Rabu, 22 Juli 2015

Ekonometrika PL

E K O N O M E T R I K A
 


LAPORAN PRAKTEK LAPANG
Description: unhas



                             



OLEH:

NAMA                    : IBNU MALKAN HASBI
NIM                         : L 241 10 276
KELOMPOK          : III (TIGA)
ASISTEN               : NURUL LATIFAH





PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

2012




I. PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Indonesia memiliki luas laut lebih kurang 5,8 juta km2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km yang memiliki potensi sumberdaya, terutama sumberdaya perikanan laut yang cukup besar, baik dari segi kuantitas maupun diversitas. Potensi lestari sumberdaya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan ZEEI (Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia) seluas 2,7 juta km yang menyangkut eksploitasi dan pengelolaan sumberdaya hayati dan non-hayati. Wilayah pesisir dan lautan Indonesia terkenal dengan kekayaan dan keanekaragaman hayati yang terbesar di dunia, karena memiliki ekosistem pesisir, seperti hutan mengrove dan lain-lain (Dahuri.2001).
Potensi sumber daya alam di Sulawesi Selatan khususnya lahan tambak telah dimanfaatkan hampir sebanding dengan potensi tersedia, sehingga tidak layak lagi dilakukan perluasan areal tambak karena akan berdampak ekologis dan akan terjadi benturan fungsi-fungsi lahan. Pembangunan sumberdaya pesisir dan laut pada saat ini menjadi andalan bagi Sulawesi selatan untuk melakukan pemulihan ekonomi. Hal ini tentu saja memberikan peluang yang lebih besar bagi daerah untuk mengelolah dan memanfaatkan potensi pesisir dan laut bagi kesejahteraan daerah.Potensi sumberdaya pesisir dan laut di Sulawesi selatan utamanya sumber daya hayati ikan dan sejenisnya telah dieksploitasi secara berlebihan baik melalui perikanan tangkap (laut) maupun budidaya ikan (tambak), sehingga terjadi penipisan sumberdaya baik pesisir maupun laut (Wordpress.2012).

Dalam analisis ekonometrika, adanya hubungan keseimbangan jangka panjangantara variabel-variabel yang berhubungan sangat diperlukan untuk melakukan peramalan.Hasil peramalan ini sangat berguna sebagai alat pengambilan keputusan. Hubungan jangkapanjang tersebut dapat diketahui melalui pendekatan kointegrasi. Kointegrasi merupakanhubungan antara variabel-variabel yang stasioner pada derajat yang sama. Sehingga stasioneri merupakan syarat yang penting dalam pendekatan kointegrasi. memberi kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia namun kenyataannya masyarakat pesisir masih merupakan masyarakat miskin baik secara kultural maupun struktural.
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) adalah salah satu kabupaten yang terletak di utara kota Makassar. Secara administrative, pemerintahan kabupaten Pangkep terbagi atas 12 kecamatan, 66 desa, dan 36 kelurahan. Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) dicirikan dengan wilayah perairannya lebih luas dibandingkan daratannya dengan perbandingan 1 berbanding 17. Kabupaten Pangkep memiliki 117 pulau dan hanya 94 berpenghuni dengan jumlah penduduk 51.469 jiwa (34 %) serta 7 kecamatan wilayah perikanan.  Luas laut kab. Pangkep 11.464.44 km, luas pulau kecil 35.150 ha dan garis pantai 250 km dan luas terumbu karang 36.000  ha. Daerahnya berada di perikanan Barat Sulawesi Selatan dengan ketinggian antara 0 hingga 1.000 meter di atas permukaan laut.  Sumber daya laut Kabupaten Pangkep yang tersebar di 4 Wilayah kecamatan Kepulauan tidak di ragukan lagi, dengan luas laut yang berbatasan langsung dengan pulau-pulau besar seperti Jawa, Madura, Nusa Tenggara dan kalimantan, maka bisa di simpulkan bahwa sumber daya laut Kabupaten Pangkep tidak di ragukan lagi. Terumbu karang dan aneka Flora dan Fauna Laut yang di miliki oleh kabupaten kepulauan ini memiliki potensi besar baik berupa hasil laut ataupun tempat pariwisata. Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, memiliki tiga dimensi wilayah yaitu laut, daratan dan pegunungan (Wikipedia.2012).
Pembangunan di wilayah kepulauan sekarang ini selain pengembangan budidaya kepiting dan cumi-cumi, juga rumput laut di wilayah pesisir dan kecamatan Liukang Tangaya dan Kalmas akan difokuskan. Sedangkan di wilayah pesisir sudah terdapat empat kecamatan pengembangan rumput alut seperti kecamatan Segeri,  Mandalle,Marang dan Labakkang. Perikanan budidaya di Desa Kanaungan Kec. Labakkang Kab. Pangkep sangat potensial untuk dikembangkan dan dapat mendukung kesejahteraan pembudidaya, serta mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat pembudidaya ikan bandeng (Chanos chanos F) dan ikan nila (Oreochromis niloticus).
Untuk mengetahui bagaimana aplikasi ekonometrika dalam usaha masyarakat serta bagaimana biaya dan manfaat yang diperoleh dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan maka dilakukanlah praktek lapang mata kuliah ekonomi perikanan.
B.  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilalukan praktek lapang ekonometrika yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi usaha perikanan budidaya rumput laut di Desa Pundata Baji, Kec. Labakkang, Kab. Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan.
Kegunaan dari praktek lapang ekonometrika adalah sebagai bahan perbandingn antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan keadaan sesungguhnya yang ada di lapangan.

II. TINJAUAN PUSATAKA
A.  Pengertian Ekonometrika
Ekonometrika merupakan ilmu tentangpengukuran aktivitas ekonomi dengan menggunakan berbagai bidang ilmu yang terdiri dari teori ekonomi, matematika ekonomi, statistika ekonomi, dengan tujuan untuk melakukan analisis fenomena ekonomi. Beberapa pakar mendefenisiskan ekonometrika sebagai berikut  (Suliyanto. 2011) :
1.   Ekonometrika didefenisikan sebagai analisis kuantitatif dari fenomena ekonomi riil berdasarkan pada pengembangan teori dan observasi yang dihubungkan dengan metode inferensi (Samuelson,1954).
2.   Ilmu ekonometrik adalah aplikasi dari teori metode statistik dan matematika untuk menganalisis data-data ekonomi dengan satu tujuan untuk memberikan kandungan dan verifikasi pada teori ekonomi (Maddala,1992).
3.   Sebagai suatu ilmu yang mengkombinasikan teori ekonomi dan statistika ekonomi dengan tujuan menyelidiki dukungan empiris dari skema yang dibangun oleh teori ekonomi dengan memanfaatnkan ilmu ekonomi, matematika dan statistik, ekonometrika membuat hukum-hukum ekonomi teoritis tertentu menjadi nyata. (Sumodiningrat, 1994).
B.  Aspek-aspek Usaha
Beberapa Aspek Penting Dalam Usaha Perikanan yaitu:
1.   Aspek Pasar
Beberapa poin didalam aspek ini yang harus diketahui oleh para pelaku usaha perikanan dan calon pelaku usaha perikanan adalah gambaran yang jelas tentang volume permintaan, waktu permintaan dan sistem pemasaran.
Ketiga hal ini harus diperoleh dalam keadaan yang jelas, lengkap dan terprediksi dengan baik dikarenakan aspek pasar ini akan berpengaruh langsung terhadap manajemen produksi, kemampuan sumber daya manusia, daya dukung sumber daya alam dan sistem permodalan.
2.   Manajemen Produksi
Setelah semua gambaran tentang aspek pasar diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah menciptakan manajemen produksi.Hal ini penting untuk dilakukan supaya para pelaku dan calon pelaku usaha perikanan bisa mendapatkan senjata untuk menghadapi kondisi pasar kedepannya.Beberapa komponen yang termasuk didalam manajemen produksi adalah skala usaha, teknologi yang akan digunakan dan penetapan sistem tebar panen.
3.   Sumber Daya Manusia(SDM)
SDM merupakan salah satu aspek penting dalam usaha perikanan, terutama terkait dengan penguasaan teknis dan manajerial usaha.Seorang pelaku dan calon pelaku usaha perikanan harus memiliki kemampuan untuk menguasai manajemen produksi secara lengkap.Berbagai jenis tindakan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan SDM diberbagai tingkatan harus selalu dilakukan agar performa puncak dapat segera tercapai.Adapaun beberapa kemampuan dari SDM yang harus bisa ditingkatkan adalah produktivitas dan efisiensi kerja, kemampuan dalam hal berkomunikasi, kemampuan dalam hal kerja tim, kemampuan dalam hal memanfaatkan setiap peluang usaha serta pengembangan sikap dan mental yang lebih positif.
4.   Sumber Daya Alam (SDA)
Beberapa komponen yang tercakup didalam aspek SDA adalah masalah ketersediaan lahan dan air berstatus memenuhi syarat baik itu dlam hal kuantitas dan kualitas, stok ikan dilaut dan perairan umum, iklim, topografi lahan, dan sebagainya.Tingkat kesesuaian SDA dapat dibagi ke dalam 3 kategori, yaitu sangat sesuai, sesuai dan tidak sesuai. Salah satu perbedaan yang dapat diamati diantara ke 3 kategori ini adalah masalah besar kecilnya biaya investasi yang harus disiapkan.Pada SDA dengan kategori sangat sesuai, biaya investasi yang harus dikeluarkan akan jauh lebih kecil daripada SDA dengan kategori sesuai atau tidak sesuai.
5.   Modal
Manajemen produksi yang diterapkan didalam sebuah usaha perikanan pada akhirnya nanti akan berdampak pada hal besar kecilnya modal yang harus disediakan.Sistem permodalan harus disesuaikan dengan manajemen produksi yang akan diterapkan setelah memperhatikan juga aspek pasar, SDM dan SDA.
Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan modal adalah melalui berbagai macam lembaga keuangan maupun dari pihak investor.
Informasi singkat mengenai aspek – aspek penting didalam usaha perikanan ini disampaikan dengan harapan agar para pelaku dan calon pelaku usaha perikanan dapat lebih meminimalkan setiap resiko yang akan terjadi kedepannya.
Juga siap dalam menghadapi setiap kendala yang datang menghadang serta dapat menjadikan usaha perikanan sebagai usaha yang menghasilkan keuntungan dalam jangka waktu lama dan tahan banting (perikananbadung.2012).
C.  Sumberdaya Perikanan
Secara umum potensi vegetasi biota laut juga sangat besar. Salah satunya adalah terumbu karang. Dimana terumbu karang ini memilki fungsi yang sangat startegis bagi kelangsungan hidup ekosistem laut yakni fungsi ekologis yaitu sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, pelindung fisik, tempat pemijahan, tempat bermain dan asuhan berbagai biota. Terumbu karang juga menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis penting seperti berbagai jenis ikan karang, udang karang, alga, teripang dan kerang mutiara Data Ditjen Perikanan tahun 1991 menunjukan, potensi lestari sumber daya ikan pada terumbu karang di perairan indonesia diperkirakan sebesar 80.802 ton/km2/tahun, dengan luas total terumbu karang 50.000 km2. Rumput laut memiliki potensi lahan untuk budidaya sekitar 26.700 ha dengan kemampuan potensi produksi sebesar 482.400 ton/tahun (Antaranews.2012).
Obsesi Indonesia untuk menjadi produsen perikanan terbesar di dunia pada 2015 bukan cuma omong kosong. Sebab, Negeri Zamrud Khatulistiwa ini punya modal sumberdaya perikanan yang besar dan belum sepenuhnya dimanfaatkan, terutama di sektor perikanan budidaya yang merupakan ujung tombak pencapaian obsesi tersebut (kp3k.kkp.2011).
Dalam mendukung perekonomian Potensi sumberdaya Indonesia yang lengkap, memberikan peluang yang besar bagi para anak bangsa untuk mengelolanya atau menciptakan lapangan kerja guna meningkatkan perekonomian karena setiap pengelolaan ataupun penggunaan sumberdaya dapat diukur nilai ekonominya. Suatu sumberdaya dapat meningkatkan perekonomian apabila sumberdaya tersebut dapat ditinjau dari segi ekonominya Secara garis besar sumberdaya alam dapat dibagi menurut sifatnya menjadi tiga bagian, yaitu: sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources), sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (non renewable resources) dan sumberdaya alam yang mempunyai sifat gabungan antara yang dapat diperbaharui dengan tidak dapat diperbaharui. Penggolongan lain sumberdaya alam yaitu dapat dilihat dari sudut penguasaan (property righ). Sumberdaya alam yang tidak dimiliki oleh perorangan (private property resources) dan sumberdaya milik umum (common property resources).
Sumberdaya milik umum memiliki kecenderungan untuk segera habis atau punah karena adanya tragedy dari pemilikan secara bersama itu (tragedy of the common). (Library blog.2012).
Tingginya keanekaragaman hayati tersebut bukan hanya disebabkan oleh letak geografis yang sangat strategis, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor seperti variasi iklim musiman, arus atau massa air laut yang mempengaruhi massa air dari dua samudera, serta keragaman tipe habitat dan ekosistem yang terdapat didalamnya. Keanekaragaman hayati di wilayah pesisir dan laut meliputi kenakearagaman genetik, spesies dan ekosistem. Pengertian kenakeragaman hayati dan nilai manfaatnya baik secara ekonomis, sosial, budaya, dan estetika perlu memperoleh perhatian serius agar strategi pengelolaan keanekaragaman hayati pesisir dan laut sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Kawasan konservasi perairan merupakan bagian dari upaya pengelolaan atau konservasi ekosistem. Berdasarkan tipe ekosistem yang dimiliki, kawasan konservasi perairan dapat meliputi: kawasan konservasi perairan tawar, perairan payau atau perairan laut. Kawasan konservasi perairan laut dikenal sebagai kawasan konservasi laut (KKL) (Wikipedia.2011).
D.  Faktor-faktor Produksi
Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (Wikipedia.2012).
Faktor-faktor produksi dalam perekonomian industry Perbedaan utama suatu sistem ekonomi terhadap yang lainnya terletak pada cara system itu mengelola factor-faktor produksinya, yaitu sumber daya dasar yang dipergunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.  Adapun komponennya adalah (Library Blog.2011) :
1. Tenaga kerja, mencakup waktu yang dipergunakan oleh pekerja dalam suatu proses produksi, kontribusi fisik maupun intelektualnya sesuai dengan kualifikasinya, yaitu tenaga kerja terdidik, tenaga kerja trampil, atau tenaga kerja tidak terdidik.
2.   Modal, berbentuk barang-barang tahan lama (barang modal) disebut juga modal konkret yang meliputi: berbagai mesin, peralatan kerja, bangunan dan sarananya serta (data processing) computer; dapat juga berbentuk abstrak seperti hak paten, nama baik (goodwill, dan hak merek dagang.  Sumber utama modal bisa berupa investasi pribadi yang berasal dari pengusaha individu, mitra bisnis atau investor pembeli saham yang bersangkutan.
3.    Wirausahawan, sebagai individu yang melihat peluang dan mau menanggung resiko yang timbul dari penciptaan dan pengoperasian usaha bisnisnya.
4.    Sumber daya fisik alam, meliputi sumber daya alam non-energi: bahan tambang seperti tembaga, biji besi dan pasir; juga sumber daya energi seperti  bahan bakar industri; serta fasilitas perkantoran dan produksi.

E.  Pendapatan
Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.
Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode, dan menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir periode. (Library blog.2011).
1.   Tujuan masa kini dan yang datang berhasil bila :
a.   Cukup membayar saprokan
b.   Cukup membayar bunga
c.   Cukup membayar tenaga kerja
2.   Ukuran efisiensi
a.   Penerimaan untuk setiap rupiah pengeluaran
b.   Penerimaan untuk setiap tenaga kerja
c.   Penerimaan untuk setiap rupiah yang diinvestasikan
3.   Faktor-faktor pendapatan
a.   Luas usaha
b.   Efisiensi kerja
c.   Efisiensi produksi
d.   Intensitas penggunaan lahan
e.   Tingkat produksi
4.   Ukuran Pendapatan
a.   Pendapatan tidak tunai dan pendapatan tunai
b.   Pendapatan pengelola
c.   Pendapatan tenaga kerja petani
d.   Pendapatan tenaga kerja keluarga
e.   Pendapatan petani
f.    Pendapatankeluarga petani


III. METODOLOGI PRAKTEK
A.  Waktu dan Tempat
            Praktek lapang ekonometrika dilaksanakan pada hari Jum’at–minggu, tangga 6–8 April 2012  yang bertempat di Desa Pundata Baji, Kab. Pangkajene Kepulauan, Kec.Labakkang, Sulawesi Selatan.
B.  Sumber Data
Sumber data yang dikumpulkan dalam praktek lapang ekonomi perikanan, antara lain :
1.         Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung kepada beberapa responden dengan menggunakan kuisioner serta observasi di lapangan.
2.         Data sekunder diperoleh melalui studi berbagai pustaka dan melalui laporan-laporan instansi pemerintah dan swasta terkait.
C.  Penentuan Responden
Penentuan responden ditentukan secara purposif sesuai dengan ketentuan anggota kelompok.
D.  Analisis Data
1. Analisis Pendapatan
                                     = TR – TC
Dimana :
Ket :    = Keuntungan
        TR = PendapatanKotor Usaha
        TC = BiayaProduksi( BiayaTetap + BiayaVariabel)
2.   Analisis Regresi Linear Berganda
Dimana :
Ket :     Y   =Pendapatan Usaha        
a Budidaya
X1 =Lahan
X2 =Bibit
X3 =Biaya Operasional
Sumber,


IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
A.   Keadaan Umum Lokasi
Kabupaten Pangkep yang terletak pada posisi geografis 1100 BT sampai dengan 1130 BB dan 4.400 LS sampai dengan 80 LS dan terletak di pantai barat pulau Sulawesi. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.112,29 km², tetapi setelah diadakan analisis bersama Bakosurtanal, luas wilayah tersebut direvisi menjadi 12.362,73 km2 dengan luas wilayah daratan 898,29 km2 dan wilayah laut 11.464,44 km2, luas pulau kecil 35.150 ha, garis pantai 250 km dan luas terumbu karang 36.000 ha. Adapun batas wilayah kabupaten Pangkep :
·         Sebelah Timur          : Kabupaten Bone
·         Sebelah Barat           : Selat Makassar
·         Sebelah Selatan       : Kabupaten Maros
·         Sebelah Utara           : Kabupaten Barru
            Secara kuantitatif, Pangkep berpenduduk ± 250.000 jiwa atau sekitar  279.887 orang. Dan secara administratif, pemerintahan kabupaten Pangkep terbagi atas 12 kecamatan, 66 desa, dan 36 kelurahan.Kabupaten Pangkep memiliki perairan lebih luas dibandingkan daratannya dengan perbandingan 1 berbanding 17. Kabupaten Pangkep memiliki 117 pulau dan hanya 80 diantara yang berpenghuni, terbagi dalam 3 kecamatan yaitu Kecamatan Tuppabiring, Kecamatan Liukang Kalmas dan Liukang Tangayya. Lokasi praktek lapang di desa Macini Baji dan di desa Pundata Baji berdekatan dengan pelabuhan Macini Baji.
B.   Sarana Dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana di desa Siddo dapat dilihat daam tabel 1 dibawah ini :
Tabel 1 : Sarana dan Prasarana
No
Sarana Dan Prasarana
Jumlah
1
Mesjid
1
2
Sekolah
1
3
Pustu
1
4
Koperasi
1
5
TPI
1
6
Pelabuhan
1
Sumber :Data Skunder Desa Pundata Baji, 2012
Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa desa Pundata Baji memiliki sarana dan prasarana yang masih kurang dan perlu dibenahi, seperti sekolah, desa ini hanya memiliki 1 sekolah dasar, dan tidak memiliki SMA dan SMP, hanya memiliki 1 mesjid, satu pustu (Puskesmas Pembantu), satu TPI (Tempat Pelelangan Ikan) dan memiliki Pelabuhan Macini Baji yang menjadi sarana yang diandalkan oleh masyarakat sekitar sebagai tempat berlabuhnya kapal yang menyeberangkan masyarakat ke pulau-pulau terdekat. Dan ada lembaga-lembaga formal lainnya seperti koperasi namun tidak berjalan atau dimanfaatkan.
C.   Deskripsi Responden
Adapun keadaan Umum Responden dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini, yaitu :
No
Nama
Umur
Pekerjaan
Pendidikan
1.
Abdullah
36 Tahun
Petani rumput laut
SMP
2.
Kahar
30 Tahun
Nelayan
SD
3.
Zaenal
47 Tahun
Petani rumput laut
SD
4.
Sirajuddin
45 Tahun
Petani rumput laut
SMP
Tabel 2 : keadaan umum responden
Sumber :Data primer, 2011
            Dari tabel 2 di atas dapat di ketahui bahwa responden pertama yaitu Abdullah berusia 36 tahun dengan tamatan SMP memiliki pekerjaan sebagai petani budidaya rumput laut, responden kedua yaitu Kahar berusia 30 tahun dengan tamatan SD memiliki pekerjaan sebagai nelayan, yang ketiga yaitu Zaenal berusia 47 tahun dengan tamatan SD memiliki pekerjaan yaitu petani rumput laut dan yang terakhir yaitu Sirajuddin berusia 45 tahun deng.n pekerjaan yaitu sebagai petani rumput laut.
D.   K­­egiatan Usaha
            Sebagian besar penduduk kabupaten Pangkep berprofesi sebagai nelayan yang tentunyamengandalkan kegiatan penangkapan ikan sebagai mata pencaharian utama.Budidaya rumput laut sebagai mata pencaharian alternatif masyarakat, menjadi penting untukdiusahakan.Karena selain modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan hasilnya lumayan sehingga masyarakat desa tersebut cenderung untuk budidaya rumput laut.Usaha budidaya rumput mulai menjadi usaha yang digeluti hampir di semua masyarakat desa Pundata Baji.Selain itu ada juga masyarakat yang mengandalkan dagangan kebutuhan sehari-hari.Kegiatan usaha ini menjadi pekerjaan sampingan yang kebanyakan dilakukan oleh ibu nelayan.
            Tetapi, ada juga mata pencaharian yang memiliki nilai ekonomis tinggi, yaitu budidaya bandeng.Budidaya bandeng dikelola oleh masyarakat setempat tetapi yang memiliki usaha tersebut kebanyakan pendatang dari desa Pundata Baji.Hal ini disebabkan karena daerah ini memiliki potensi yang sangat besar dalam usaha buidaya bandeng.Tetapi, sebagian besar sistem yang digunakan masih budidaya secara tradisional.Hal ini ditandai denga kurangnya pemakaian kincir angin dan peralatan lainnya yang berteknologi tinggi. Masyarakat sekitar juga memanfaatkan tambaknya jika musim hujan karena dapat menghasilkan garam yang kemudian menjadi mata pencaharian alternatif lain pada musim-musin tertentu saja. Jadi, yang menjadi mata pencaharian yang mendominasi di desa Pundata Baji ialah budidaya rumput laut dan alat tangkap bubu lipat (rakkang) yang digunakan untuk menangkap rajungan.


V. PEMBAHASAN MATERI
A.   Analisis Pendapatan Usaha
Dari hasil pengolahan data umum menggunakan SPSS diperoleh persamaan regresi linear berganda:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Y = 0.932 + 4.093X1 + 0.055X2 – 0.009X3
Durbin witson = 2.543
R = 0.960
R²  = 0.922
Berdasarkan pengolahan data maka tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel dependent Y= pendapatan  terhadap variabel independent yaitu X1= panjang bentangan, X2= Bibit, X3= biaya operasional. Hal ini dilihat dari nilai X1= 0.000, artinya panjang bentangan sangat signifikan terhadap pendapatan, nilai X2= 0.322, artinya jumlah bibit sangat tidak signifikan terhadap pendapatan, dan nilai X3= 0.822, artinya biaya operasional sangat tidak signifikan terhadap pendapatan.
Ketentuan untuk melihat tingkat signifikansi antara variabel dependent dan independent yaitu apabila :
nilai X berada diantara 0,05-0,01 artinya variabel dependent dan independent terdapat hubungan yg signifikan.
nilai X > 0,05, artinya variabel dependent dan independent sangat tidak signifikan.
nilai X < 0,01, artinya variabel dependent dan independent sangat signifikan.



Koefisien Determinan  dan Koefisien Korelasi
R2= 92,2% artinya 92.2% yang dipengaruhi oleh variabel X1= panjang bentangan, X2= bibit, X3= Biaya Operasional,   terhadap  variabel Y sedangkan sisanya 7.8% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain.
R= 96.0% artinya 96.0% mendekati  dari 100% maka terdapat hubungan yang cukup erat antara variabel dependent dan independent.
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Y = 0.932 + 4.093X1 + 0.055X2 – 0.009X3
X1 = 10
Untuk b1:
Y = 0.932 + 4.093 (10) + 0.055X2 – 0.009X3
Y = 0.932 + (40.93 + 0.055 – 0.009)
Y = 0.932 + 40.976
Y = 41.908
Artinya jika panjang bentangan bertambah 10 maka pendapatan akan meningkat  sebesar 41.908 dengan asumsi bahwa X2 dan X3 dianggap konstan atau cateris paribus.
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Y = 0.932 + 4.093X1 + 0.055X2 – 0.009X3
X2 = 10
Untuk b1:
Y = 0.932 + 4.093X1 + 0.055 (10) – 0.009X3
Y = 0.932 + (4.093 + 0.55 – 0.009)
Y = 0.932 + 4.634
Y = 5.566
Artinya jika bibit bertambah 10 maka pendapatan akan meningkat  sebesar 5.566 dengan asumsi bahwa X1 dan X3 dianggap konstan atau cateris paribus.
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Y = 0.932 + 4.093X1 + 0.055X2 – 0.009X3
X3 = 10
Untuk b1:
Y = 0.932 + 4.093X1 + 0.055X2 – 0.009 (1000)
Y = 0.932 + (4.093 + 0.055 – 9.000)
Y = 0.932 - 4.852
Y = -3.92
Artinya jika biaya operasional bertambah 1000 maka pendapatan akan berkurang  dan mengalami kerugian sebesar 3.92 dengan asumsi bahwa X1 dan X2 dianggap konstan atau cateris paribus.
B.   Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha
Dari hasil interview terhadap responden diatas beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha rumput laut mereka antara lain :
1.   Akibat Jika Terjadi Faktor Alam Negatif
Faktor alam negatif yang terjadi dan dialami oleh petani rumput laut di Dusun Maccini Baji, Kec. Labakkang, Kab. Pangkep adalah perubahan suhu air yang meningkat; perubahan arus menjadi deras; adanya ombak dan gelombang yang kuat; dan adanya predator atau kompetitor yang menghalangi pertumbuhan serta mengurangi kualitas rumput laut.
Jika faktor alam negatif terjadi maka produksi rumput laut akan menurun dikarenakan adanya penghambat pertumbuhan dari rumput laut tersebut. Jika produksi menurun, maka harga akan naik dikarenakan permintaan meningkat sedangkan penawaran berkurang.
2.    Akibat Jika Terjadi Faktor Alam Positif
Faktor alam positif yang terjadi dan dialami oleh petani rumput laut di Dusun Maccini Baji adalah suhu air yang tidak tinggi; arus, ombak dan gelombang yang stabil; dan tidak adanya predator atau kompetitor yang menghalangi pertumbuhan serta mengurangi kualitas rumput laut.
Jika faktor alam positif terjadi maka produksi rumput laut akan meningkat dikarenakan pertumbuhan dan kualitas rumput laut yang bagus. Jika produksi meningkat, maka harga akan turun dikarenakan terjadi kelebihan penawaran sedangkan permintaan meningkat.


VI. PENUTUP
A.  Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dari praktek lapang Ekonometrika yang dilaksanakan di Kelurahan Pundata Baji, Kabupaten Pangkep, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.      Y = 0.932 + 4.093X1 + 0.055X2 – 0.009X3
Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel dependent Y=pendapatan terhadap variabel independent yaitu X1=jumlah bentangan, X2=bibit, X3=biaya operasional. Hal ini dilihat dari nilai X1=0.000 , artinya jumlah bentangan sangat signifikan terhadap pendapatan, nilai X2=0.322, artinya bibit sangat tidak signifikan terhadap pendapatan, dan nilai X3=0.822, artinya biaya operasional tidak berpengaruh terhadap pendapatan.
1.    Nilai Durbin-Watson (DW hitung) sebesar 2.543. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan DW hitung berada diantara 0.05 dan 0,01  yakni 0,05 ≤ 2.543≤ 0,01 maka ini berarti tidak terjadi autokorelasi.
2.    Berdasarkan pengolahan uji t maka dapat ditarik kesimpulan:
Untuk X1, T hitung > nilai signifikan artinya luas lahan memiliki hubungan yang signifikan terhadap pendapatan.
Untuk X2, T hitung > nilai signifikan artinya bibit memiliki hubungan yang signifikan dengan pendapatan.
Untuk X3, T hitung < nilai signifikan artinya biaya operasional tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan pendapatan.
3.    Berdasarkan pengolahan uji F maka dapat ditarik kesimpulan bahwa F hit > nilai signifikan hal ini menunjukkan adanya hubungan antara variabel dependent dengan variabel independent.
B. Saran
1.    Saran Praktek Lapang
Menurut saya, praktek lapang ekonometrika sudah sangat baik dalam pelaksanaannya.
2.    Saran Asisten
Disini saya tidak memberikan saran karena menurut saya, kinerja asisten sudah sangat baik dalam membimbing praktikannya.
3.    Saran Lokasi
Sebaiknya lokasi praktek lapang yang dipilih tidak sama dengan sebelumnya agar pengetahuan mahasiswa tentang lokasi tidak hanya tertuju pada satu lokasi praktek saja.


DAFTAR PUSTAKA
Rhardja. Pratama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia.
Samuelson. 1954. Ekonometrika Terapan. Andi Yogyakarta: Yogyakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya. Diakses pada 1 April 2012. Pukul 22.45 WITA.

http://id.wikipedia.org/wiki/Faktor_produksi. 2012. Diakses pada 2 April 2012. Pukul 21.30 WITA.

http://library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-rustam2.pdf. 2011. Diakses pada 2 April 2012. Pukul 21.07 WITA.

http://library.usu.ac.id/download/.pdf.2011. Diakses pada 2 April 2012. Pukul 21.15 WITA.

 












LAMPIRAN


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

window.setTimeout(function() { document.body.className = document.body.className.replace('loading', ''); }, 10);