyah dg rowa
Sania
Manye tawang
M dg tompo
Abd kadir
Dg. Mallo
Dg. Mangsung
Liling
Dg. Pace
Supardi dg.bela
Boha dg rani
Sudarmin
Basri
L.dg.ngalle
Dg. Sila
Jumanai
Rappung
Ardi s
Dahlan siballi
Rosida
S.dg. Sikki
Umarta nanring
Moncong
Jumansyah
Suddi dg sarro
Suardi liwang
Sainudding tika
Sahu
Rewa
Nusi
Dg bani
Rudi dg kaseng
Haruna tojeng
Suriani dg sang
Jarung dg tale
Baso dg tuju
Mattayang
Sampara
Nojeng
Muh kasim
Katamba
Erwin
Gassing dg sija
Dg. Ngalle
H. Dg. Sua
Ato dg. Nawang
T dg. Rurung
M. Dg. Sere
I dg. Muntu
A dg. Taba
Dg. Tarru
Dg ngabu
Anwar sabang
Abduar sese
Ajis dg bella
Jumari gassing
Safri
T dg ngopu
Muh dg naba
S dg. Lewa
Nantang tayang
Robi
Dg. Ranyu
Dg. Ngewa
Abd latif
Sattu dg ngera
Tallasa dg sibali
S. Dg nai
Dg libu
Dg rusdianto
Muh aslan
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Sanrobone
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mangarabombang
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Mappakasunggu
Karya bahari
Je’ne tallasa
Je’ne tallasa
Karya bahari
Je’ne tallasa
Je’ne tallasa
Karya bahari
Karya bahari
Karya bahari
Je’ne tallasa
Batara laut
Batara laut
Batara laut
Batara laut
Batara laut
Batara laut
Jene tallasa
Sumber laut
Harapan jaya
Mumi jaya
Mumi jaya
Sumber laut
Sumber laut
Makkio dalle
Harapan jaya
Harapan jaya
Mumi jaya
Makkio dalle
Naiki daeng
Naiki daeng
Mentari biru
Sipakatau
Sipakatau
Sipakatau
Mentari biru
Mentari biru
Mentari biru
Sipakatau
Mentari biru
Sipakatau
Karya sejahtera
Sumakkara
Sumakkara
Karya mandiri
Karya mandiri
Karya mandiri
Mentari biru
Sumakkara
Sumakkara
Karya sejahtera
Karya sejahtera
Karya sejahtera
Karya mandiri
Barugaya
Barugaya
Barugaya
Barugaya
Barugaya
Bintar bahari
Bintar bahari
Julukanaya
Julukanaya
Julukanaya
Akbar jaya
Julukanaya
Akbar jaya
Akbar jaya
Akbar jaya
Akbar jaya
Julukanaya
Tunas harapan
Tunas harapan
Cambaya
Cambaya
Cambaya
Cambaya
Minasa jaya
Minasa jaya
Minasa jaya
Julukanaya
Bina agar
Bina agar
Bina agar
Bina agar
Sumber laut
Sumber laut
Akbar jaya
Bina agar
Pasir tumbuh
Pasir tumbuh
Ketua
Anggota
Sekertaris
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Ketua
Sekertaris
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Ketua
Ketua
Anggota
Anggota
Bendahara
Anggota
Ketua
Bendahara
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Ketua
Bendahara
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Ketua
Bendahara
Anggota
Ketua
Anggota
Bendahara
Bendahara
Ketua
Anggota
Anggota
Ketua
Anggota
Bendahara
Anggota
Anggota
Anggota
Ketua
Bendahara
Anggota
Anggota
Anggota
Ketua
Bendahara
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
Bendahara
Bendahara
Anggota
Ketua
Bendahara
Anggota
Anggota
Ketua
Bendahara
Anggota
Anggota
Bendahara
Anggota
Anggota
Ketua
Ketua
Bendahara
Anggota
Anggota
Ketua
Sekertaris
Wawancara dengan ketua diseminasi rumput laut BPBAP Takalar (Akmal,47 Tahun)

1.    Apakah Program kerja yang dilakukan pihak BBAP (Balai Budidaya Air Payau) dalam hal desiminasi budidaya rumput Laut?
Jawab :
      Program kerja yang saat ini dilakukan oleh BBAP yaitu  diseminasi inovasi teknologi  yaitu hasil yang diperoleh balai dalam bentuk perekayasaan kemudian didesiminasikan dalam kultur jaringan. Kemudian disebarkan kemasyarakat penggunaan kultur jaringan. Yang disesuaikan dengan perairan masyarakat dan dikontrol selama kegiatan budidaya berlangsung.

