IKAN
BIAWAN DI DANAU KELUBI
Danau
Kelubi merupakan danau yang terletak di Desa Beginjan, Kabupaten Sanggau.
Sumber air danau berasal dari air hujan dan aliran Sungai Tayan. Danau Kelubi
menjadi habitat ikan air tawar yang bernilai ekonomis seperti ikan biawan (H.
temminckii), ikan toman (Channa micropeltes) dan ikan sepat (Trichogaster
trichopterus). Keberadaan ikan biawan di Danau Kelubi cukup melimpah,
sehingga menjadi tangkapan utama nelayan. Penangkapan ikan biawan dalam jumlah
besar telah berlangsung lama, terutama saat musim kemarau. Penangkapan ikan
yang berlangsung secara terus menerus tanpa adanya kegiatan budidaya akan
berdampak pada populasi ikan biawan.
Faktor
lain yang juga berpengaruh terhadap populasi ikan biawan adalah kondisi
perairan danau. Danau Kelubi telah mengalami eutrofikasi. Hal ini terlihat dari
permukaan air danau yang ditutupi oleh makrofita akuatik dan perairan dangkal
dengan kedalaman berkisar 1,8–2,5 m (Suryono, 2010). Pada danau eutrofik
terjadi peningkatan dekomposisi bahan organik yang menyebabkan oksigen
berkurang dan banyaknya senyawa toksik yang dapat meracuni ikan. Kondisi danau
yang demikian akan mempengaruhi kehidupan ikan biawan (Suryono, 2010).
Penurunan
kualitas danau dan penangkapan ikan biawan dalam jumlah besar dapat mengganggu
kelestarian ikan. Penelitian tentang populasi ikan biawan di Danau Kelubi belum
pernah dilakukan sedangkan informasi tersebut sangat diperlukan dalam rangka
menjaga kelestarian ikan biawan.
Keberadaan
ikan biawan di Danau Kelubi diduga berasal dari Sungai Tayan yang merupakan
salah satu sumber air danau. Penelitian Utomo dan Susilo (2008) mengenai
pendugaan stok ikan di Sungai Tayan, menunjukkan bahwa jumlah ikan biawan
mencapai 2,91% (12 ekor) dari total stok ikan yang ada sebanyak 403 ind/ha. Ikan
biawan memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap perubahan suhu dan
konsentrasi oksigen terlarut. Penyebaran ikan di perairan dipengaruhi oleh
kecerahan, konsentrasi oksigen terlarut serta konsentrasi karbon dioksida bebas
(Fujaya, 2010).
Ikan
biawan paling banyak tertangkap pada wilayah yang memiliki kondisi perairan
seperti suhu air berkisar 28-31 0C, kedalaman 0,67-0,73 m, dengan kecerahan air
mencapai 0,6 m. Konsentrasi oksigen terlarut berkisar antara 3,6-5,6 mg/l,
sedangkan konsentrasi karbon dioksida bebas berkisar antara 12,1-17,6 mg/l.
ikan biawan memiliki insang dengan labirin yang dapat mengambil oksigen
langsung di udara (Evy, dkk., 2011).
Ikan
biawan termasuk kelompok black fish (ikan rawa) yang toleran terhadap pH
asam dan konsentrasi karbondioksida yang tinggi (Utomo dan Krismono, 2006;
Sulistiyarto, dkk., 2007). Ikan rawa dapat bertahan hidup pada perairan dengan
konsentrasi karbon dioksida yang tinggi. Hal ini dikarenakan haemoglobin pada
darahnya memiliki afinitas yang tinggi terhadap oksigen dan sensitifitas yang
rendah terhadap karbondioksida (Payne, 1986 dalam Sulistiyarto, dkk.,
2007).
Populasi
ikan biawan jantan dan betina di Danau Kelubi memiliki nisbah kelamin 1,5:1.
Rasio tersebut hampir sama dengan hasil penelitian Mustakim (2008) yang
memperoleh nisbah kelamin ikan betok (Anabas testudineus Bloch) jantan
dan betina sebesar 1,2 : 1 di perairan Danau Melintang Kalimantan Timur.
Populasi ikan di alam memiliki keseimbangan nisbah kelamin tergantung dari
jenis spesiesnya. Nisbah kelamin ikan yang hidup berkelompok seperti ikan
biawan dan ikan bada (Rasbora argyrotaenia) umumnya optimal jika
jantan dan betina berbanding 2:1. Penelitian Said dan Mayasari (2010),
menunjukkan bahwa reproduksi ikan bada secara ex-situ mencapai optimal
pada nisbah kelamin jantan dan betina berbanding 2:1. Ikan biawan di Danau
Kelubi terdiri dari dua kelompok umur yaitu juvenil (184 ekor) dan dewasa (56
ekor). Hal ini menunjukkan bahwa populasi ikan biawan di Danau Kelubi selama
bulan Mei hingga Juli didominasi oleh ikan-ikan muda, sehingga diduga mengalami
pertumbuhan yang cepat (Odum, 1993).
Kebiasaan
Makan Ikan Biawan
Hasil analisis isi
alat pencernaan ikan Biawan dengan menggunakan metode frekuensi kejadian
diperoleh macam organisme yang dimakan. Frekuensi kejadian yang tertinggi
ditemukan pada jenis Diatom (89,47 %), Closterium (78,95 %), Ulotrix (73,68 %)
dan Mougetia (63.16 %). Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat dilihat
bahwa sebagian besar makanan yang dimakan ikan Biawan merupakan phytoplankton
namun hanya sebagian kecil ikan yang memakan zooplankton. secara keseluruhan
makanan ikan Biawan adalah fitoplankton dan zooplankton, sedangkan makanan
tambahannya tumbuhan air.
Menurut Utomo
(1994), ikan Biawan merupakan jenis ikan pemakan plankton, periphyton dan
organisme kecil lainnya. Selanjutnya dinyatakan pula, urutan kebiasaan makanan
ikan dibedakan ke dalam empat kategori berdasarkan persentase indeks bagian
terbesar, yaitu makanan utama, makanan pelengkap, makanan tambahan, dan makanan
pengganti. Makanan utama adalah makanan yang dimakan ikan dalam
jumlah yang besar. Makanan pelengkap adalah makanan yang ditemukan dalam
saluran pencernaan ikan dalam jumlah yang lebih sedikit. Makanan tambahan
adalah makanan yang terdapat dalam saluran pencernaan ikan dalam jumlah yang
sangat sedikit. Makanan pengganti adalah makanan yang hanya dimakan jika
makanan utama tidak tersedia.
Klasifikasi
Ikan Biawan
Kingdom : Animalia
Phylum :
Chordata
Order :
Perciformes
Genus :
Helostoma
Specific name : temminkii
Scientific name: - Helostoma temminkii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar