IKAN
PELANGI MERAH DI DANAU SENTANI
Danau Sentani dengan luas ± 9.360 ha terletak di Kabupaten
Jayapura. Keaneka-ragaman sumberdaya hayati ikan air tawar di danau ini terdiri
atas lima belas jenis ikan, sehingga danau ini merupakan pemasok ikan air tawar
untuk konsumsi penduduk di sekitarnya. Delapan jenis ikan diantaranya adalah
ikan asli dan salah satunya adalah ikan pelangi merah (Glossolepis incisus)
yang merupakan ikan endemik di Danau Sentani (Allen, 1991). Ikan ini digemari
sebagai ikan hias terutama ikan jantan yang berwarna merah cerah.
Pada tahun 1996, ikan pelangi merah telah terdaftar dalam Redlist
IUCN sebagai spesies ikan yang mengalami ancaman kepunahan dengan status
rentan (vulnerable A2ce) (IUCN, 2007). Diduga ikan pelangi merah
mengalami penurunan populasi yang disebabkan kompetisi terhadap makanan dan
habitat pemijahan dengan ikan introduksi yang ditemukan di danau ini dan
menurunnya kualitas lingkungan perairan Danau Sentani serta penebangan hutan
untuk pembangunan jalan dan perluasan pemukiman yang menyebabkan menurunnya
luas tutupan hutan sebagai daerah tangkapan air (Allen, 1991; Allen et al.,
2002; Polhemus et al., 2004).
Jenis ikan asli danau Sentani adalah sebagai berikut :
Jenis ikan introduksi di danau Sentani adalah sebagai berikut :
Beberapa penelitian mengenai ikan pelangi merah ini telah
dilakukan seperti taksonomi dan distribusi (Allen, 1991), pengaruh jenis pakan
terhadap warna (Sulawesty, 1997), kekerabatan beberapa spesies ikan pelangi
(Said et al., 2005) dan keanekaragaman genetiknya (Said & Hidayat,
2005). Namun penelitian tersebut masih terbatas pada skala laboratorium,
sedangkan informasi tentang ekologi dan biologi ikan pelangi merah di
habitatnya belum tersedia. Informasi mengenai biologi reproduksi berperan
sebagai landasan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan.
Spesies ikan yang berasal dari famili Melanotaeniidae umumnya
tergolong pemijah bertahap, tidak mengasuh anaknya (Milton & Arthington,
1984; Huword & Hughes, 2001; Pusey et al., 2001; McGuigan et al.,
2005) dan memperlihatkan pola pemijahan yang bervariasi berdasarkan musim yaitu pada musim
basah (Allen, 1991 in Huword & Hughes, 2001), musim kering
(Humphries et al., 1991) dan sepanjang waktu (Pusey et al.,
2001).
Berikut
kategori perkembangan dan kematangan gonad ikan pelangi merah :
Gonad
ikan pelangi merah secara anatomis, testes dan ovarium terdiri atas satu lobus.
Menurut Miller (1984), testes dan ovarium pada sebagian besar ikan Teleostei
berupa sepasang lobus yang terletak di rongga tubuh. Namun, pada sebagian jenis
ikan lain, testes dan ovarium yang berkembang hanya satu lobus. Lobus tunggal
juga ditemukan pada ikan opudi (Telmatherina antoniae) di Danau Matano
(Sumassetiyadi, 2003), ikan Atherina presbyter di Pulau Canary (Pajuelo
& Lorenzo, 2004), ikan rainbow selebensis (T. celebensis) di Danau
Towuti (Nasution, 2005) dan ikan beseng-beseng (T. ladigesi) di beberapa
sungai di Sulawesi Selatan (Nasution et al., 2006).
Reproduksi
ikan pelangi merah di Danau Sentani terjadi saat ikan telah mencapai tingkat
kematangan tertinggi pada ukuran pertama kali matang gonad (L50) pada ikan
jantan 99,5 mm dan betina 99,2 mm Hal ini menggambarkan kematangan pada ikan
pelangi merah jantan dan betina terjadi pada ukuran yang relatif sama.
Selain
itu, pencapaian ukuran pertama kali matang gonad (L50) dapat juga berbeda pada
ikan jantan dan betina seperti yang ditemukan pada ikan Atherinisoma
presbyteroides, A. elongata, A. wallacei, Allaneta mugilloides, dan
Pranesus ogilby (Ordo Atheriniformes) yang dicapai pada ukuran 40-85 mm
(Prince & Potter, 1983), Glossolepis multisquamatus betina pada
ukuran 63 mm dan jantan 67 mm (Coates, 1990), ikan Atherina presbyter jantan
mencapai ukuran pertama kali matang gonad (L50) pada ukuran 65,4 mm dan betina
73,1 mm (Moreno et al., 2005). Ikan bonti-bonti (Paratherina striata)
jantan di Danau Towuti mencapai matang gonad untuk pertama kalinya pada ukuran
167,8 mm dan betina 146,1 mm (Nasution et al., 2008). Kondisi ini diduga
berkaitan dengan pertumbuhan dan pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan serta
taktik reproduksinya.
Klsifikasi
Domain : Eukaryota
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Bilateria
Branch : Deuterostomia
Infrakingdom : Chordonia
Superphylum : Deuterostomia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Infraphylum : Gnathostomata
Superclass : Gnathostomata
Class : Osteichthyes
Subclass : Actinopterygii
Infraclass : Actinopteri
Cohort : Clupeocephala
Superorder : Atherinomorphae
Order : Atheriniformes
Suborder : Atherinoidei
Infraorder : Atherinoida
Family : Melanotaeniidae
Genus : Glossolepis
Specific name : incisus
Scientific name: - Glossolepis
incisus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar