EKOSISTEM ESTUARIA
Oleh:
P3300214005
PROGRAM PASCA SARJANA
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
EKOSISTEM ESTUARIA
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Estuari adalah jenis perairan yang memiliki variasi yang tinggi ditinjau dari
faktor fisik, kimia, biologi, ekologi dan jenis habitat yang terbentuk di
dalamnya. Oleh karena itu interaksi antara komponen fisik, kimia dan biologi
yang membentuk suatu ekosistem sangat kompleks. Hal ini disebabkan karena
dinamika dari estuari sangat besar, baik dalam skala waktu yang pendek karena
adanya pasang surut maupun dalam skala waktu yang panjang karena adanya
pergantian musim.
Pada ekosistem estuari ini terbentuk habitat-habitat yang memiliki ciri khas
tersendiri dengan organisme-organisme penyusunnya yang spesifik seperti Habitat
Rawa Asin. Oleh karena itu ekosistem estuary sangat erat kaitannya dengan
habitat rawa asin. Hal ini disebabkan karena organisme tersebut harus mampu
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Respon dari tingkah laku
organisme tersebut dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya juga beragam
dan memiliki ciri khas tersendiri. Pada batas ambang toleransi organisme
terhadap lingkungan membatasi keberadaannya di suatu organisme. Organisme yang
mampu bertahap pada kondisi fisik dan kimia perairan dapat tetap hidup dan
tinggal nyaman di habitatnya, tetapi bagi organisme yang tidak mampu bertahan
pada ambang toleransinya akan menjadi organisme pengunjung transisi, dimana
pada saat sesuai dengan batas ambangnya organisme ini akan masuk ke habitat di
estuari, tetapi jika tidak maka organisme ini akan meninggalkan daerah estuari
ini.
Seperti halnya pada setiap ekosistem, pada ekosistem estuari ini juga dibentuk
oleh komponen biotic dan abiotik yang saling berinteraksi satu sama lain.
Keanekaragaman komponen biotic dan abiotik yang terdapat didalamnya menyebabkan
terjadinya interaksi yang cukup kompleks dan menarik untuk diteliti. Namun
ekosistem estuary ini ternyata tidak cukup dikenal oleh masyarakat pada umumnya
dan jarang sekali dibahas atau disosialisasikan, padahal ekosistem estuary ini
memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan
makalah mengenai Ekosistem Estuari ini adalah sebagai berikut :
-
Untuk mengetahui dan memahami komposisi
organisme laut di daerah estuary
-
Untuk mengetahui keadaan ekosistem estuary,
khususnya keadaan rawa asin
-
Untuk mengetahui komponen – komponen biotic dan
abiotik dalam daerah muara (estuary) beserta interaksi/ hubungan timbal balik
yang terbentuk didalamnya.
-
Untuk mengetahui keanekaragaman organisme dan
adaptasi organisme (makhluk hidup) yang terdapat dalam daerah estuary terhadap
lingkungannya.
-
Untuk mengetahui pemanfaatan organisme –
organisme penyusun ekosistem estuary tersebut terhadap bidang perikanan.
-
Memperkenalkan dan memberikan informasi mengenai
ekosistem estuary.
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekosistem Estuaria
Ekosistem estuary merupakan
bagian dari ekosistem air laut yang terdapat dalam zona litoral ( kelompok
ekosistem pantai ). Estuaria merupakan tempat pertemuan air tawar dan air asin.
Estuaria adalah suatu perairan semi tertutup yang terdapat di hilir
sungai dan masih berhubungan dengan laut, sehingga memungkinkan terjadinya
percampuran air laut dan air tawar dari sungai atau drainase yang berasal dari
muara sungai, teluk, rawa pasang surut. [1]
Ekosistem estuaria terdapat pada wilayah
pertemuan antara sungai dan laut. Tempat ini berperan sebagai daerah peralihan
antara kedua ekosistem akuatik. Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya
sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal
yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari
daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian
dengan pasang surut airnya. Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di
estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas
hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada
beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat
kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan
tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
Bentuk estuaria bervariasi dan
sangat bergantung pada besar kecilnya air sungai, kisaran pasang surut, dan
bentuk garis pantai. Kebanyakan estuaria didominasi subtrat lumpur yang berasal
dari endapan yang dibawa oleh air tawar maupun air laut. Karena partikel yang
mengendap kebanyakan bersifat organik, subtrat dasar estuaria biasanya kaya
akan bahan organik. Bahan organic ini menjadi cadangan makanan utama bagi
organisme estuaria.
Dengan kondisi lingkungan fisik
yang bervariasi dan merupakan daerah peralihan antara darat dan laut, estuari
mempunyai pola pencampuran air laut dan air tawar yang tersendiri. Menurut
(Kasim, 2005) [2], pola pencampuran sangat dipengaruhi oleh sirkulasi air,
topografi , kedalaman dan pola pasang surut karena dorongan dan volume air akan
sangat berbeda khususnya yang bersumber dari air sungai. Berikut pola
pencampuran antara air laut dengan air tawar:
1.
Pola dengan dominasi air laut (Salt wedge
estuary) yang ditandai dengan desakan dari air laut pada lapisan bawah
permukaan air saat terjadi pertemuan antara air sungai dan air laut. Salinitas
air dari estuaria ini sangat berbeda antara lapisan atas air dengan salinitas
yang lebih rendah dibanding lapisan bawah yang lebih tinggi.
2.
Pola percampuran merata antara air laut dan air
sungai (well mixed estuary). Pola ini ditandai dengan pencampuran yang merata
antara air laut dan air tawar sehingga tidak terbentuk stratifikasi secara vertikal,
tetapi stratifikasinya dapat secara horizontal yang derajat salinitasnya akan
meningkat pada daerah dekat laut.
3.
Pola dominasi air laut dan pola percampuran
merata atau pola percampuran tidak merata (Partially mixed estuary). Pola ini
akan sangat labil atau sangat tergantung pada desakan air sungai dan air laut.
Pada pola ini terjadi percampuran air laut yang tidak merata sehingga hampir
tidak terbentuk stratifikasi salinitas baik itu secara horizontal maupun secara
vertikal.
4.
Pada beberapa daerah estuaria yang mempunyai
topografi unik, kadang terjadi pola tersendiri yang lebih unik. Pola ini
cenderung ada jika pada daerah muara sungai tersebut mempunyai topografi dengan
bentukan yang menonjol membetuk semacam lekukan pada dasar estuaria. Tonjolan
permukaan yang mencuat ini dapat menstagnankan lapisan air pada dasar perairan
sehingga, terjadi stratifikasi salinitas secara vertikal. Pola ini menghambat
turbulensi dasar yang hingga salinitas dasar perairan cenderung tetap dengan
salinitas yang lebih tinggi.
2.2 Klasifikasi Estuaria
Berdasarkan
stratifikasinya, estuaria diklasifikasikan menjadi tiga jenis[3], yaitu :
1. Estuaria berstratifikasi nyata atau baji
garam
Dicirikan oleh adanya batas yang
jelas antara air tawar dan air laut, didapatkan dilokasi dimana aliran air
tawar lebih dominan dibanding penyusupan air laut.
2.
Estuaria
bercampur sempurna atau estuaria homogen vertical
Pengaruh pasang surut sangat dominant dan kuat
sehingga air bercampur sempurna dan tidak membentuk stratifikasi.
3. Estuaria berstratifikasi sebagian (moderat)
Aliran air tawar seimbang dengan
masuknya air laut bersama arus pasang.
Berdasarkan salinitas ( kadar garamnya ), estuaria dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu :
- Oligohalin yang
berkadar garam rendah ( 0,5% – 3 % )
- Mesohalin yang
berkadar garam sedang ( 3% – 17 %)
- Polihalin yang
berkadar garam tinggi, yaitu diatas 17 %
2.3 Karakteristik Estuaria
Karakteristik ( ciri – ciri ) ekosistem estuaria adalah sebagai berikut :
a.
Keterlindungan
Estuaria merupakan perairan semi
tertutup sehingga biota akan terlindung dari gelombang laut yang memungkinkan
tumbuh mengakar di dasar estuaria dan memungkinkan larva kerang-kerangan
menetap di dasar perairan.
b.
Kedalaman
Kedalaman estuaria relatif
dangkal sehingga memungkinkan cahaya matahari mencapai dasar perairan dan
tumbuhan akuatik dapat berkembang di seluruh dasar perairan, karena dangkal
memungkinkan penggelontoran (flushing) dengan lebih baik dan cepat serta
menangkal masuknya predator dari laut terbuka (tidak suka perairan dangkal).
c.
Salinitas air
Air tawar menurunkan salinitas estuaria dan mendukung
biota yang padat.
d.
Sirkulasi air
Perpaduan antara air tawar dari
daratan, pasang surut dan salinitas menciptakan suatu sistem gerakan dan
transport air yang bermanfaat bagi biota yang hidup tersuspensi dalam air,
yaitu plankton.
e.
Pasang
Energi pasang yang terjadi di
estuaria merupakan tenaga penggerak yang penting, antara lain mengangkut zat
hara dan plangton serta mengencerkan dan meggelontorkan limbah.
f.
Penyimpanan dan pendauran zat hara
Kemampuan menyimpan energi daun
pohon mangrove,lamun serta alga mengkonversi zat hara dan menyimpanya sebagai
bahan organik untuk nantinya dimanfaatkan oleh organisme hewani.
2.4 Tipe-tipe Estuaria
Pembagian tipe-tipe estuari dapat
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu, kekuatan gelombang, pasang surut dan
keberadaan sungai. Kuat lemahnya ketiga faktor ini tergantung dari bentuk
geomorfologinya[4].
Secara umum tipe-tipe estuari dapat dibagi menjadi tujuh tipe, yaitu:
- Embayments and drown
river valleys (Teluk dengan sungai dari lembah bukit)
- Wave-dominated
estuaries (Estuari dengan dominasi gelombang)
- Wave-dominated deltas
(Delta dengan dominasi gelombang)
- Coastal lagoons and
strandplains (Lagun dengan hamparan tanah datar)
- Tide-dominated
estuaries (Estuari dengan dominasi pasang surut)
- Tide-dominated deltas
(Delta dengan dominasi pasang surut)
- Tidal creeks (Daerah
pasang surut dengan banyak anak sungai)
2.5 Produktivitas Hayati Estuaria
Ekosistem estuaria merupakan
ekosistem yang produktif. Produktivitas hayatinya setaraf dengan prokduktivitas
hayati hutan hujan tropik dan ekosistem terumbu karang[5]. Produktivitas hayati estuaria lebih tinggi dibandingkan
dengan produktivitas hayati perairan laut dan perairan tawar. Hal ini
disebabkan oleh factor – factor berikut :
1. Estuaria berperan sebagai penjebak zat
hara.
Jebakan ini bersifat fisik dan
biologis. Ekosistem estuaria mampu menyuburkan diri sendiri melalui :
§ Dipertahankanya
dan cepat didaur ulangnya zat-zat hara oleh hewan-hewan yang hidup di dasar
esutaria seperti bermacam kerang dan cacing.
§ Produksi
detritus, yaitu partikel- partikel serasah daun tumbuhan akuatik makro
(makrofiton akuatik) seperti lamun yang kemudian dimakan oleh bermacam ikan dan
udang pemakan detritus.
§ Pemanfaatan
zat hara yang terpendam jauh dalam dasar lewat aktivitas mikroba (organisme
renik seperti bakteri ), lewat akar tumbuhan yang masuk jauh kedalam dasar
estuary atau lewat aktivitas hewan penggali liang di dasar estuaria seperti
bermacam cacing.
2. Di
daerah tropik estuaria memperoleh manfaat besar dan kenyataanya bahwa
tetumbuhan terdiri dari bermacam tipe yang komposisinya sedemikian rupa
sehingga proses fotosintesis terjadi sepanjang tahun. Estuaria sering memiliki
tiga tipe tumbuhan, yaitu tumbuhan makro (makrofiton) yang hidup di dasar
estuary atau hidup melekat pada daun lamun dan mikrofiton yang hidup
melayang-layang tersuspensi dalam air (fitoplankton). Proses fotosintesis yang
berlansung sepanjang tahun ini menjamin bahwa tersedia makanan sepanjang tahun
bagi hewan akuatik pemakan tumbuhan. Dalam hal ini mereka lebih baik, dinamakan
hewan akuatik pemakan detritus, karena yang dimakan bukan daun segar melainkan
partikel-partikel serasah makrofiton yang dinamakan detritus.
1.
Aksi pasang surut (tide) menciptakan suatu
ekosistem akuatik yang permukaan airnya berfluktuasi. Pasang umumnya makin
besar amplitudo pasang surut, makin tinggi pula potensi produksi estuaria,
asalkan arus pasang tidak tidak mengakibatkan pengikisan berat dari tepi
estuaria. Selain itu gerak bolak-balik air berupa arus pasang yang mengarah
kedaratan dan arus surut yang mengarah kelaut bebas, dapat mengangkut bahan
makanan, zat hara, fitoplanton, dan zooplankton.
2. 6 Peran Ekologis Estuaria
Secara singkat peran ekologi estuaria yang penting
adalah sebagai berikut:
1.
Merupakan sumber zat hara dan bahan organik bagi
bagian estuari yang jauh dari garis pantai maupun yang berdekatan denganya
lewat sirkulasi pasang surut (tidal circulation).
2.
Menyediakan habitat bagi sejumlah spesies ikan
yang ekonomis penting sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makan
(feeding ground).
3.
Memenuhi kebutuhan bermacam spesies ikan dan
udang yang hidup dilepas pantai, tetapi bermigrasi keperairan dangkal dan
berlindung untuk memproduksi dan/atau sebagai tempat tumbuh besar (nursery
ground) anak mereka.
4.
Sebagai potensi produksi makanan laut di
estuaria yang sedikit banyak didiamkan dalam keadaan alami. Kijing yang
bernilai komersial (Rangia euneata) memproduksi 2900 kg daging per ha dan
13.900 kg cangkang per ha pada perairan tertentu di texas.
5.
Perairan estuaria secara umum dimanfaatkan
manusia untuk tempat pemukiman,
6.
Tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan
7.
Jalur transportasi, pelabuhan dan kawasan
industry
Ada tiga komponen fauna di
estuaria yaitu komponen lautan,air tawar dan air payau.Binatang laut stenohalin merupakan
tipe yang tidak mampu mentolerir perubahan salinitas. Komponen ini terbatas
pada mulut estuaria. Binatang laut eurihalin membentuk subkelompok kedua. Spesies
ini mampu menembus hulu estuaria. Komponen air payau terdiri atas
polikaeta Nereis diversicolor,berbagai tiram(crassostrea),
kerang(Macoma balthica), siput kecil (hydrobia) dan udang
(palaemonetes). Komponen terakhir berasal dari air tawar. Organisme ini tidak
dapat mentolerir salinitas di atas 5‰ dan terbatas hulu estuaria.
Spesies yang tinggal di estuaria
untuk sementara seperti larva, beberapa spesies udang dan ikan yang setelah
dewasa berimigrasi ke laut.Spesies ikan yang menggunakan estuaria sebagai jalur
imigrasi dari laut ke sungai dan sebaliknya seperti sidat dan ikan salmon.
Jumlah spesies yang mendiami
estuaria sebagaimana yang dikemukakan Barnes (1974)[6],pada umumnya jauh lebih sedikit daripada yang mendiami habitat
air tawar atau air asin di sekitarnya. Hal ini karena ketidakmampuan organisme
air tawar mentolerir kenaikan salinitas dan organisme air laut mentolerir
penurunan salinitas estuaria.
2.7.2 Tumbuhan
Hampir semua bagian esturaria
terendam terdiri dari subtract lumpur dan tidak cocok untuk melekatnya
makroalga. Selain karena subtract,pengaruh sinar cahaya yang minim menyebabkan
terbentuknya dua lapisan. Lapisan bawah tanpa tumbuhan hidup dan lapisan
atas mempunyai tumbuhan yang terbatas. Di daerah hilir estuaria terdapat padang
rumput laut (Zostera dan Cymodeca).
Selain itu terdapat padang lamun.
Lamun didefinisikan sebagai satu-satunya tumbuhan berbunga (Angiospermae)
yang mampu beradaptasi secara penuh di perairan yang salinitasnya cukup tinggi
atau hidup terbenam di dalam air dan memiliki rhizoma, daun, dan akar sejati.
Beberapa ahli juga mendefinisikan lamun (Seagrass) sebagai tumbuhan air
berbunga, hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar,
serta berbiak dengan biji dan tunas.
Gambar 1. Morfologi lamun
Algae mikro yang hidup sebagai plankton nabati atau hidup melekat pada
daun lamun.
2.7.3 Plankton
Plankton estuaria miskin dalam jumlah spesies. Dengan demikian,yang
ditemukan hanya jenis diatom dan diflagellata.Jenis diatom yang dominan
adalah Skeletonema,Asterionella danMelosira.Sedangkan
diflagellta yang melimpah adalah Gymnodinium,Gonyaulax danCeratium.Banyaknya
zooplankton yang berkembang membuktikan bahwa terjadi keterbatasan
produktivitas fitoplankton.
III.
KESIMPULAN
Estuaria merupakan tempat
pertemuan air tawar dan air asin.Tempat ini berperan sebagai daerah peralihan
antara kedua ekosistem akuatik. Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya
sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal
yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari
daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian
dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Ekosistem estuaria disusun oleh
komponen biotic dan abiotik yang saling melakukan interaksi. Biota yang
menyusun estuaria diantaranya adalah berbagai macam hewan dan tumbuhan.
Hewan yang mendiami
estuaria dapat berbentuk spesies endemik (seluruh hidupnya tinggal di estuaria)
seperti berbagai macam kerang dan kepiting serta berbagai macam ikan, spesies
yang tinggal di estuaria untuk sementara seperti larva, beberapa spesies udang
dan ikan yang setelah dewasa berimigrasi ke laut serta spesies ikan yang
menggunakan estuaria sebagai jalur imigrasi dari laut ke sungai dan sebaliknya
seperti sidat dan ikan salmon.
Secara umum, tumbuhan yang hidup
di ekosistem estuaria adalah Tumbuhan Lamun (sea grass) dan Algae mikro yang
hidup sebagai plankton nabati atau hidup melekat pada daun lamun.
Organism – organism yang hidup di
estuaria melakukan berbagai adaptasi untuk mempertahankan hidupnya, seperti
adaptasi morfologi yang berkaitan dengan bentuk dan ukuran tubuh, adaptasi
fisiologi yang berkaitan dengan pengaturan osmosis dalam tubuh dan adaptasi
tingkah laku ( behavioral ) yang berkaitan dengan hubungan interaksi organisme.
Ekosistem estuaria memiliki
beberapa peranan terhadap alam dan organisme lainnya. Ekosistem estuaria
mempunyai peranan yang cukup besar terhadap keanekaragaman ekosistem di dunia
ini. Oleh karena itu, ekosistem estuaria perlu dijaga kelestariannya, karena
dalam ekosistem estuaria terdapat berbagai organisme yang turut menyusun
keanekaragaman hayati.
DAFTAR
PUSTAKA
Kasim, Ma’Ruf. 2005. Estuary : Lingkungan unik yang sangat penting.http://maruf.wordpress.com/2005/12/27/estuary-lingkungan-unik-yang-sangat-penting/
Kasim, Ma’Ruf. 2005. Pola Percampuran Estuary. http://maruf.wordpress.com/2005/12/22/pola-percampuran-estuary/
NIWA Science. 2007. New Zealand Estuaries. http://www.niwa.cri.nz/edu/students/estuaries.
Nybakken, James W. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta:PT. Gramedia.
Kasim, Ma’Ruf. 2005. Pola Percampuran Estuary. http://maruf.wordpress.com/2005/12/22/pola-percampuran-estuary/
NIWA Science. 2007. New Zealand Estuaries. http://www.niwa.cri.nz/edu/students/estuaries.
Nybakken, James W. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta:PT. Gramedia.
[1] Science.
2007. New Zealand Estuaries. Nybakken, James W. 1988. Biologi Laut Suatu
Pendekatan Ekologis. Jakarta:PT. Gramedia.
[2] Kasim,
Ma’Ruf. 2005. Estuary : Lingkungan unik yang sangat penting NIWA
[3] Anshori,
Moch dan Djoko Martono. 2006. Biologi untuk SMA Kelas X. Jakarta
: Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
[4] Kasim,
Ma’Ruf. 2005. Pola Percampuran Estuary.
[5] Kasim,
Ma’Ruf. 2005. Estuary : Lingkungan unik yang sangat penting NIWA
[6] Science.
2007. New Zealand Estuaries. Nybakken, James W. 1988. Biologi Laut Suatu
Pendekatan Ekologis. Jakarta:PT. Gramedia.