Rabu, 22 Juli 2015

Tantangan dalam ekonomi sumberdaya perikanan

MAKALAH INDIVIDU

EKONOMI SUMBERDAYA PERIKANAN LANJUTAN
Tantangan & Peluang



OLEH
IBNU MALKAN HASBI
P3300214005




PROGRAM PASCA SARJANA ILMU PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014


I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sumber daya perikanan dapat dipandang sebagai suatu komponen dari ekosistem perikanan berperan sebagai faktor produksi yang diperlukan untuk menghasilkan suatu output yang bernilai ekonomi masa  kini maupun masa mendatang. Disisi lain, sumber daya perikanan bersifat dinamis, baik dengan ataupun tanpa intervensi manusia. Sebagai ilustrasi, pada sumber daya perikanan tangkap, secara sederhana dinamika stok ikan ditunjukkan oleh keseimbangan yang disebabkan olehpertumbuhan stok, baik sebagai akibat dari pertumbuhan individu (individu growth) maupun oleh perkembangbiakan (recruitment) stok itu sendiri. Dengan keterbatasan daya dukung lingkungan sumber daya di suatu lokasi, maka stok ikan akan mengalami pengurangan sebagai akibatdari kematian alami (natural mortality) sampai keseimbangan stok ikan sesuai daya dukung tercapai.
            Dalam kondisi ketersediaan sumber daya bagi pembangunan yang semakin terbatas, eksplorasi, pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang dimiliki menjadi  penting dan merupakan prioritas perhatian bagi setiap negara. Sebagai negara  kepulauan yang memiliki laut sangat luas, sumber daya kelautan dan perikanan mempunyai potensi besar untuk dijadikan tumpuan (prime mover) pembangunan  ekonomi berbasis sumber daya alam (resource based economy). Sementara itu, kondisi  empiris menyatakan bahwa pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya ini masih  belum optimal dalam peningkatan pendapatan nasional dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
            Bidang kelautan dan perikanan dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi penting karena: (a) kapasitas suplai sangat besar, sementara permintaan terus  meningkat; (b) pada umumnya ouput dapat diekspor, sedangkan input berasal dari sumber daya lokal; (c) dapat membangkitkan industri hulu dan hilir yang besar,  sehingga menyerap tenaga kerja cukup banyak; (d) umumnya berlangsung di daerah;  dan (e) industri perikanan, bioteknologi dan pariwisata bahari bersifat dapat diperbarui (renewable resources), sehingga mendukung pelaksanaan pembangunan  berkelanjutan.
            Dalam memanfaatkan dan mengelola sumber daya kelautan dan perikanan  perlu diperhatikan daya dukung dan kemampuan asimilasi wilayah laut, pesisir dan  daratan dalam hubungan ekologis, ekonomis, dan sosial. Kesinambungan ketersediaan sumber daya ini merupakan kunci dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan. Oleh karena itu, Fiedheim (2000) mengingatkan agar semua negara mampu mengembangkan suatu pola pemanfaatan yang berkelanjutan dan mempelajari bagaimana mengimplementasikan prinsip pengelolaan kelautan (ocean management).
            Namun, dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan di Indonesia selama ini, banyak isu-isu mendesak yang perlu mendapat perhatian, antara lain: pertambahan jumlah penduduk di wilayah pesisir yang cukup pesat dan memerlukan sumber daya kelautan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya; masih banyaknya praktek pemanfaatan sumber daya perikanan yang merusak dan illegal; tidak seimbangnya pemanfaaatan sumberdaya antar kawasan dan antar jenis sumber daya; adanya pemahaman yang sempit dalam implementasi otonomi daerah serta belum lengkapnya peraturan operasional; dan belum sinerginya pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan dalam satu kesatuan kebijakan dan perencanaan yang komprehensif.
            Dengan memperhatikan kondisi dan permasalahan yang dihadapi, maka
diperlukan inovasi dan strategi kebijakan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan, mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan yang seharusnya memiliki wawasan kelautan dalam pembangunan nasional

B. Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1.      Apa saja tantangan dalam pemanfaatan ekonomi sumberdaya perikanan?
2.    Bagaimana cara mengatasi tantangan yang muncul dimasyarakat ?






























II. PEMBAHASAN

A.   Tantangan dalam pemanfaatan ekonomi sumberdaya perikanan
     Tantangan dalam pemanfaatan ekonomi sumberdaya perikanan yaitu melakukan pembangunan  secara berkelanjutan dengan menemukan cara untuk meningkatkan kesejatraan sambil menggunakan sumber daya alam secara bijaksana sehingga sumber daya alam terbarukan dapat dilindungi dan penggunaan sumber daya yang dapat habis (tidak terbarukan) pada tingkat dimana kebutuhan generasi mendatang tetap akan terpenuhi.
Pembangunan berkelanjutan pada dasar nya merupakan suatu startegi pembangunan yang memberikan semacam ambang batas (limit ) pada laju pemanfaatan ekosistem alamiah sertasumberdaya alam yang ada di dalamnya.Ambang batas ini tidaklah bersifatmutlak (absolute), melainkanmerupakan batas yang luwes ( flexible) yang bergantung pada kondisi teknologi dansosial ekonomi tentang pemanfaatansumberdaya alam, serta kemampuan biosfer untuk menerima dampak kegiatan manusia. Dengan kata lain, pembangunan berkelanjutan sebagai suatu strategi pemanfaatan ekosistem alamiah sedemikian rupa,kapasitas fungsionalnya untuk memberikan manfaat 
bagi kehidupan umat manusia tidak rusak.
. Kelompok masyarakat ini memiliki sifat unik berkaitan dengan usaha yang dilakukannya. Tantangan yang ada pada masyarakat pesisir yaitu;
1.    Kemiskinan
Pada tahun 2002 penduduk indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan sudah mencapai 40 %, dan mungkin hampir sebahagian besar berdomisi di   wilayah pesisir.  kemiskinan bagi penduduk miskin di di wilayah pesisir harus menjadi program prioritas dalam pembangunan masyarakat pesisir. Sebagai indikator bagaimana mengurangi separuh dari penduduk miskin di wilayah pesisir yang berpenghasilan 1 US$ per hari, proporsi jumlah penduduk   yang menderita kelaparan, dan meningkatkan tingkat pendidikan dan kesehatan.
2.    Pembangunan tidak berkelanjutan
Kebijakan pembangunan perikanan pada masa yang akan datang hendaknya didasarkan pada landasan pemahaman yang benar tentang peta permasalahan pembangunan perikanan itu sendiri, yaitu mulai dari permasalahan mikro sampai pada permasalahan di tingkat makro yang mengarah pada pemberdayaan masyarakat nelayan. Permasalahan mikro yang dimaksudkan adalah pensoalan internal masyarakat nelayan dan petani ikan menyangkut aspek sosial budaya seperti pendidikan, mentalitas, dan sebagainya. Aspek ini yang mempengaruhi sifat dan karakteristik masyarakat nelayan dan petani ikan. Sifat dan karakteristik tersebut dipengaruhi oleh jenis kegiatan usaha seperti usaha perikanan tangkap, usaha perikanan tambak, dan usaha pengolahan hasil perikanan
3.    Kerusakan Lingkungan
Pemanfaatan sumber daya perikanan yang berlebihan dapat mengakibatkan timbulnya degradasi pada sumber daya tersebut. Selama ini, dampak degradasi dianggap sebagai fenomena ekologi semata. Namun dampak degradasi yang lebih luas mencakup berkurangnya kesejahteraan sosial yang seharusnya dinikmati oleh masyarakat dari layanan barang dan jasa dari sumber daya perikanan. Salah satu hal yang paling mendasar dan menjadi perhatian utama dari setiap pengembangan sumber daya alam adalah besaran dampak kesejahteraan yang ditimbulkan dari ekstraksi dan depresiasi sumber daya alam itu sendiri. Kesejahteraan diukur dari manfaat sosial (social benefit) yang dihasilkan dari sumber daya alam. Pengukuran ini sifatnya exante sehingga sulit digunakan untuk mengukur kesejahteraan dari kerusakan lingkungan dan depresiasi sumber daya yang bersifat baik.
Perencanaan pengelolaan sumber daya perikanan yang mempertimbangkan estimasi dampak relatif dan faktor manusia dan alam pada stok sumber daya yang akan dikelola. Dengan memperhitungkan seluruh nilai riil yang ada, pada akhirnya kita dapat mencari solusi yang tepat.
Hal ini disebabkan komoditas yang dihasilkan harus segera dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau membusuk sebelum laku dijual. Karakteristik ini mempunyai implikasi yang sangat penting yaitu masyarakat nelayan sangat peka terhadap fluktuasi harga. Perubahan harga sekecil apapun sangat mempengaruhi kondisi sosial masyarakat nelayan. Namun demikian di balik ketiga persoalan tersebut sebenarnya ada persoalan yang lebih mendasar yaitu persoalan sosial dalam konteks makro menyangkut ketergantungan sosial (patron client). Karena faktor kelemahan yang dimiliki sebagian besar nelayan (nelayan kecil dan pandega), mereka tidak bisa menghindari adanya sistem sosial yang tanpa atau disadari menjeratnya ke dalam "Iingkaran setan" kemiskinan. Sistem sosial ini sudah begitu melembaga pada masyarakat nelayan. Persoalan inilah yang seharusnya menjadi fokus perhatian pemerintah dalam melakukan pemberdayaan nelayan dan pembudidaya ikan. Semestinya ada instrument kebijakan yang mampu secara efektif mengurangi (kalau tidak dapat menghilangkan) sistem sosial yang tidak memungkinkan nelayan kecil keluar dari lingkaran kemiskinan. Seperti menciptakan skenario baru model-model pembiayaan untuk pemberdayaan nelayan dan pembudidaya ikan melalui penguatan kelembagaan dan kemampuan bisnis masyarakat pesisir menjadi sangat mendesak untuk diimplementasikan.
Perikanan tangkap merupakan aktivitas ekonomi yang unik bila dibandingkan dengan aktivitas lain. Hal ini berkaitan dengan kondisi sumber daya ikan dan laut itu sendiri, yang seringkali dianggap sebagi common pool resources. Karakteristik ini sering menimbulkan masalah eksternalitas diantara nelayan sebagai akibat proses produksi yang interpendent dari setiap individu nelayan, dimana hasil tangkapan dari satu nelayan akan sangat tergantung dari kondisi sumber daya ikan yang merupkan fungsi dari eksternalitas berbagai aktivitas nonproduksi lain, selain aktivitas produksi nelayan, seperti kondisi kualitas perairan itu sendiri.
Sumberdaya perikanan juga tergolong sumberdaya yang dapat pulih tetapi  dibatasi oleh faktor pembatas alami dan faktor pembatas non alami. Faktor pembatas alami adalah faktor-faktor penghambat ketersediaan ikan dari ekosistem itu sendiri, seperti ketersediaan makanan, predator, persaingan ruang dan sebagainya. Sedangkan  faktor pembatas non alami adalah faktor-faktor penghambat ketersediaan ikan disebabkan oleh kegiatan eksploitasi dan pencemaran. Oleh karena adanya faktor-faktor pembatas tersebut maka pengelolaan sumberdaya perikanan harus dilakukan untuk menjaga kelestariannya.
B.   Solusi dalam mengatasi tantangan dalam pemanfaatan ekonomi sumberdaya perikanan

Pemanfaatan ekonomi sumber daya perikanan harus  dilakukan secara berkelanjutan guna kedepannya sumberdaya alam tersebut tidak  punah. Untuk itu perlu dilakukan pembangunan secara berkelanjutan dalam memanfaatkan ekonomi sumberdaya perikanan.
Suatu kegiatan dikatakan keberlanjutan, apabila kegiatan pembangunan secara ekonomis, ekologis dan sosial politik bersifat berkelanjutan. Berkelanjutan secara ekonomi berarti bahwa suatu kegiatan pembangunan harus dapat membuahkan pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan capital (capital maintenance), dan penggunaan sumberdaya serta investasi secara efisien. Berkelanjutan secara ekologis mengandung arti, bahwa kegiatan dimaksud harus dapat mempertahankan integritas ekosistem, memelihara daya dukung lingkungan, dan konservasi sumber daya alam termasuk keanekaragaman hayati (biodiversity), sehingga diharapkan pemanfaatan sumberdaya dapat berkelanjutan. Sementara itu, berkelanjutan secara sosial politik mensyaratkan bahwa suatu kegiatan pembangunan hendaknya dapat menciptakan pemerataan hasil pembangunan, mobilitas sosial, kohesi sosial, partisipasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat (dekratisasi), identitas sosial, dan pengembangan kelembagaan
Pengelolaan berbasisis masyarakat dapat diartikan sebagai suatu system pengelolaan sumber daya alam disuatu tempat dimana masyarakat lokal ditempat tersebut terlibat secara aktif dalam proses pengelolaan sumber daya alam yang terkandung didalamnya
Adapun solusi yang diberikan dalam pembangunan secara berkelanjutan adalah sebagai berikut:
1.    Pengentasan kemiskinan
Pengentasan kemiskinan merupakan suatu tantangan global terbesar yang sedang  dihadapi oleh masyarakat dunia saat ini dan merupakan syarat mutlak bagi pembangunan berkelanjutan, khususnya bagi negara-negara berkembang.  Jika dicermati sudah jelas bahwa Indonesia sebagai negara berkembang harus benar-benar memperhatikan persoalan pengentasan kemiskinan ini. 
Adapun langkah yang tepat yaitu membentuk kewirausahaan dimasyarakat pessisir dengan sumerdaya ikan untuk dijadikan produk olahan agar produk tersebut bias tahan hingga beberapa bulan mengingat ikan sebagai bahan makanan yang mudah busuk. Dengan pelatihan-pelatihan kewirausahaan tersebut diharapkan masyarakat pesisir dapat pekerjaan tambahan pada saat tidak masuk musim ikan juga menrik pemuda-pemuda untuk berkreasi. Sehingga nilai jual produk perikanan dapat meningkat
2.    Perubahan pola konsumsi dan produksi yang tidak berkelanjutan
Perubahan-perubahan mendasar dalam cara-cara konsumsi dan produksi masyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam meuwujudkan  pembangunan berkelanjutan golbal.  Jika dikaitkan dengan pola konsumsi masyarkat pesisir yang cenderung konsumtif, maka yang tidaklah berlebihan jika agenda ini sangat berat untuk diimplementasikan pada masyrakat pesisir, khususnya nelayan. 
Pada penghidupan nelayan, maka akan berupaya memproduksi sebanyak- banyaknya pada musim ikan tanpa memperhatikan keberlanjutan dari
sumberdaya ikan itu sendiri, bahkan kadangkala hasil tangkapan yang  sedemikian banyak tidak dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan nilai guna produksi. 
 Disamping itu sudah menjadi rahasia umum, bahwa nelayan bila mendapat  pendapatan yang melimpah akan cenderung untuk mengeluarkannya secara cepat tanpa memperhatikan jangka panjang, bahkan sangat sedikit nelayan yang memikirka untuk ditabung sebagian dari pendapatnya.
3.    Perlindungan dan pengelolaan sumberdaya alam bagi pembangunan ekonomi dan sosial

Kegiatan-kegiatan manusia memiliki dampak yang semakin meningkat terhadap integritas ekosistem-ekosistem yang menyediakan sumberdaya penting dan pelayanan-pelayanan (services) bagi kesejahteraan manusia dan kegiatan-kegiatan ekonomi. Bila dikaitkan dengan eosistem yang terdapat di wilayah pesisir dan laut, maka dapat dikatakan merupakan ekosistem yang sangat menderita, bahkan selama  ini dinggap sebagai “keranjang sampah”.  tidak jarang kita temua rusaknya mangrove, padang lamun, terumbu karang bahkan ekossitem di laut dalam akibat tidak arifnya manusia dalam memanfaatkan lingkungan dan sumberdaya alam laut yang terkandung di dalamnya. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus terjadi, maka suatu ketika manusia hanya bisa mendengar dongeng bahwa dulu di dalam terdapat ikan yang  beraneka ragam. 
Dengan demikian pengelolaan sumberdaya alam laut secara terpadu dan berkelanjutan dalam pembangunan berkelanjutan.  Dalam hal untuk  mengembalikan kondisi lingkungan laut yang sudah terdegradasi perlu  dilakukan upaya-upaya signifikan untuk mencegah SDAL dan lingkungan diambang kehancuran.








III. Kesimpulan
            Adapun Kesimpulan yang penulis berikan dalam menghadapi tantangan dalam pemanfaatan ekonomi sumber daya alam adalah sebagai berikut:
1.    Tantangan dalam pemanfaatan ekonomi sumberdaya perikanan yaitu kemiskinan, sumber daya tidak berkelanjutan dan kerusakan lingkungan untuk itu perlu dilakukan pembangunan  secara berkelanjutan dengan menemukan cara untuk meningkatkan kesejatraan sambil menggunakan sumber daya alam secara bijaksana sehingga sumber daya alam terbarukan dapat dilindungi dan penggunaan sumber daya yang dapat habis (tidak terbarukan) pada tingkat dimana kebutuhan generasi mendatang tetap akan terpenuhi.
2.    Solusi mengatasi tantangan tersebut perlunya pembangunan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan mulai dari pengentasan kemiskinan, Perubahan pola konsumsi dan produksi yang tidak berkelanjutan dan perlindungan pengelolaan sumberdaya alam bagi pembangunan ekonomi dan social
3.    Penggunaan Ekologi dan pemanfaan ekonomi harus seimbang untuk menciptakan Pembangunan  berkelanjutan agar memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia tidak rusak.




Daftar Pustaka
Dahuri, 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Edisi Revisi. Pradnya Paramita. Jakarta.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

window.setTimeout(function() { document.body.className = document.body.className.replace('loading', ''); }, 10);