Rabu, 22 Juli 2015

Laporan praktek demografi wilayah pesisir dan kepulauan

LAPORAN PRAKTEK LAPANG
Dosen : Dr, Andi Arief, S,Pi, M,Si


DEMOGRAFI WILAYAH PESISIR DAN KEPULAUAN

 


       





NAMA                        : IBNU MALKAN HASBI
NIM                           : L 241 10 276
KELOMPOK            : I (SATU)
ASISTEN                  : GITA LESTARI





PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
I.    PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Negara Indonesia memiliki wilayah laut sangat luas 5,8 juta km2 yang merupakan tiga perempat dari keseluruhan wilayah Indonesia. Di dalam wilayah laut tersebut terdapat 17.480 pulau tetapi baru 4.981 yang telah didaftarkan di PBB dan dikelilingi garis pantai sepanjang 95.181 km. Potensi perikanan Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Potensi ikan diperkirakan sebanyak 6,26 juta ton pertahun yang dapat dikelolah secara lestari, dengan rincian sebanyak 4,4 juta ton dapat ditangkap di perairan teritorial dan 1,86 juta ton dapat diperoleh dari perairan Zona Ekonomi Eksklusif (Lampe, 2008).
Sulawesi Selatan memiliki wilayah pesisir dan laut sepanjang 1.937 km dengan luas wilayah diperkirakan kurang  lebih 62.482 km2 dengan panjang pantai 2.500 km. Wilayah tersebut mengandung sumber daya alam yang melimpah terutama di selat Makassar, Teluk Bone dan Laut Flores. Sektor perikanan dan kelautan menjadi salah satu keunggulan Provinsi Sulawesi Selatan. Namun, potensi sumberdaya pesisir dan laut utamanya sumberdaya hayati ikan dan sejenisnya di Sulawesi Selatan telah dieksploitasi secara berlebihan baik melalui perikanan tangkap (laut) maupun budidaya ikan (tambak), sehingga terjadi penipisan sumberdaya baik pesisir maupun laut yang sangat mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat (http://www.scribd.com, 2011).
Kabupaten Barru terletak di wilayah pesisir barat Sulawesi Selatan dengan panjang garis pantai 78 km merupakan daerah dengan potensi kelautan dan perikanan yang prospektif menjadi sumber pertumbuhan baru dan tumpuan utama dalam mendukung perekonomian masyarakat pesisir dan kesinambungan di Sulawesi Selatan. Kabupaten Barru secara geografis terletak pada koordinat 4’0,5’49” sampai 4’47’35” Lintang Selatan dan 119’35’0” sampai 119’49’16” Bujur Timur yang mempunyai luas wilayah 1.174,72 km2. Sebagian besar penduduk Barru bermata pencaharian sebagai nelayan, berdagang, dan berwiraswasta. Pembangunan pada sektor kelautan perikanan Kabupaten Barru belum menunjukkan  hasil yang maksimal karena pengelolaannya masih relatif tradisional dan terbatasnya pengetahuan dan teknologi serta dana untuk investasi sarana dan prasarana yang memadai untuk mengembangkan hasil lautnya (http://www.arifwordpress.com, 2011).
Demografi penduduk meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktor-faktor ini berubah dari waktu kewaktu. Ilmu mengenai demografi sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kepadatan penduduk yang dapat menyebabkan kekurangan pangan dalam satu wilayah. Sesuai dengan penjelasan di atas, maka praktek lapang Demografi Wilayah Pesisir dan Kepulauan perlu dilakukan.

B.  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakannya praktek lapang Demografi Wilayah Pesisir dan Kepulauan adalah untuk mengetahui komposisi penduduk dari jenis kelamin, aspek pendidikan dan pekerjaan masyarakat.
Kegunaan dilaksanaannya praktek lapang ini adalah sebagai bahan perbandingan antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan hasil yang ditemukan di lapangan.





II.   TINJAUAN PUSTAKA
A.  Defenisi Demografi
Demografi adalah uraian tentang penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktor-faktor ini berubah dari waktu kewaktu. Defenisi lain dari demografi adalah studi ilmiah tentang penduduk, terutama tentang jumlah, sturuktur dan perkembangannya. Penduduk adalah hasil tingkat kelahiran, tingkat migrasi dan tingkatkematian. Demografi lazim digunakan untuk menyebut studi tentang sifat terhadap komposisi dan pertumbuhan penduduk dan demograsi adalah suatu studi statistik dan matematis tentang jumlah, komposisi san persebaran penduduk, serta perubahan faktor-faktor ini setelah melewati kurun waktu yang yang disebabkan oleh lima proses yaitu fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
Beberapa ahli demografi terutama tertarik kepada statistik fertilitas (kelahiran), moralitas (kematian) dan migrasi (perpindahan tempat) karena ketiga variabel ini merupakan komponen komponen yang berpengaruh terhadap perubahan penduduk. Ketiga komponen tersebut diukur dengan tingkat kelahiran, tingakat kematian dan migrasi yang menentukan jumlah penduduk, komposisi umur dan laju pertambahan atau penurunan penduduk (http://sururudin.wordpress.com, 2011).
Pengertian demografi penduduk menurut beberapa ahli, yaitu (http://4goeng.multiply.com, 2011) :
a.   Demografi (Donald J. Bogue, 1885), Ilmu yg mempelajari tentang besar, komposisi, distribusi, dan perubahan penduduk.
b.   Demografi (Philip M. Hauser dan Duddley Duncan), Ilmu yg mempelajari jumlah, sebaran teritorial, dan komposisi penduduk; serta perubahan penduduk karena fertilitas, mortalitas, migrasi, dan mobilitas social.
c.   Demografi (Hawthorn,1970) adalah studi tentang interaksi tingkat perkembangan dari 3 komponen (kelahiran, kematian dan migrasi) dan studi tentang dampak dari perubahan komposisi dan perkembangan dari penduduk
d.   Demografi (Boque: 1969) adalah ilmu statistik dan matematika yang mempelajari ukuran, komposisi dan persebaran penduduk serta perubahannya pada suatu kurun waktu melalui proses fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi serta perubahan penduduk.
Penduduk adalah orang-orang yabg berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berintraksi satu sama lain secara terus menerus/kontinu.dalam sosiologi penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Penduduk suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua (http://geamble.blogspot.com, 2011) :
-     orang yang tinggal di daerah tersebut
-     orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut, dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal disitu.misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Kecepatan penduduk di hitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal.





B.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk, yaitu : fertilitas (kelahiran), moralitas (kematian) dan migrasi (perpindahan tempat) karena ketiga variabel ini merupakan komponen komponen yang berpengaruh terhadap perubahan penduduk. Ketiga komponen tersebut diukur dengan tingkat kelahiran, tingakat kematian dan migrasi yang menentukan jumlah penduduk, komposisi umur dan laju pertambahan atau penurunan penduduk (http://sururudin.wordpress.com, 2011).
1.    Fertilitas
Kemampuan riil seseorang wanita untuk melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan.
Ukuran fertilitas, yaitu :
a.    Crude Birth Rate = (Jumlah lahir hidup setahun : Populasi 1 Juli) x 100
b.    Age Spesific Fertility Rate = (Jumlah lahir hidup wanita usia ttt : Jumlah wanita  dengan usia ttt) x 1000
c.    General Fertility Rate = Jumlah lahir hidup setahun : Jumlah wanita dalam “masa mampu hamil”) x 100
Masa mampu lahir = 15 – 44 th.
2.    Mortalitas / angka kematian
a. Crude Death Rate
    Jumlah kelahiran hidup/tahun x 1000
    Jumlah penduduk pertengahan th (1 Juli)
b. Age Spesific Death Rate  (angka kematian usia tertentu)
   Jumlah kematian oleh golongan usia ttt per th x 1000
   Jumlah pddk gol usia yg bersangkutan pd pertengahan th (1 Juli)


3.    Migrasi
Perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain, yaitu :
-     Urbanisasi
-     Transmigrasi
Migrasi internal, yaitu perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dalam suatu negara. Perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal disebut migrasi keluar/emigrasi, sedangkan masuknya penduduk kesuatu daerah tujuan disebut migrasi masuk/imigrasi.
Migrasi terbagi menjadi 2 macam, yaitu (http://blog.unila.ac.id/young/demografi, 2011) :
·         Migrasi Bruto
Jumlah migrasi masuk dan keluar dalam suatu daerah atau negara.
Angka Migrasi Bruto. Angka yang menunjukan banyaknya migran masuk dan migran keluar selama satu tahun di bagi penduduk pada pertengahan tahun (1 Juli)
Rumus : Jumlah migran masuk + migran keluar
Jumlah penduduk pertengahan tahun X 1000
·         Migrasi Neto
Merupakan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar, migrasi neto posistif jika migrasi masuk lebih besar dari pada migrasi keluar, sedangkan migrasi neto negatif adalah sebaliknya. Angka Migrasi Neto adalah angka yang menunjukkan selisih jumlah migran masuk dan migran keluar selama satu tahun di bagi penduduk pada pertengahan tahun.
Rumus : Jumlah migran masuk – migran keluar
Jumlah penduduk pertengahan tahun X 1000

C.  Alat Tangkap Purse Seine
Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan.
Purse seine, pertama kali diperkenalkan di pantai uatara Jawa oleh BPPL (LPPL) pada tahun 1970 dalam rangka kerjasama dengan pengusaha perikanan di Batang dan berhasil dengan baik. Kemudian diaplikasikan di Muncar (1973/1974) dan berkembang pesat sampai sekarang. Pada awal pengembangannya di Muncar sempat menimbulakan konflik sosial antara nelayan tradisional nelayan pengusaha yang menggunakan purse seine. Namun akhirnya dapat diterima juga. Purse seine ini memang potensial dan produktivitas hasil tangkapannya tinggi. Dalam perkembangannya terus mengalami penyempurnaan tidak hanya bentuk (kontruksi) tetapi juga bahan dan perahu/kapal yang digunakan untuk usaha perikanannya (http://fiqrin.wordpress.com, 2011).
Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian kantong. Dengan kata lain dengan memperkecil ruang lingkup gerak ikan. Ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Fungsi mata jaring dan jaring adalah sebagai dinding penghadang, dan bukan sebagai pengerat ikan.
Pentingnya pukat cincin dalam rangka usaha penangkapan sudah tidak perlu diragukan untuk pukat cincin besar daerah penangkapannya sudah menjangkau tempat-tempat yang jauh yang kadang melakukan penangkapan mulai laut Jawa sampai selat Malaka dalam 1 trip penangkapan lamanya 30-40 hari diperlukan berkisar antara 23-40 orang. Untuk operasi penangkapannya biasanya menggunakan “rumpon”. Sasaran penangkapan terutama jenis-jenis ikan pelagik kecil, kembung, layang, selat, bentong, dan lain-lain (Sudirman, 1999).





















III. METODOLOGI PRAKTEK
A.    Waktu dan Tempat
 Kegiatan praktek lapang Demografi Wilayah Pesisir dan Kepulauan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 25-27 Maret 2011 pada pukul 08.00-selesai, yang berlokasi di Desa Siddo, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru.

B.   Metode Praktek
Metode pengambilan data yang digunakan pada praktek lapang Demografi Wilayah Pesisir dan Kepulauan adalah :
1)  Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap objek (responden).
2)  Wawancara yaitu tanya jawab (menggunakan kuisioner) dengan responden untuk pengambilan data.

C. Sumber Data
Sumber data yang dikumpulkan dalam praktek lapang ini adalah :
1)  Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan melalui wawancara dan observasi.
2)  Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari instansi terkait yakni kantor desa setempat berupa data pendukung.





IV.   PEMBAHASAN
A.  Keadaan Umum Lokasi
Kabupaten Barru terletak di wilayah pesisir barat Sulawesi Selatan dengan panjang garis pantai 78 km merupakan daerah dengan potensi kelautan dan perikanan yang prospektif menjadi sumber pertumbuhan baru dan tumpuan utama dalam mendukung perekonomian masyarakat pesisir dan kesinambungan di Sulawesi Selatan. Kabupaten Barru secara geografis terletak pada koordinat 4’0,5’49” sampai 4’47’35” Lintang Selatan dan 119’35’0” sampai 119’49’16” Bujur Timur yang mempunyai luas wilayah 1.174,72 km2.
Desa Siddo sebagai tempat dilaksanakannya Praktek Lapang adalah merupakan salah satu Desa diantara 7 Desa yang terdapat di Kabupaten Barru. Desa Siddo terletak di Kecamatan Soppeng Riaja dengan luas wilayah 880 ha, dan terdiri dari 4 Dusun yakni Dusun Siddo, Dusun Pallamba, Dusun Cangke, dan Dusun Cempaga. Batas wilayah Desa Siddo adalah :
Sebelah Utara             : Desa Batu Pute
Sebelah Selatan          : Desa Lawallu
Sebelah Barat             : Selat Makassar
Sebelah Timur                        : Desa Manuba

B.  Jumlah Penduduk dan Matapencaharian
Tabel.1 Jumlah Penduduk Desa Siddo

Sumber : Data Sekunder, 2011
Berdasarkan tabel 1 di atas, jumlah penduduk yang berdomisili di Desa Siddo, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru sebesar 3503 orang dengan jumlah penduduk laki-laki 1707 orang dan jumlah penduduk perempuan 1796 orang. Jumlah ini tersebar pada empat Dusun, yakni 1779 orang di Dusun Siddo yang terdiri dari 841 orang laki-laki dan 938 orang perempuan, 969 orang di Dusun Pallamba yang terdiri dari 494 orang laki-laki dan 413 orang perempuan, 434 orang di Dusun Cangke yang terdiri dari 215 orang laki-laki dan 219 orang perempuan, serta 321 orang di Dusun Cempaga yang terdiri dari 157 orang laki-laki dan 164 orang perempuan.
Tabel. 2 Matapencaharian penduduk di Dusun Siddo
No.
Pekerjaan
Jumlah
1.
Nelayan
180 orang
2.
Petani
516 orang
3.
PNS
63 orang
4.
Keterampilan
40 orang
5.
Angkutan
13 orang
6.
Lain-lain
82 orang
Sumber : Data Sekunder, 2011
Berdasarkan tabel 2 di atas, terdapat matapencaharian yang beragam dalam masyarakat. Sebagai daerah pesisir, masyarakat Dusun Siddo, Desa Siddo yang bermatapencaharian sebagai nelayan sebanyak 180 orang, petani sebanyak 516 orang, PNS (Pegawai Negeri Sipil) sebanyak 63 orang, keterampilan sebanyak 40 orang, angkutan sebanyak 13 orang, dan lain-lain sebanyak 82 orang.

Berdasarkan hasil wawancara, bahwa sebagian besar masyarakat nelayan memiliki sawah yang mereka garap ketika sedang tidak melaut. Hal ini dilakukan apabila cuaca di laut tidak mendukung untuk melaut misalnya karena gelombang tinggi.

C.  Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pendukung yang terdapat di Desa Siddo dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 3 Sarana dan Prasarana Desa Siddo

No.
Sarana
Jumlah
1.     
Kantor Desa
1 unit
2.     
Puskesmas
1 unit
3.     
Mesjid
2 unit
4.     
Mushollah
4 unit
5.     
Taman Kanak-kanak
1 unit
6.     
Sekolah Dasar
4 unit
7.     
SMP/Tsanawiyah
1 unit
8.     
Lapangan
1 unit
  Sumber : Data Sekunder, 2011
Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa ada beberapa sarana dan prasarana pendukung yang terdapat di Desa Siddo, diantaranya yaitu Kantor Desa yang terdiri dari 1 unit, Puskesmas sebagai fasilitas umum kesehatan 1 unit, Mesjid sebagai tempat ibadah 2 unit, Mushollah 4 unit, 6 unit Sekolah yang terdiri dari 1 unit Taman Kanak-Kanak, 4 unit Sekolah Dasar, dan 1 unit SMP/Tsanawiyah, dan dilengkapi dengan 1 unit lapangan.

Sesuai dengan Tuwo, 2011 bahwa aspek sarana dan prasarana memiliki dua sisi kepentingan, yaitu sebagai alat memenuhi kebutuhan dan sebagai pengendalian dalam rangka memelihara keseimbangan lingkungan. Pembangunan sarana dan prasarana dapat mendukung pengembangan wilayah, sehingga upaya pemanfaatan dapat optimal.

D.  Keadaan Umum Informan
Tabel. 4 Keadaan Umum Informan

Sumber : Data Primer, 2011  
Berdasarkan tabel 4 di atas, informan pertama bernama Syamsuddin berumur 36 tahun dengan pendidikan terakhir SMA, sekarang menjabat sebagai Sekertaris Desa dan memiliki 4 orang anggota keluarga. Sedangkan informan kedua bernama Iccank berumur 30 tahun dengan pendidikan terakhir SMP, bekerja sebagai nelayan purse seine ketika cuaca untuk melaut memungkinkan dan beralih menjadi petani sawah ketika cuaca di laut sedang tidak bersahabat, dan memiliki 5 orang anggota keluarga.








V.  PENUTUP
A.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan hasil praktek lapang sebelumnya adalah :
1.   Desa Siddo merupakan salah satu Desa diantara 7 Desa yang terdapat di Kabupaten Barru dan terletak di Kecamatan Soppeng Riaja dengan luas wilayah 880 ha terdiri dari 4 Dusun yakni Dusun Siddo, Dusun Pallamba, Dusun Cangke, dan Dusun Cempaga.
2.   Jumlah penduduk yang berdomisili di Desa Siddo sebesar 3503 orang dengan jumlah penduduk laki-laki 1707 orang dan jumlah penduduk perempuan 1796 orang.
3.   Masyarakat Dusun Siddo yang bermatapencaharian sebagai nelayan sebanyak 180 orang, petani sebanyak 516 orang, PNS (Pegawai Negeri Sipil) sebanyak 63 orang, keterampilan sebanyak 40 orang, angkutan sebanyak 13 orang, dan lain-lain sebanyak 82 orang.
4.   Sarana dan prasarana pendukung yang terdapat di Desa Siddo, diantaranya yaitu Kantor Desa 1 unit, Puskesmas 1 unit, Mesjid 2 unit, Mushollah 4 unit, 6 unit Sekolah yang terdiri dari 1 unit Taman Kanak-Kanak, 4 unit Sekolah Dasar, dan 1 unit SMP/Tsanawiyah, dan dilengkapi dengan 1 unit lapangan.

B.  Saran
Saran untuk praktek lapang selanjutnya, asistensi umum dilakukan satu atau dua minggu sebelum berangkat agar lebih banyak waktu untuk mempersiapkannya. 
Saran untuk asisten, lebih teliti memeriksa laporan praktikan dari awal asistensi.
VI.   DAFTAR PUSTAKA
Lampe, Munsi. 2008. Wawasan Sosial Budaya Bahari. UPT-MKU, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Sudirman, dkk. 1999. Bahan Pengajaran Metode Penangkapan Ikan. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Tuwo, Ambo. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut : Pendekatan Ekologi, Sosial Ekonomi, Kelembagaan, dan Sarana Wilayah. Brilian Internasional, Surabaya.

http://www.scribd.com/sulawesi-selatan/. Diakses pada tanggal 23 Maret 2011, pukul 09.00 WITA

 

http://www.arifwordpress.com/potensi-barru/. Diakses pada tanggal 23 Maret 2011, pukul 08.56 WITA

 

http://fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-ikan/purse-seine/. Diakses pada tanggal 23 Maret 2011, pukul 10.36 WITA.

http://sururudin.wordpress.com/2008/09/15/demografi/. Diakses pada tanggal 23 Maret 2011, pukul 13.34 WITA

http://4goeng.multiply.com/journal/item/6. Diakses pada tanggal 23 Maret 2011, pukul 13.45 WITA

http://geamble.blogspot.com/2010/03/pengertian-penduduk.html. Diakses pada tanggal 6 April 2011, pukul 19.30 WITA.

http://blog.unila.ac.id/young/demografi. Diakses tanggal 06 April 2011, pukul 9:30 WITA








LAMPIRAN
A.  Layout Lokasi
       U
 
















Keterangan :
            : Kantor Desa                                                    : Lapangan
: Puskesmas                                                     : Rumah Penduduk  
: Mesjid                                                              : Tambak
: Sekolah                                                           :  Dermaga



B.  Data Informan
Tabel Data Informan


C.  Foto Informan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

window.setTimeout(function() { document.body.className = document.body.className.replace('loading', ''); }, 10);