Sabtu, 04 Maret 2017

IKAN BIAWAN

IKAN BIAWAN DI DANAU KELUBI
Danau Kelubi merupakan danau yang terletak di Desa Beginjan, Kabupaten Sanggau. Sumber air danau berasal dari air hujan dan aliran Sungai Tayan. Danau Kelubi menjadi habitat ikan air tawar yang bernilai ekonomis seperti ikan biawan (H. temminckii), ikan toman (Channa micropeltes) dan ikan sepat (Trichogaster trichopterus). Keberadaan ikan biawan di Danau Kelubi cukup melimpah, sehingga menjadi tangkapan utama nelayan. Penangkapan ikan biawan dalam jumlah besar telah berlangsung lama, terutama saat musim kemarau. Penangkapan ikan yang berlangsung secara terus menerus tanpa adanya kegiatan budidaya akan berdampak pada populasi ikan biawan.
Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap populasi ikan biawan adalah kondisi perairan danau. Danau Kelubi telah mengalami eutrofikasi. Hal ini terlihat dari permukaan air danau yang ditutupi oleh makrofita akuatik dan perairan dangkal dengan kedalaman berkisar 1,8–2,5 m (Suryono, 2010). Pada danau eutrofik terjadi peningkatan dekomposisi bahan organik yang menyebabkan oksigen berkurang dan banyaknya senyawa toksik yang dapat meracuni ikan. Kondisi danau yang demikian akan mempengaruhi kehidupan ikan biawan (Suryono, 2010).
Penurunan kualitas danau dan penangkapan ikan biawan dalam jumlah besar dapat mengganggu kelestarian ikan. Penelitian tentang populasi ikan biawan di Danau Kelubi belum pernah dilakukan sedangkan informasi tersebut sangat diperlukan dalam rangka menjaga kelestarian ikan biawan.
Keberadaan ikan biawan di Danau Kelubi diduga berasal dari Sungai Tayan yang merupakan salah satu sumber air danau. Penelitian Utomo dan Susilo (2008) mengenai pendugaan stok ikan di Sungai Tayan, menunjukkan bahwa jumlah ikan biawan mencapai 2,91% (12 ekor) dari total stok ikan yang ada sebanyak 403 ind/ha. Ikan biawan memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap perubahan suhu dan konsentrasi oksigen terlarut. Penyebaran ikan di perairan dipengaruhi oleh kecerahan, konsentrasi oksigen terlarut serta konsentrasi karbon dioksida bebas (Fujaya, 2010).
Ikan biawan paling banyak tertangkap pada wilayah yang memiliki kondisi perairan seperti suhu air berkisar 28-31 0C, kedalaman 0,67-0,73 m, dengan kecerahan air mencapai 0,6 m. Konsentrasi oksigen terlarut berkisar antara 3,6-5,6 mg/l, sedangkan konsentrasi karbon dioksida bebas berkisar antara 12,1-17,6 mg/l. ikan biawan memiliki insang dengan labirin yang dapat mengambil oksigen langsung di udara (Evy, dkk., 2011).
Ikan biawan termasuk kelompok black fish (ikan rawa) yang toleran terhadap pH asam dan konsentrasi karbondioksida yang tinggi (Utomo dan Krismono, 2006; Sulistiyarto, dkk., 2007). Ikan rawa dapat bertahan hidup pada perairan dengan konsentrasi karbon dioksida yang tinggi. Hal ini dikarenakan haemoglobin pada darahnya memiliki afinitas yang tinggi terhadap oksigen dan sensitifitas yang rendah terhadap karbondioksida (Payne, 1986 dalam Sulistiyarto, dkk., 2007).
Populasi ikan biawan jantan dan betina di Danau Kelubi memiliki nisbah kelamin 1,5:1. Rasio tersebut hampir sama dengan hasil penelitian Mustakim (2008) yang memperoleh nisbah kelamin ikan betok (Anabas testudineus Bloch) jantan dan betina sebesar 1,2 : 1 di perairan Danau Melintang Kalimantan Timur. Populasi ikan di alam memiliki keseimbangan nisbah kelamin tergantung dari jenis spesiesnya. Nisbah kelamin ikan yang hidup berkelompok seperti ikan biawan dan ikan bada (Rasbora argyrotaenia) umumnya optimal jika jantan dan betina berbanding 2:1. Penelitian Said dan Mayasari (2010), menunjukkan bahwa reproduksi ikan bada secara ex-situ mencapai optimal pada nisbah kelamin jantan dan betina berbanding 2:1. Ikan biawan di Danau Kelubi terdiri dari dua kelompok umur yaitu juvenil (184 ekor) dan dewasa (56 ekor). Hal ini menunjukkan bahwa populasi ikan biawan di Danau Kelubi selama bulan Mei hingga Juli didominasi oleh ikan-ikan muda, sehingga diduga mengalami pertumbuhan yang cepat (Odum, 1993).
Kebiasaan Makan Ikan Biawan
Hasil analisis isi alat pencernaan ikan Biawan dengan menggunakan metode frekuensi kejadian diperoleh macam organisme yang dimakan. Frekuensi kejadian yang tertinggi ditemukan pada jenis Diatom (89,47 %), Closterium (78,95 %), Ulotrix (73,68 %) dan Mougetia (63.16 %). Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar makanan yang dimakan ikan Biawan merupakan phytoplankton namun hanya sebagian kecil ikan yang memakan zooplankton. secara keseluruhan makanan ikan Biawan adalah fitoplankton dan zooplankton, sedangkan makanan tambahannya tumbuhan air.
Menurut Utomo (1994), ikan Biawan merupakan jenis ikan pemakan plankton, periphyton dan organisme kecil lainnya. Selanjutnya dinyatakan pula, urutan kebiasaan makanan ikan dibedakan ke dalam empat kategori berdasarkan persentase indeks bagian terbesar, yaitu makanan utama, makanan pelengkap, makanan tambahan, dan makanan pengganti. Makanan utama adalah makanan yang dimakan ikan dalam jumlah yang besar. Makanan pelengkap adalah makanan yang ditemukan dalam saluran pencernaan ikan dalam jumlah yang lebih sedikit. Makanan tambahan adalah makanan yang terdapat dalam saluran pencernaan ikan dalam jumlah yang sangat sedikit. Makanan pengganti adalah makanan yang hanya dimakan jika makanan utama tidak tersedia. 
Klasifikasi Ikan Biawan
Kingdom          : Animalia
Phylum            : Chordata
Order               : Perciformes
Genus             : Helostoma
Specific name : temminkii
Scientific name: - Helostoma temminkii









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

window.setTimeout(function() { document.body.className = document.body.className.replace('loading', ''); }, 10);