2.    Desa-desa yang saat ini masuk dalam binaan program desiminasi yang dilakukan BBAP?
Jawab: Kecamatan Sanrobone yaitu Desa Sanrobone, Desa Jenne, dan Desa Laguruda sedangkan untuk Kecamatan Manggarabombang yaitu Desa Punaga dan Desa Laikang

3.    Adakah Bantuan saat ini yang diberikan oleh pihak penyuluh dalam memfasilitasi kegiatan petani budidaya rumput laut?
Jawab:
Jawab: Balai menyiapkan sarana dan prasarana budidaya berupa bibit, pelampung, tali risalat penjemuran dll. Masyarakan hanya menyiapkan lahan dan tenaga. Hasil budidaya 50% diberikan ke balai dan 50% lagi diberikan kepada petani rumput laut

4.    Seberapa sering kegiatan penyuluhan diberikan kepada kelompok petani rumput laut?
Penyuluhan dari pihak balai dilakukan 2x seminggu yaitu memberikan pelatihan dan pengawasan kegiatan

5.    Kendala yang sering di keluhkan oleh petani budidaya rumput laut dan cara mengatasinya?
Jawab: Bibit yang diperoleh dari hasil budidaya petani bukan berasal dari bibit yang unggul sehingga harga jual hasil budidaya juga rendah. Pihak balai saat ini memberikan bantuan berupa bibit yang unggul dari hasil perekayasaan kultur jaringan

6.    Manfaat dan perubahan yang diperoleh petani budidaya rumput laut setelah dilakukan penyuluhan?
Jawab: Setelah adanya kegiatan diseminasi masyarakat  atau kelompok petani rumput laut bisa bermitra dengan balai dengan meminjamkan kepada mitra kerja nanti hasil budidayanya dikembalikan kembali dalam bentuk bibit.
Wawancara dengan anggota diseminasi rumput laut BPBAP Takalar (Syuaib,36 Tahun)

1.    Apakah Program kerja yang dilakukan pihak BBAP (Balai Budidaya Air Payau) dalam hal desiminasi budidaya rumput Laut?
Jawab: Program kerja yang dilakukan pihak BBAP yaitu memberikan Diseminasi budidaya bahkan kegiatannya sampai Indonesia Timur termasuk Kalimantan NTT dan Papua. Diseminasi dilakukan dengan pemberian bantuan sarana prasarana, materi, dan kultur jaringan. jika kecamatan tersebut sudah bisa Mandiri maka diseminasi dipindahkan ke desa lain yang terdapat kelompok pembudidaya rumput laut atau bahkan desa yang berpotensi untuk dilakukan budidaya rumput laut.

2      Desa-desa yang saat ini masuk dalam binaan program desiminasi yang dilakukan BBAP?
Jawab: Untuk beberapa tahun terakhir ini kegiatan dilakukan di Desa Sanrobone, Desa Jenne, Desa Laguruda, Desa Punaga dan Desa Laikang

3.    Adakah Bantuan saat ini yang diberikan oleh pihak penyuluh dalam memfasilitasi kegiatan petani budidaya rumput laut?
Jawab: Pemberian bantuan bibit Euchema, Gracillaria Verrucosa dan Gracillaria Gigas yang disesuaikan dengan perairan desa setempat juga beberapa bantuan sarana prasarana dalam membantu kegiatan budidaya rumput laut petani.

4.    Seberapa sering kegiatan penyuluhan diberikan kepada kelompok petani rumput laut?
Jawab : Penyuluhan dari pihak balai dilakukan 2x seminggu yaitu memberikan pelatihan dan pengawasan kegiatan  bahkan bisa lebih sesuai dengan dana yang turun dari pusat

5.    Kendala yang sering di keluhkan oleh petani budidaya rumput laut dan cara mengatasinya?
Jawab: Harga Jual Hasil rumput laut terbilang sangat minim jauh dari harga standar yang dibeli oleh pengumpul. Untuk itu kami dari pihak balai menentukan krieria harga  standar untuk rumput laut selain itu kami memberikan para-para (Penjemuran) agar masyarakat bisa mempertahankan kualitas rumput laut.

6.    Manfaat dan perubahan yang diperoleh petani budidaya rumput laut setelah dilakukan penyuluhan?
Jawab: Setelah adanya kegiatan diseminasi masyarakat jadi mengerti CBRLB (cara budidaya rumput laut yang baik) mulai dari persiapan panen pasca panen sampai dengan pemasaran dengan mempertahankan kualitas rumput laut yang baik.
Wawancara dengan ketua penyuluh perikanan Takalar (Andi Makkarateng,36 Tahun)

1.    Apakah Program kerja yang dilakukan pihak ormas dalam hal desiminasi budidaya rumput Laut?
Jawab : Program kerja yang saat ini dilakukan oleh penyuluh perikanan yaitu pendampingan administasi yaitu pendampingan dalam pembentukan koperasi juga pendataan jumlah kelompok pembudidaya rumput laut yang akan di bina dan pendampingan teknis berupa teknis budidaya rumput laut dilapangan, kami bekerjasama dengan balai dari divisi rumput laut tentang cara dan metode budidaya rumput laut yang baik dilapangan.
2.    Desa-desa yang saat ini masuk dalam binaan program desiminasi yang dilakukan Ormas?
Jawab: Desa Laguruda dan Desa Jenne Tallasa sebagai kelompok budidaya rumput laut binaan penyuluh untuk tahun ini.
3.    Adakah Bantuan saat ini yang diberikan oleh pihak penyuluh dalam memfasilitasi kegiatan petani budidaya rumput laut?
Jawab:Kami dari pihak penyuluh hanya memberikan pendampingan administrasi dan pendampingan teknis kepada kelompok budidaya rumput laut yang telah ditunjuk sebagai program kerja kami. Untuk bantuan berupa saran dan prasarana di berikan langsung dari kementrian kelautan dan perikanaan Takalar yang telah kami data.
4.    Seberapa sering kegiatan penyuluhan diberikan kepada kelompok petani rumput laut?
Jawab: kegiatan penyuluhan rutinnya kita lakukan sebanyak 2x seminggu sehingga dalam sebulan kita turun 8x kelapangan untuk memberikan pendampingan dan pelatihan .
5.    Kendala yang sering di keluhkan oleh petani budidaya rumput laut dan cara mengatasinya?
Jawab: Modal dan kualitas rumput laut, kami dari pihak penyuluh mendata kelompok pembudidaya dan membantu membentuk koperasi simpan pinjam dalam menangani masalah modal dan untuk peningkatan kualitas rumput laut kami terus melakukan pendampingan secara rutin guna memastikan kegiatan teknis budidaya rumput laut dilapangan sudah sesuai dengan konsep CBRLB
6.    Manfaat dan perubahan yang diperoleh petani budidaya rumput laut setelah dilakukan penyuluhan?
Jawab:Pengetahuan masyarakat tentang budidaya rumput laut yang baik masih rendah dan metode penanaman yang mereka lakukan masih standar setelah masuknya penyuluhan mereka (petani rumput laut) bertambah pengetahuannya tentang cara budidaya rumput laut yang baik dan menjaga kualitas rumput hingga sampai tahap panen.

Wawancara dengan anggota penyuluh perikanan Takalar (Irwan, 39 Tahun)
1.    Apakah Program kerja yang dilakukan pihak ormas dalam hal desiminasi budidaya rumput Laut?
Jawab : saat ini program kerja yang dilakukan yaitu membina 10 kelompok pembudidaya yang ada di Kecamatan sanrobone dengan memberikan pelatihan CBIB, memberikan materi serta kegiatan pendampingan kelompok dalam kegiatan budidaya

2.    Desa-desa yang saat ini masuk dalam binaan program desiminasi yang dilakukan Ormas?
Jawab: Desa Banyuara, Desa lagaruda, Desa bontomarannu, Desa pallakang, Desa Sampulungan Desa Tamalate dan Desa Aeng batu-batu

3.    Adakah Bantuan saat ini yang diberikan oleh pihak penyuluh dalam memfasilitasi kegiatan petani budidaya rumput laut?
Jawab: Bantuan  diberikan oleh  pihak kementrian kelautan dan perikanan, kami dari pihak penyuluh hanya melakukan pendampingan. Pendampingan disini mulai pembentukan kelompok sampai dengan peningkatan kelas kelompok dari kelompok pemula, kelompok madia dan terakhir kelompok utama

4.    Seberapa sering kegiatan penyuluhan diberikan kepada kelompok petani rumput laut?
Jawab:  Biasanya kegiatan penyuluhan dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu tetapi bahkan bisa lebih karena penyuluhan tidak bersifat terjadwal tergantung kebutuhan kelompok petani.

5.    Kendala yang sering di keluhkan oleh petani budidaya rumput laut dan cara mengatasinya?
Jawab: Butuh Modal dan sarana prasarana. Kami dan pihak penyuluh hanya menampung keluhan dari masyarakat kemudian merekomendasikan kepada pihak pemerintah

6.    Manfaat dan perubahan yang diperoleh petani budidaya rumput laut setelah dilakukan penyuluhan?
Jawab: Setelah adanya kegiatan penyuluhan masyarakat lebih aktif berbagi dan bercerita masalah yang mereka hadapi dalam teknis budidaya. Kami dari pihak penyuluh terus melakukan pendampingan sehingga masalah bisa dipecahkan secara bersama.

Lampiran 2. Dokumentasi
Gambar 1. Pengambilan data skunder  Ketua dan anggota diseminasi rumput laut BPBAP Takalar

Gambar 2. Wawancara dengan responden petani rumput laut di Kecamatan Mangarabombang


Gambar 3. Diskusi dengan ketua dan anggota penyuluh perikanan Takalar


Gambar 4. Pengisian kuisioner oleh responden pembudi daya rumput laut di Kecamatan Sanrobone




Gambar 5. Wawancara dengan responden petani rumput laut di Kecamatan Mappakasunggu

Gambar 6. Pelatihan diseminasi dan hasil perekayasaan oleh
BPBAP Takalar

Gambar 7. Penanaman dan perawatan budi daya rumput laut di lokasi penelitian
  Gambar 8. Penjemuran dan gudang penyimpanan rumput laut kering

BIODATA PENELITI
A.  Data Pribadi   
Nama                            : Ibnu Malkan Hasbi
Nama Panggilan          : Imal
Tempat/Tanggal Lahir : Makassar, 27 – 09 – 1992
No. Induk Mahasiswa  : P3300214005
Alamat                            : Jl. Mawas I No. H-23 MKSR
Pekerjaan                      : Mahasiswa
Email                           : Ibnumalkanhabi48@gmail.com                      

B.   Riwayat Pendidikan

1.    Tamat SD tahun 2004 di SD Kartika VII-I  Kota Makassar
2.    Tamat SLTP tahun 2007 di SMPN 2  Kota Makassar
3.    Tamat SMA tahun 2010 di Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM)  Kabupaten Bone
4.    Tamat Sarjana (S1) tahun 2014 di Fakultas Ilmu Kelautan Perikanan (FIKP) Unhas di Kota Makassar
C   Riwayat Pekerjaan

1.    Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) Dinas Kelautan Perikanan Peternakan Pertanian (DKP3) Kota Makassar Tahun 2016 - Sekarang





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

window.setTimeout(function() { document.body.className = document.body.className.replace('loading', ''); }, 10);