MAKALAH INDIVIDU
EKONOMI SUMBERDAYA PERIKANAN LANJUTAN
Tantangan
& Peluang
OLEH
IBNU
MALKAN HASBI
P3300214005
PROGRAM PASCA SARJANA ILMU PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
I.
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sumber
daya perikanan dapat dipandang sebagai suatu komponen dari ekosistem perikanan
berperan sebagai faktor produksi yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
output yang bernilai ekonomi masa kini
maupun masa mendatang. Disisi lain, sumber daya perikanan bersifat dinamis,
baik dengan ataupun tanpa intervensi manusia. Sebagai ilustrasi, pada sumber
daya perikanan tangkap, secara sederhana dinamika stok ikan ditunjukkan oleh
keseimbangan yang disebabkan olehpertumbuhan stok, baik sebagai akibat dari
pertumbuhan individu (individu growth) maupun oleh perkembangbiakan
(recruitment) stok itu sendiri. Dengan keterbatasan daya dukung lingkungan
sumber daya di suatu lokasi, maka stok ikan akan mengalami pengurangan sebagai
akibatdari kematian alami (natural mortality) sampai keseimbangan stok ikan sesuai
daya dukung tercapai.
Dalam kondisi ketersediaan sumber
daya bagi pembangunan yang semakin terbatas, eksplorasi, pemanfaatan dan
pengelolaan sumber daya yang dimiliki menjadi
penting dan merupakan prioritas perhatian bagi setiap negara. Sebagai
negara kepulauan yang memiliki laut
sangat luas, sumber daya kelautan dan perikanan mempunyai potensi besar untuk
dijadikan tumpuan (prime mover) pembangunan
ekonomi berbasis sumber daya alam (resource based economy). Sementara
itu, kondisi empiris menyatakan bahwa
pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya ini masih belum optimal dalam peningkatan pendapatan
nasional dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Bidang kelautan dan perikanan dapat
menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi penting karena: (a) kapasitas
suplai sangat besar, sementara permintaan terus
meningkat; (b) pada umumnya ouput dapat diekspor, sedangkan input
berasal dari sumber daya lokal; (c) dapat membangkitkan industri hulu dan hilir
yang besar, sehingga menyerap tenaga
kerja cukup banyak; (d) umumnya berlangsung di daerah; dan (e) industri perikanan, bioteknologi dan
pariwisata bahari bersifat dapat diperbarui (renewable resources), sehingga mendukung
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan.
Dalam memanfaatkan dan mengelola
sumber daya kelautan dan perikanan perlu
diperhatikan daya dukung dan kemampuan asimilasi wilayah laut, pesisir dan daratan dalam hubungan ekologis, ekonomis,
dan sosial. Kesinambungan ketersediaan sumber daya ini merupakan kunci dalam
pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan. Oleh karena
itu, Fiedheim (2000) mengingatkan agar semua negara mampu mengembangkan suatu
pola pemanfaatan yang berkelanjutan dan mempelajari bagaimana
mengimplementasikan prinsip pengelolaan kelautan (ocean management).
Namun, dalam pemanfaatan dan
pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan di Indonesia selama ini, banyak
isu-isu mendesak yang perlu mendapat perhatian, antara lain: pertambahan jumlah
penduduk di wilayah pesisir yang cukup pesat dan memerlukan sumber daya
kelautan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya; masih banyaknya praktek pemanfaatan
sumber daya perikanan yang merusak dan illegal; tidak seimbangnya pemanfaaatan
sumberdaya antar kawasan dan antar jenis sumber daya; adanya pemahaman yang
sempit dalam implementasi otonomi daerah serta belum lengkapnya peraturan
operasional; dan belum sinerginya pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan
dalam satu kesatuan kebijakan dan perencanaan yang komprehensif.
Dengan memperhatikan kondisi dan
permasalahan yang dihadapi, maka
diperlukan
inovasi dan strategi kebijakan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
kelautan dan perikanan, mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan yang seharusnya
memiliki wawasan kelautan dalam pembangunan nasional
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah
ini sebagai berikut:
1.
Apa
saja tantangan dalam pemanfaatan ekonomi sumberdaya perikanan?
2. Bagaimana cara mengatasi tantangan yang
muncul dimasyarakat ?
II. PEMBAHASAN
A. Tantangan
dalam pemanfaatan ekonomi sumberdaya perikanan
Tantangan dalam pemanfaatan ekonomi
sumberdaya perikanan yaitu melakukan pembangunan secara berkelanjutan dengan menemukan cara
untuk meningkatkan kesejatraan sambil menggunakan sumber daya alam secara
bijaksana sehingga sumber daya alam terbarukan dapat dilindungi dan penggunaan
sumber daya yang dapat habis (tidak terbarukan) pada tingkat dimana kebutuhan
generasi mendatang tetap akan terpenuhi.
Pembangunan berkelanjutan
pada dasar nya merupakan suatu startegi pembangunan yang memberikan
semacam ambang batas (limit ) pada
laju pemanfaatan ekosistem alamiah sertasumberdaya alam
yang ada di
dalamnya.Ambang batas ini tidaklah bersifatmutlak (absolute),
melainkanmerupakan batas yang luwes ( flexible) yang bergantung pada kondisi teknologi dansosial ekonomi tentang pemanfaatansumberdaya alam, serta kemampuan biosfer untuk menerima dampak kegiatan manusia. Dengan kata lain,
pembangunan berkelanjutan sebagai suatu strategi pemanfaatan ekosistem
alamiah sedemikian rupa,kapasitas fungsionalnya untuk memberikan manfaat
bagi kehidupan umat manusia tidak rusak.
. Kelompok masyarakat
ini memiliki sifat unik berkaitan dengan usaha yang dilakukannya. Tantangan
yang ada pada masyarakat pesisir yaitu;
1.
Kemiskinan
Pada tahun 2002 penduduk indonesia yang berada di bawah
garis kemiskinan sudah mencapai 40 %, dan mungkin hampir sebahagian besar berdomisi
di wilayah pesisir. kemiskinan bagi penduduk miskin di di wilayah
pesisir harus menjadi program prioritas dalam pembangunan masyarakat pesisir.
Sebagai indikator bagaimana mengurangi separuh dari penduduk miskin di wilayah
pesisir yang berpenghasilan 1 US$ per hari, proporsi jumlah penduduk yang menderita kelaparan, dan meningkatkan
tingkat pendidikan dan kesehatan.
2.
Pembangunan tidak
berkelanjutan
Kebijakan pembangunan
perikanan pada masa yang akan datang hendaknya didasarkan pada landasan pemahaman
yang benar tentang peta permasalahan pembangunan perikanan itu sendiri, yaitu
mulai dari permasalahan mikro sampai pada permasalahan di tingkat makro yang
mengarah pada pemberdayaan masyarakat nelayan. Permasalahan mikro yang
dimaksudkan adalah pensoalan internal masyarakat nelayan dan petani ikan
menyangkut aspek sosial budaya seperti pendidikan, mentalitas, dan sebagainya.
Aspek ini yang mempengaruhi sifat dan karakteristik masyarakat nelayan dan
petani ikan. Sifat dan karakteristik tersebut dipengaruhi oleh jenis kegiatan
usaha seperti usaha perikanan tangkap, usaha perikanan tambak, dan usaha
pengolahan hasil perikanan
3.
Kerusakan Lingkungan
Pemanfaatan sumber daya perikanan yang
berlebihan dapat mengakibatkan timbulnya degradasi pada sumber daya tersebut.
Selama ini, dampak degradasi dianggap sebagai fenomena ekologi semata. Namun
dampak degradasi yang lebih luas mencakup berkurangnya kesejahteraan sosial
yang seharusnya dinikmati oleh masyarakat dari layanan barang dan jasa dari
sumber daya perikanan. Salah satu hal yang paling mendasar dan menjadi
perhatian utama dari setiap pengembangan sumber daya alam adalah besaran dampak
kesejahteraan yang ditimbulkan dari ekstraksi dan depresiasi sumber daya alam
itu sendiri. Kesejahteraan diukur dari manfaat sosial (social benefit)
yang dihasilkan dari sumber daya alam. Pengukuran ini sifatnya exante sehingga
sulit digunakan untuk mengukur kesejahteraan dari kerusakan lingkungan dan
depresiasi sumber daya yang bersifat baik.
Perencanaan pengelolaan sumber daya
perikanan yang mempertimbangkan estimasi dampak relatif dan faktor manusia dan
alam pada stok sumber daya yang akan dikelola. Dengan memperhitungkan seluruh
nilai riil yang ada, pada akhirnya kita dapat mencari solusi yang tepat.
Hal ini disebabkan komoditas
yang dihasilkan harus segera dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
atau membusuk sebelum laku dijual. Karakteristik ini mempunyai implikasi yang
sangat penting yaitu masyarakat nelayan sangat peka terhadap fluktuasi harga.
Perubahan harga sekecil apapun sangat mempengaruhi kondisi sosial masyarakat
nelayan. Namun demikian di balik ketiga persoalan tersebut sebenarnya ada
persoalan yang lebih mendasar yaitu persoalan sosial dalam konteks makro
menyangkut ketergantungan sosial (patron client). Karena faktor
kelemahan yang dimiliki sebagian besar nelayan (nelayan kecil dan pandega),
mereka tidak bisa menghindari adanya sistem sosial yang tanpa atau disadari
menjeratnya ke dalam "Iingkaran setan" kemiskinan. Sistem sosial ini
sudah begitu melembaga pada masyarakat nelayan. Persoalan inilah yang
seharusnya menjadi fokus perhatian pemerintah dalam melakukan pemberdayaan
nelayan dan pembudidaya ikan. Semestinya ada instrument kebijakan yang mampu
secara efektif mengurangi (kalau tidak dapat menghilangkan) sistem sosial yang
tidak memungkinkan nelayan kecil keluar dari lingkaran kemiskinan. Seperti
menciptakan skenario baru model-model pembiayaan untuk pemberdayaan nelayan dan
pembudidaya ikan melalui penguatan kelembagaan dan kemampuan bisnis masyarakat
pesisir menjadi sangat mendesak untuk diimplementasikan.
Perikanan
tangkap merupakan aktivitas ekonomi yang unik bila dibandingkan dengan
aktivitas lain. Hal ini berkaitan dengan kondisi sumber daya ikan dan laut itu
sendiri, yang seringkali dianggap sebagi common pool resources.
Karakteristik ini sering menimbulkan masalah eksternalitas diantara nelayan
sebagai akibat proses produksi yang interpendent dari setiap individu nelayan,
dimana hasil tangkapan dari satu nelayan akan sangat tergantung dari kondisi
sumber daya ikan yang merupkan fungsi dari eksternalitas berbagai aktivitas
nonproduksi lain, selain aktivitas produksi nelayan, seperti kondisi kualitas
perairan itu sendiri.
Sumberdaya perikanan juga tergolong sumberdaya yang
dapat pulih tetapi dibatasi oleh faktor
pembatas alami dan faktor pembatas non alami. Faktor pembatas alami adalah
faktor-faktor penghambat ketersediaan ikan dari ekosistem itu sendiri, seperti
ketersediaan makanan, predator, persaingan ruang dan sebagainya. Sedangkan faktor pembatas non alami adalah
faktor-faktor penghambat ketersediaan ikan disebabkan oleh kegiatan eksploitasi
dan pencemaran. Oleh karena adanya faktor-faktor pembatas tersebut maka
pengelolaan sumberdaya perikanan harus dilakukan untuk menjaga kelestariannya.
B.
Solusi dalam mengatasi tantangan dalam
pemanfaatan ekonomi sumberdaya perikanan
Pemanfaatan
ekonomi sumber daya perikanan harus
dilakukan secara berkelanjutan guna kedepannya sumberdaya alam tersebut
tidak punah. Untuk itu perlu dilakukan
pembangunan secara berkelanjutan dalam memanfaatkan ekonomi sumberdaya
perikanan.
Suatu kegiatan dikatakan keberlanjutan, apabila kegiatan
pembangunan secara ekonomis, ekologis dan sosial politik bersifat
berkelanjutan. Berkelanjutan secara ekonomi berarti bahwa suatu kegiatan
pembangunan harus dapat membuahkan pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan capital
(capital maintenance), dan penggunaan sumberdaya serta investasi secara
efisien. Berkelanjutan secara ekologis mengandung arti, bahwa kegiatan dimaksud
harus dapat mempertahankan integritas ekosistem, memelihara daya dukung
lingkungan, dan konservasi sumber daya alam termasuk keanekaragaman hayati
(biodiversity), sehingga diharapkan pemanfaatan sumberdaya dapat berkelanjutan.
Sementara itu, berkelanjutan secara sosial politik mensyaratkan bahwa suatu
kegiatan pembangunan hendaknya dapat menciptakan pemerataan hasil pembangunan,
mobilitas sosial, kohesi sosial, partisipasi masyarakat, pemberdayaan
masyarakat (dekratisasi), identitas sosial, dan pengembangan kelembagaan
Pengelolaan
berbasisis masyarakat dapat diartikan sebagai suatu system pengelolaan sumber
daya alam disuatu tempat dimana masyarakat lokal ditempat tersebut terlibat
secara aktif dalam proses pengelolaan sumber daya alam yang terkandung
didalamnya
Adapun
solusi yang diberikan dalam pembangunan secara berkelanjutan adalah sebagai
berikut:
1.
Pengentasan kemiskinan
Pengentasan kemiskinan merupakan suatu tantangan global
terbesar yang sedang dihadapi oleh
masyarakat dunia saat ini dan merupakan syarat mutlak bagi pembangunan
berkelanjutan, khususnya bagi negara-negara berkembang. Jika dicermati sudah jelas bahwa Indonesia
sebagai negara berkembang harus benar-benar memperhatikan persoalan pengentasan
kemiskinan ini.
Adapun langkah yang tepat yaitu membentuk kewirausahaan
dimasyarakat pessisir dengan sumerdaya ikan untuk dijadikan produk olahan agar
produk tersebut bias tahan hingga beberapa bulan mengingat ikan sebagai bahan
makanan yang mudah busuk. Dengan pelatihan-pelatihan kewirausahaan tersebut
diharapkan masyarakat pesisir dapat pekerjaan tambahan pada saat tidak masuk
musim ikan juga menrik pemuda-pemuda untuk berkreasi. Sehingga nilai jual
produk perikanan dapat meningkat
2.
Perubahan
pola konsumsi dan produksi yang tidak berkelanjutan
Perubahan-perubahan
mendasar dalam cara-cara konsumsi dan produksi masyarakat merupakan hal yang sangat
penting dalam meuwujudkan pembangunan
berkelanjutan golbal. Jika dikaitkan
dengan pola konsumsi masyarkat pesisir yang cenderung konsumtif, maka yang
tidaklah berlebihan jika agenda ini sangat berat untuk diimplementasikan pada
masyrakat pesisir, khususnya nelayan.
Pada
penghidupan nelayan, maka akan berupaya memproduksi sebanyak- banyaknya pada
musim ikan tanpa memperhatikan keberlanjutan dari
sumberdaya
ikan itu sendiri, bahkan kadangkala hasil tangkapan yang sedemikian banyak tidak dimanfaatkan secara
optimal untuk meningkatkan nilai guna produksi.
Disamping itu sudah menjadi rahasia umum,
bahwa nelayan bila mendapat pendapatan
yang melimpah akan cenderung untuk mengeluarkannya secara cepat tanpa
memperhatikan jangka panjang, bahkan sangat sedikit nelayan yang memikirka
untuk ditabung sebagian dari pendapatnya.
3.
Perlindungan
dan pengelolaan sumberdaya alam bagi pembangunan ekonomi dan sosial
Kegiatan-kegiatan
manusia memiliki dampak yang semakin meningkat terhadap integritas
ekosistem-ekosistem yang menyediakan sumberdaya penting dan pelayanan-pelayanan
(services) bagi kesejahteraan manusia dan kegiatan-kegiatan ekonomi.
Bila dikaitkan dengan eosistem yang terdapat di wilayah pesisir dan laut, maka
dapat dikatakan merupakan ekosistem yang sangat menderita, bahkan selama ini dinggap sebagai “keranjang sampah”. tidak jarang kita temua rusaknya mangrove,
padang lamun, terumbu karang bahkan ekossitem di laut dalam akibat tidak
arifnya manusia dalam memanfaatkan lingkungan dan sumberdaya alam laut yang
terkandung di dalamnya. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus terjadi, maka
suatu ketika manusia hanya bisa mendengar dongeng bahwa dulu di dalam terdapat
ikan yang beraneka ragam.
Dengan demikian pengelolaan sumberdaya
alam laut secara terpadu dan berkelanjutan dalam pembangunan
berkelanjutan. Dalam hal untuk mengembalikan kondisi lingkungan laut yang
sudah terdegradasi perlu dilakukan
upaya-upaya signifikan untuk mencegah SDAL dan lingkungan diambang kehancuran.
III. Kesimpulan
Adapun Kesimpulan yang penulis berikan dalam menghadapi
tantangan dalam pemanfaatan ekonomi sumber daya alam adalah sebagai berikut:
1.
Tantangan
dalam pemanfaatan ekonomi sumberdaya perikanan yaitu kemiskinan, sumber daya
tidak berkelanjutan dan kerusakan lingkungan untuk itu perlu dilakukan
pembangunan secara berkelanjutan dengan
menemukan cara untuk meningkatkan kesejatraan sambil menggunakan sumber daya
alam secara bijaksana sehingga sumber daya alam terbarukan dapat dilindungi dan
penggunaan sumber daya yang dapat habis (tidak terbarukan) pada tingkat dimana
kebutuhan generasi mendatang tetap akan terpenuhi.
2.
Solusi
mengatasi tantangan tersebut perlunya pembangunan ekonomi masyarakat secara
berkelanjutan mulai dari pengentasan kemiskinan, Perubahan pola konsumsi dan
produksi yang tidak berkelanjutan dan perlindungan pengelolaan sumberdaya alam
bagi pembangunan ekonomi dan social
3.
Penggunaan
Ekologi dan pemanfaan ekonomi harus seimbang untuk menciptakan
Pembangunan berkelanjutan agar memberikan manfaat bagi kehidupan
umat manusia tidak rusak.
Daftar Pustaka
Dahuri,
2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Edisi
Revisi. Pradnya Paramita. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar