
![]() |

OLEH:
NAMA : IBNU MALKAN HASBI
NIM : L 241 10 276
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : NURUL LATIFAH
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012

A. Latar
Belakang
Indonesia memiliki luas laut lebih kurang 5,8 juta km2 dengan
garis pantai sepanjang 81.000 km yang memiliki potensi sumberdaya, terutama
sumberdaya perikanan laut yang cukup besar, baik dari segi kuantitas maupun
diversitas. Potensi lestari sumberdaya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar
6,4 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan
ZEEI (Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia) seluas 2,7 juta km yang menyangkut
eksploitasi dan pengelolaan sumberdaya hayati dan non-hayati. Wilayah pesisir
dan lautan Indonesia terkenal dengan kekayaan dan keanekaragaman hayati yang
terbesar di dunia, karena memiliki ekosistem pesisir, seperti hutan mengrove
dan lain-lain (Dahuri.2001).
Potensi sumber daya alam di Sulawesi
Selatan khususnya lahan tambak telah dimanfaatkan hampir sebanding dengan potensi
tersedia, sehingga tidak layak lagi dilakukan perluasan areal tambak karena
akan berdampak ekologis dan akan terjadi benturan fungsi-fungsi lahan. Pembangunan sumberdaya
pesisir dan laut pada saat ini menjadi andalan bagi Sulawesi selatan untuk melakukan
pemulihan ekonomi. Hal ini tentu saja memberikan peluang yang lebih besar bagi
daerah untuk mengelolah dan memanfaatkan potensi pesisir dan laut bagi
kesejahteraan daerah.Potensi
sumberdaya pesisir dan laut di Sulawesi selatan utamanya sumber daya hayati
ikan dan sejenisnya telah dieksploitasi secara berlebihan baik melalui
perikanan tangkap (laut) maupun budidaya ikan (tambak), sehingga terjadi
penipisan sumberdaya baik pesisir maupun laut (Wordpress.2012).
Dalam analisis ekonometrika, adanya
hubungan keseimbangan jangka panjangantara variabel-variabel yang berhubungan
sangat diperlukan untuk melakukan peramalan.Hasil peramalan ini sangat berguna
sebagai alat pengambilan keputusan. Hubungan jangkapanjang tersebut dapat diketahui melalui
pendekatan kointegrasi. Kointegrasi merupakanhubungan antara variabel-variabel
yang stasioner pada derajat yang sama. Sehingga stasioneri merupakan syarat
yang penting dalam pendekatan kointegrasi. memberi kontribusi terhadap
peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia namun kenyataannya masyarakat
pesisir masih merupakan masyarakat miskin baik secara kultural maupun
struktural.
Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) adalah salah satu kabupaten yang terletak di utara kota
Makassar.
Secara administrative, pemerintahan kabupaten Pangkep terbagi atas 12
kecamatan, 66 desa, dan 36 kelurahan. Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
(Pangkep) dicirikan dengan wilayah perairannya lebih luas dibandingkan
daratannya dengan perbandingan 1 berbanding 17. Kabupaten Pangkep memiliki 117
pulau dan hanya 94 berpenghuni dengan jumlah penduduk 51.469 jiwa (34 %) serta
7 kecamatan wilayah perikanan. Luas laut kab. Pangkep 11.464.44 km, luas
pulau kecil 35.150 ha dan garis pantai 250 km dan luas terumbu karang
36.000 ha. Daerahnya
berada di perikanan Barat Sulawesi Selatan dengan ketinggian antara 0 hingga
1.000 meter di atas permukaan laut. Sumber daya laut Kabupaten Pangkep yang tersebar di 4 Wilayah kecamatan Kepulauan
tidak di ragukan lagi, dengan luas laut yang berbatasan langsung dengan
pulau-pulau besar seperti Jawa, Madura, Nusa Tenggara dan kalimantan, maka bisa
di simpulkan bahwa sumber daya laut Kabupaten
Pangkep tidak di ragukan lagi. Terumbu karang dan aneka Flora dan Fauna
Laut yang di miliki oleh kabupaten kepulauan ini memiliki potensi besar baik
berupa hasil laut ataupun tempat pariwisata. Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan, memiliki tiga dimensi wilayah yaitu laut, daratan dan pegunungan (Wikipedia.2012).
Pembangunan di
wilayah kepulauan sekarang ini selain pengembangan budidaya kepiting dan
cumi-cumi, juga rumput laut di wilayah pesisir dan kecamatan Liukang Tangaya
dan Kalmas akan difokuskan. Sedangkan di wilayah pesisir sudah terdapat empat
kecamatan pengembangan rumput alut seperti kecamatan Segeri,
Mandalle,Marang dan Labakkang. Perikanan budidaya di Desa Kanaungan Kec. Labakkang Kab.
Pangkep sangat potensial untuk dikembangkan dan dapat mendukung kesejahteraan
pembudidaya, serta mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat pembudidaya ikan
bandeng (Chanos chanos F) dan ikan nila (Oreochromis niloticus).
Untuk
mengetahui bagaimana aplikasi ekonometrika dalam usaha masyarakat serta bagaimana biaya dan manfaat
yang diperoleh dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan maka dilakukanlah praktek
lapang mata kuliah ekonomi perikanan.
B. Tujuan
dan Kegunaan
Tujuan
dilalukan praktek lapang ekonometrika yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
usaha perikanan budidaya rumput laut di Desa Pundata Baji, Kec.
Labakkang, Kab. Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan.
Kegunaan dari praktek lapang ekonometrika adalah sebagai
bahan perbandingn antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan keadaan
sesungguhnya yang ada di lapangan.

A. Pengertian
Ekonometrika
Ekonometrika merupakan ilmu tentangpengukuran aktivitas
ekonomi dengan menggunakan berbagai bidang ilmu yang terdiri dari teori
ekonomi, matematika ekonomi, statistika ekonomi, dengan tujuan untuk melakukan
analisis fenomena ekonomi. Beberapa pakar mendefenisiskan ekonometrika sebagai
berikut (Suliyanto. 2011) :
1. Ekonometrika didefenisikan sebagai analisis kuantitatif
dari fenomena ekonomi riil berdasarkan pada pengembangan teori dan observasi
yang dihubungkan dengan metode inferensi (Samuelson,1954).
2. Ilmu ekonometrik adalah aplikasi dari teori metode
statistik dan matematika untuk menganalisis data-data ekonomi dengan satu
tujuan untuk memberikan kandungan dan verifikasi pada teori ekonomi
(Maddala,1992).
3. Sebagai suatu ilmu yang mengkombinasikan teori ekonomi
dan statistika ekonomi dengan tujuan menyelidiki dukungan empiris dari skema
yang dibangun oleh teori ekonomi dengan memanfaatnkan ilmu ekonomi, matematika
dan statistik, ekonometrika membuat hukum-hukum ekonomi teoritis tertentu
menjadi nyata. (Sumodiningrat, 1994).
B. Aspek-aspek
Usaha
Beberapa Aspek
Penting Dalam Usaha Perikanan yaitu:
1.
Aspek
Pasar
Beberapa poin
didalam aspek ini yang harus diketahui oleh para pelaku usaha perikanan dan
calon pelaku usaha perikanan adalah gambaran yang jelas tentang volume
permintaan, waktu permintaan dan sistem pemasaran.
Ketiga hal ini harus diperoleh dalam keadaan yang jelas, lengkap dan terprediksi dengan baik dikarenakan aspek pasar ini akan berpengaruh langsung terhadap manajemen produksi, kemampuan sumber daya manusia, daya dukung sumber daya alam dan sistem permodalan.
Ketiga hal ini harus diperoleh dalam keadaan yang jelas, lengkap dan terprediksi dengan baik dikarenakan aspek pasar ini akan berpengaruh langsung terhadap manajemen produksi, kemampuan sumber daya manusia, daya dukung sumber daya alam dan sistem permodalan.
2.
Manajemen
Produksi
Setelah semua
gambaran tentang aspek pasar diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah
menciptakan manajemen produksi.Hal ini penting untuk dilakukan supaya para
pelaku dan calon pelaku usaha perikanan bisa mendapatkan senjata untuk
menghadapi kondisi pasar kedepannya.Beberapa komponen yang termasuk didalam
manajemen produksi adalah skala usaha, teknologi yang akan digunakan dan
penetapan sistem tebar panen.
3.
Sumber
Daya Manusia(SDM)
SDM merupakan
salah satu aspek penting dalam usaha perikanan, terutama terkait dengan
penguasaan teknis dan manajerial usaha.Seorang pelaku dan calon pelaku usaha
perikanan harus memiliki kemampuan untuk menguasai manajemen produksi secara
lengkap.Berbagai jenis tindakan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
SDM diberbagai tingkatan harus selalu dilakukan agar performa puncak dapat
segera tercapai.Adapaun beberapa kemampuan dari SDM yang harus bisa
ditingkatkan adalah produktivitas dan efisiensi kerja, kemampuan dalam hal
berkomunikasi, kemampuan dalam hal kerja tim, kemampuan dalam hal memanfaatkan
setiap peluang usaha serta pengembangan sikap dan mental yang lebih positif.
4.
Sumber
Daya Alam (SDA)
Beberapa
komponen yang tercakup didalam aspek SDA adalah masalah ketersediaan lahan dan
air berstatus memenuhi syarat baik itu dlam hal kuantitas dan kualitas, stok
ikan dilaut dan perairan umum, iklim, topografi lahan, dan sebagainya.Tingkat
kesesuaian SDA dapat dibagi ke dalam 3 kategori, yaitu sangat sesuai, sesuai
dan tidak sesuai. Salah satu perbedaan yang dapat diamati diantara ke 3
kategori ini adalah masalah besar kecilnya biaya investasi yang harus
disiapkan.Pada SDA dengan kategori sangat sesuai, biaya investasi yang harus
dikeluarkan akan jauh lebih kecil daripada SDA dengan kategori sesuai atau
tidak sesuai.
5.
Modal
Manajemen
produksi yang diterapkan didalam sebuah usaha perikanan pada akhirnya nanti
akan berdampak pada hal besar kecilnya modal yang harus disediakan.Sistem
permodalan harus disesuaikan dengan manajemen produksi yang akan diterapkan
setelah memperhatikan juga aspek pasar, SDM dan SDA.
Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan modal adalah melalui berbagai macam lembaga keuangan maupun dari pihak investor.
Informasi singkat mengenai aspek – aspek penting didalam usaha perikanan ini disampaikan dengan harapan agar para pelaku dan calon pelaku usaha perikanan dapat lebih meminimalkan setiap resiko yang akan terjadi kedepannya.
Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan modal adalah melalui berbagai macam lembaga keuangan maupun dari pihak investor.
Informasi singkat mengenai aspek – aspek penting didalam usaha perikanan ini disampaikan dengan harapan agar para pelaku dan calon pelaku usaha perikanan dapat lebih meminimalkan setiap resiko yang akan terjadi kedepannya.
Juga siap dalam menghadapi setiap kendala yang datang menghadang serta
dapat menjadikan usaha perikanan sebagai usaha yang menghasilkan keuntungan
dalam jangka waktu lama dan tahan banting (perikananbadung.2012).
C. Sumberdaya Perikanan
Secara umum potensi vegetasi biota laut juga sangat besar. Salah satunya
adalah terumbu karang. Dimana terumbu karang ini memilki fungsi yang sangat
startegis bagi kelangsungan hidup ekosistem laut yakni fungsi ekologis yaitu
sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, pelindung fisik, tempat
pemijahan, tempat bermain dan asuhan berbagai biota. Terumbu karang juga
menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis penting seperti berbagai jenis
ikan karang, udang karang, alga, teripang dan kerang mutiara Data Ditjen Perikanan
tahun 1991 menunjukan, potensi lestari sumber daya ikan pada terumbu karang di
perairan indonesia diperkirakan sebesar 80.802 ton/km2/tahun, dengan
luas total terumbu karang 50.000 km2. Rumput laut memiliki potensi
lahan untuk budidaya sekitar 26.700 ha dengan kemampuan potensi produksi
sebesar 482.400 ton/tahun (Antaranews.2012).
Obsesi Indonesia untuk menjadi produsen perikanan
terbesar di dunia pada 2015 bukan cuma omong kosong. Sebab, Negeri Zamrud
Khatulistiwa ini punya modal sumberdaya perikanan yang besar dan belum
sepenuhnya dimanfaatkan, terutama di sektor perikanan budidaya yang merupakan
ujung tombak pencapaian obsesi tersebut (kp3k.kkp.2011).
Dalam mendukung perekonomian Potensi sumberdaya Indonesia
yang lengkap, memberikan peluang yang besar bagi para anak bangsa untuk
mengelolanya atau menciptakan lapangan kerja guna meningkatkan perekonomian
karena setiap pengelolaan ataupun penggunaan sumberdaya dapat diukur nilai
ekonominya. Suatu sumberdaya dapat meningkatkan perekonomian apabila sumberdaya
tersebut dapat ditinjau dari segi ekonominya Secara garis besar sumberdaya alam
dapat dibagi menurut sifatnya menjadi tiga bagian, yaitu: sumberdaya alam yang
dapat diperbaharui (renewable resources), sumberdaya alam yang tidak dapat
diperbaharui (non renewable resources) dan sumberdaya alam yang mempunyai sifat
gabungan antara yang dapat diperbaharui dengan tidak dapat diperbaharui.
Penggolongan lain sumberdaya alam yaitu dapat dilihat dari sudut penguasaan
(property righ). Sumberdaya alam yang tidak dimiliki oleh perorangan (private
property resources) dan sumberdaya milik umum (common property resources).
Sumberdaya milik umum memiliki kecenderungan untuk segera
habis atau punah karena adanya tragedy dari pemilikan secara bersama itu
(tragedy of the common). (Library blog.2012).
Tingginya keanekaragaman hayati
tersebut bukan hanya disebabkan oleh letak geografis yang sangat strategis,
melainkan juga dipengaruhi oleh faktor seperti variasi iklim musiman, arus atau
massa air laut yang mempengaruhi massa air dari dua samudera, serta keragaman
tipe habitat dan ekosistem yang terdapat didalamnya. Keanekaragaman hayati di
wilayah pesisir dan laut meliputi kenakearagaman genetik, spesies dan
ekosistem. Pengertian kenakeragaman hayati dan nilai manfaatnya baik secara
ekonomis, sosial, budaya, dan estetika perlu memperoleh perhatian serius agar
strategi pengelolaan keanekaragaman hayati pesisir dan laut sesuai dengan
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Kawasan konservasi perairan
merupakan bagian dari upaya pengelolaan atau konservasi ekosistem. Berdasarkan
tipe ekosistem yang dimiliki, kawasan konservasi perairan dapat meliputi:
kawasan konservasi perairan tawar, perairan payau atau perairan laut. Kawasan
konservasi perairan laut dikenal sebagai kawasan konservasi laut (KKL) (Wikipedia.2011).
D. Faktor-faktor
Produksi
Dalam ilmu
ekonomi,
faktor produksi adalah sumber
daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya,
faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga
kerja,
modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada
perkembangannya, maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian
disebut sebagai faktor fisik (Wikipedia.2012).
Faktor-faktor produksi dalam
perekonomian industry Perbedaan
utama suatu sistem ekonomi terhadap yang lainnya terletak pada cara system itu
mengelola factor-faktor produksinya, yaitu sumber daya dasar yang dipergunakan
oleh perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. Adapun komponennya
adalah (Library Blog.2011) :
1. Tenaga kerja, mencakup
waktu yang dipergunakan oleh pekerja dalam suatu proses produksi, kontribusi
fisik maupun intelektualnya sesuai dengan kualifikasinya, yaitu tenaga kerja terdidik,
tenaga kerja trampil, atau tenaga kerja tidak terdidik.
2. Modal, berbentuk
barang-barang tahan lama (barang modal) disebut juga modal konkret yang
meliputi: berbagai mesin, peralatan kerja, bangunan dan sarananya serta (data
processing) computer; dapat juga berbentuk abstrak seperti hak paten, nama baik
(goodwill, dan hak merek dagang. Sumber utama modal bisa berupa investasi
pribadi yang berasal dari pengusaha individu, mitra bisnis atau investor
pembeli saham yang bersangkutan.
3. Wirausahawan, sebagai individu yang melihat peluang dan
mau menanggung resiko yang timbul dari penciptaan dan pengoperasian usaha
bisnisnya.
4. Sumber daya fisik alam, meliputi sumber daya alam
non-energi: bahan tambang seperti tembaga, biji besi dan pasir; juga sumber
daya energi seperti bahan bakar industri; serta fasilitas perkantoran dan
produksi.
E. Pendapatan
Pendapatan
menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh
seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir
periode seperti keadaan semula. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah
harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama
satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.
Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup
kemungkinan perubahan lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada awal
periode, dan menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir periode. (Library blog.2011).
1.
Tujuan
masa kini dan yang
datang berhasil
bila :
a.
Cukup
membayar saprokan
b.
Cukup
membayar bunga
c.
Cukup
membayar tenaga kerja
2. Ukuran efisiensi
a.
Penerimaan
untuk setiap rupiah pengeluaran
b.
Penerimaan
untuk setiap tenaga kerja
c.
Penerimaan
untuk setiap rupiah yang
diinvestasikan
3.
Faktor-faktor
pendapatan
a.
Luas
usaha
b.
Efisiensi
kerja
c.
Efisiensi
produksi
d.
Intensitas
penggunaan lahan
e.
Tingkat
produksi
4.
Ukuran Pendapatan
a.
Pendapatan tidak tunai dan pendapatan tunai
b.
Pendapatan pengelola
c.
Pendapatan tenaga kerja petani
d.
Pendapatan tenaga kerja keluarga
e.
Pendapatan petani
f.
Pendapatankeluarga petani

A. Waktu
dan Tempat
Praktek lapang ekonometrika
dilaksanakan pada hari Jum’at–minggu,
tangga 6–8 April 2012 yang bertempat di Desa Pundata
Baji, Kab. Pangkajene
Kepulauan, Kec.Labakkang, Sulawesi Selatan.
B. Sumber Data
Sumber data
yang dikumpulkan dalam praktek lapang ekonomi perikanan, antara lain :
1.
Data
primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung kepada beberapa
responden dengan menggunakan kuisioner serta observasi di lapangan.
2.
Data
sekunder diperoleh melalui studi berbagai pustaka dan melalui laporan-laporan
instansi pemerintah dan swasta terkait.
C. Penentuan Responden
Penentuan responden
ditentukan secara purposif sesuai dengan ketentuan anggota kelompok.
D. Analisis Data
1. Analisis Pendapatan

Dimana :
Ket :
= Keuntungan

TR = PendapatanKotor Usaha
TC = BiayaProduksi( BiayaTetap + BiayaVariabel)
2.
Analisis
Regresi Linear Berganda

Dimana
:
Ket
: Y =Pendapatan Usaha
a Budidaya
X1 =Lahan
X2 =Bibit
X3 =Biaya Operasional
Sumber,

A. Keadaan Umum Lokasi
Kabupaten Pangkep yang terletak pada posisi geografis 1100
BT sampai dengan 1130 BB dan 4.400 LS sampai dengan
80 LS dan terletak di pantai barat pulau Sulawesi. Kabupaten ini
memiliki luas wilayah 1.112,29 km², tetapi setelah diadakan analisis bersama
Bakosurtanal, luas wilayah tersebut direvisi menjadi 12.362,73 km2 dengan
luas wilayah daratan 898,29 km2 dan wilayah laut 11.464,44 km2,
luas pulau kecil 35.150 ha, garis pantai 250 km dan luas terumbu karang 36.000
ha. Adapun batas wilayah kabupaten Pangkep :
·
Sebelah
Timur : Kabupaten Bone
·
Sebelah
Barat : Selat Makassar
·
Sebelah
Selatan : Kabupaten Maros
·
Sebelah
Utara : Kabupaten Barru
Secara kuantitatif, Pangkep berpenduduk ± 250.000 jiwa
atau sekitar 279.887 orang. Dan secara
administratif, pemerintahan kabupaten Pangkep terbagi atas 12 kecamatan, 66
desa, dan 36 kelurahan.Kabupaten Pangkep memiliki perairan lebih luas
dibandingkan daratannya dengan perbandingan 1 berbanding 17. Kabupaten Pangkep
memiliki 117 pulau dan hanya 80 diantara yang berpenghuni, terbagi dalam 3
kecamatan yaitu Kecamatan Tuppabiring, Kecamatan Liukang Kalmas dan Liukang Tangayya.
Lokasi praktek lapang di desa Macini Baji dan di desa Pundata Baji berdekatan
dengan pelabuhan Macini Baji.
B. Sarana
Dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana
di desa Siddo dapat dilihat daam tabel 1 dibawah ini :
Tabel
1 : Sarana dan Prasarana
No
|
Sarana Dan Prasarana
|
Jumlah
|
1
|
Mesjid
|
1
|
2
|
Sekolah
|
1
|
3
|
Pustu
|
1
|
4
|
Koperasi
|
1
|
5
|
TPI
|
1
|
6
|
Pelabuhan
|
1
|
Sumber
:Data Skunder Desa Pundata Baji, 2012
Dari tabel 1 di atas dapat
dilihat bahwa desa Pundata Baji memiliki sarana dan prasarana yang masih kurang
dan perlu dibenahi, seperti sekolah, desa ini hanya memiliki 1 sekolah dasar,
dan tidak memiliki SMA dan SMP, hanya memiliki 1 mesjid, satu pustu (Puskesmas
Pembantu), satu TPI (Tempat Pelelangan Ikan) dan memiliki Pelabuhan Macini Baji
yang menjadi sarana yang diandalkan oleh masyarakat sekitar sebagai tempat
berlabuhnya kapal yang menyeberangkan masyarakat ke pulau-pulau terdekat. Dan ada lembaga-lembaga
formal lainnya seperti koperasi namun tidak berjalan atau dimanfaatkan.
C. Deskripsi
Responden
Adapun
keadaan Umum Responden dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini, yaitu :
No
|
Nama
|
Umur
|
Pekerjaan
|
Pendidikan
|
1.
|
Abdullah
|
36 Tahun
|
Petani rumput
laut
|
SMP
|
2.
|
Kahar
|
30 Tahun
|
Nelayan
|
SD
|
3.
|
Zaenal
|
47 Tahun
|
Petani rumput
laut
|
SD
|
4.
|
Sirajuddin
|
45 Tahun
|
Petani rumput
laut
|
SMP
|
Tabel
2 : keadaan umum responden
Sumber :Data primer, 2011
Dari tabel 2 di atas dapat di ketahui
bahwa responden pertama yaitu Abdullah berusia 36 tahun dengan tamatan SMP
memiliki pekerjaan sebagai petani budidaya rumput laut, responden kedua yaitu
Kahar berusia 30 tahun dengan tamatan SD memiliki pekerjaan sebagai nelayan, yang
ketiga yaitu Zaenal berusia 47 tahun dengan tamatan SD memiliki pekerjaan yaitu
petani rumput laut dan yang terakhir yaitu Sirajuddin berusia 45 tahun deng.n
pekerjaan yaitu sebagai petani rumput laut.
D. Kegiatan Usaha
Sebagian besar
penduduk kabupaten Pangkep berprofesi sebagai nelayan yang tentunyamengandalkan
kegiatan penangkapan ikan sebagai mata pencaharian utama.Budidaya rumput laut
sebagai mata pencaharian alternatif masyarakat, menjadi penting
untukdiusahakan.Karena selain modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan
hasilnya lumayan sehingga masyarakat desa tersebut cenderung untuk budidaya
rumput laut.Usaha budidaya rumput mulai menjadi usaha yang digeluti hampir di
semua masyarakat desa Pundata Baji.Selain itu ada juga masyarakat yang
mengandalkan dagangan kebutuhan sehari-hari.Kegiatan usaha ini menjadi
pekerjaan sampingan yang kebanyakan dilakukan oleh ibu nelayan.
Tetapi, ada juga mata pencaharian yang
memiliki nilai ekonomis tinggi, yaitu budidaya bandeng.Budidaya bandeng
dikelola oleh masyarakat setempat tetapi yang memiliki usaha tersebut
kebanyakan pendatang dari desa Pundata Baji.Hal ini disebabkan karena daerah
ini memiliki potensi yang sangat besar dalam usaha buidaya bandeng.Tetapi,
sebagian besar sistem yang digunakan masih budidaya secara tradisional.Hal ini
ditandai denga kurangnya pemakaian kincir angin dan peralatan lainnya yang
berteknologi tinggi. Masyarakat sekitar juga memanfaatkan tambaknya jika musim
hujan karena dapat menghasilkan garam yang kemudian menjadi mata pencaharian
alternatif lain pada musim-musin tertentu saja. Jadi, yang menjadi mata
pencaharian yang mendominasi di desa Pundata Baji ialah budidaya rumput laut
dan alat tangkap bubu lipat (rakkang) yang digunakan untuk menangkap rajungan.

A. Analisis Pendapatan Usaha
Dari hasil pengolahan data umum menggunakan SPSS diperoleh
persamaan regresi linear berganda:
Y
= a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Y
= 0.932 + 4.093X1 + 0.055X2 –
0.009X3
Durbin witson = 2.543
R = 0.960
R² = 0.922
Berdasarkan pengolahan data maka tidak
ada hubungan yang signifikan antara variabel dependent Y= pendapatan terhadap variabel independent yaitu X1=
panjang bentangan, X2= Bibit, X3= biaya operasional. Hal ini dilihat dari nilai
X1= 0.000, artinya panjang bentangan sangat signifikan terhadap pendapatan,
nilai X2= 0.322, artinya jumlah bibit sangat tidak signifikan terhadap pendapatan,
dan nilai X3= 0.822, artinya biaya operasional sangat tidak signifikan terhadap
pendapatan.
Ketentuan untuk melihat tingkat
signifikansi antara variabel dependent dan independent yaitu apabila :
nilai
X berada diantara 0,05-0,01 artinya variabel dependent dan independent terdapat
hubungan yg signifikan.
nilai
X > 0,05, artinya variabel dependent dan independent sangat tidak signifikan.
nilai
X < 0,01, artinya variabel dependent dan independent sangat signifikan.
Koefisien Determinan dan Koefisien Korelasi
R2=
92,2% artinya 92.2% yang dipengaruhi oleh variabel X1= panjang bentangan, X2=
bibit, X3= Biaya Operasional,
terhadap variabel Y sedangkan
sisanya 7.8% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain.
R=
96.0% artinya 96.0% mendekati dari 100%
maka terdapat hubungan yang cukup erat antara variabel dependent dan
independent.
Y
= a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Y
= 0.932 + 4.093X1 + 0.055X2 –
0.009X3
X1 = 10
Untuk
b1:
Y
= 0.932 + 4.093 (10) + 0.055X2 –
0.009X3
Y
= 0.932 + (40.93 + 0.055 – 0.009)
Y
= 0.932 + 40.976
Y
= 41.908
Artinya jika panjang bentangan bertambah 10
maka pendapatan akan meningkat sebesar
41.908 dengan asumsi bahwa X2 dan X3 dianggap konstan
atau cateris paribus.
Y
= a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Y
= 0.932 + 4.093X1 + 0.055X2 –
0.009X3
X2 = 10
Untuk
b1:
Y
= 0.932 + 4.093X1
+ 0.055 (10) – 0.009X3
Y
= 0.932 + (4.093 + 0.55 – 0.009)
Y
= 0.932 + 4.634
Y
= 5.566
Artinya jika bibit bertambah 10 maka
pendapatan akan meningkat sebesar 5.566
dengan asumsi bahwa X1 dan X3 dianggap konstan atau cateris
paribus.
Y
= a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Y
= 0.932 + 4.093X1 + 0.055X2 –
0.009X3
X3 = 10
Untuk
b1:
Y
= 0.932 + 4.093X1
+ 0.055X2 – 0.009 (1000)
Y
= 0.932 + (4.093 + 0.055 – 9.000)
Y
= 0.932 - 4.852
Y
= -3.92
Artinya jika biaya
operasional bertambah 1000 maka pendapatan akan berkurang dan mengalami kerugian sebesar 3.92 dengan
asumsi bahwa X1 dan X2 dianggap konstan atau cateris
paribus.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha
Dari hasil interview
terhadap responden diatas beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
pendapatan usaha rumput laut mereka antara lain :
1.
Akibat
Jika Terjadi Faktor Alam Negatif
Faktor alam
negatif yang terjadi dan dialami oleh petani rumput laut di Dusun
Maccini Baji, Kec. Labakkang, Kab. Pangkep adalah perubahan suhu air yang
meningkat; perubahan arus menjadi deras; adanya ombak dan gelombang yang kuat;
dan adanya predator atau kompetitor yang menghalangi pertumbuhan serta
mengurangi kualitas rumput laut.
Jika faktor
alam negatif terjadi maka produksi rumput laut akan menurun dikarenakan adanya
penghambat pertumbuhan dari rumput laut tersebut. Jika produksi menurun, maka
harga akan naik dikarenakan permintaan meningkat sedangkan penawaran berkurang.
2.
Akibat Jika Terjadi Faktor
Alam Positif
Faktor alam
positif yang terjadi dan dialami oleh petani rumput laut di Dusun
Maccini Baji adalah
suhu air yang tidak tinggi; arus, ombak dan gelombang yang stabil; dan tidak
adanya predator atau kompetitor yang menghalangi pertumbuhan serta mengurangi
kualitas rumput laut.
Jika faktor
alam positif terjadi maka produksi rumput laut akan meningkat dikarenakan
pertumbuhan dan kualitas rumput laut yang bagus. Jika produksi meningkat, maka
harga akan turun dikarenakan terjadi kelebihan penawaran sedangkan permintaan
meningkat.

A.
Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dari praktek lapang Ekonometrika yang
dilaksanakan di Kelurahan Pundata Baji, Kabupaten Pangkep, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1.
Y
= 0.932 + 4.093X1 + 0.055X2 –
0.009X3
Tidak ada hubungan yang
signifikan antara variabel dependent Y=pendapatan terhadap variabel independent
yaitu X1=jumlah bentangan, X2=bibit, X3=biaya operasional. Hal ini dilihat dari
nilai X1=0.000 , artinya jumlah bentangan sangat signifikan terhadap
pendapatan, nilai X2=0.322,
artinya bibit sangat tidak signifikan terhadap pendapatan, dan nilai X3=0.822, artinya biaya operasional
tidak berpengaruh terhadap pendapatan.
1.
Nilai
Durbin-Watson (DW hitung) sebesar 2.543. Berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan DW hitung berada diantara 0.05 dan 0,01 yakni 0,05 ≤ 2.543≤ 0,01 maka ini berarti tidak
terjadi autokorelasi.
2.
Berdasarkan
pengolahan uji t maka dapat ditarik kesimpulan:
Untuk X1, T hitung >
nilai signifikan artinya luas lahan memiliki hubungan yang signifikan terhadap
pendapatan.
Untuk X2, T hitung >
nilai signifikan artinya bibit memiliki hubungan yang signifikan dengan
pendapatan.
Untuk X3, T hitung <
nilai signifikan artinya biaya operasional tidak memiliki hubungan yang
signifikan dengan pendapatan.
3.
Berdasarkan
pengolahan uji F maka dapat ditarik kesimpulan bahwa F hit > nilai
signifikan hal ini menunjukkan adanya hubungan antara variabel dependent dengan
variabel independent.
B. Saran
1.
Saran
Praktek Lapang
Menurut
saya, praktek lapang ekonometrika sudah sangat baik dalam pelaksanaannya.
2.
Saran
Asisten
Disini saya tidak memberikan saran karena menurut saya,
kinerja asisten sudah sangat baik dalam membimbing praktikannya.
3.
Saran
Lokasi
Sebaiknya
lokasi praktek lapang yang dipilih tidak sama dengan sebelumnya agar
pengetahuan mahasiswa tentang lokasi tidak hanya tertuju pada satu lokasi
praktek saja.

Rhardja.
Pratama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar
Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia.
Samuelson. 1954. Ekonometrika Terapan. Andi Yogyakarta:
Yogyakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pangkajene._Pangkajene_dan_Kepulauan#Letak_dan_Luas_Wilayah. Diakses
pada 1 April 2012. Pukul 22.30 WITA.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya. Diakses
pada 1 April 2012. Pukul 22.45 WITA.
http://library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-rustam2.pdf. 2011.
Diakses pada 2 April 2012. Pukul 21.07 WITA.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar