Selasa, 28 Juli 2015

Tugas individu matkul dinamika populasi

Mata Kuliah   :  Model-Model Dinamika Populasi dan Evaluasi Stok
Dosen              :  Prof. Dr. Ir. Achmar Mallawa,DEA
 



Model – Model Dinamika Populasi dan
Evaluasi Stok





Oleh :
IBNU MALKAN HASBI                              P3300214005    
ARHAM RUMPA                                       P3300214009
ALPIANI ALWI                                          P330021302
                 


PROGRAM STUDI  ILMU PERIKANAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
1.      Perairan Nordic terdapat suatu populasi kepitingraksasa yang meresahkan. Sebenarnya populasi dimanfaatkan nelayan untuk bahan baku industry pengalengan kepiting Saat ini populasi berkembangdengancepatsehinggakeberadaanpopulasitersebutmengganggukeseimbanganekosistimdiperairantersebut. Pertanyaankenapafenomenainidapatterjadi dan jalan keluarnya.

Jawab :

Ø  Fenomena populasi kepiting raksasa yang terjadi dan berkembang secara cepat sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem lainnya disebabkan oleh karena terjadinya peningkatan suhu akibat pemanasan global. Menurut salah satu ahli Oseanografi bernama Craig Smith,pada tahun 1982 kepiting raksasa hidup pada kedalaman 950 sampai 1400 meter di bawah permukaan laut, dengan suhu minimum 1,2°C akan tetapi akibat pemanasan global meningkat menjadi 1,42°C sehingga perubahan suhu menjadi hangat dan menyebabkan mereka menyebar ke air dangkal. Disamping itu, suhu yang semakin hangat membuat kepiting raksasa tersebut telah optimal untuk memijah. Akibatnya kepiting tersebut menjadi predator puncak pada perairan. Oleh karena itu, untuk menyikapi fenomena populasi kepiting raksasa yang berkembang dengan cepat sehingga keberadaan populasi kepiting tersebut mengganggu
keseimbangan ekosistim diperairan Nordic, maka salah satu solusi yang
terbaik adalah dengan memperlambat laju pemanasan global.
Ø  Peningkatan populasi ini dapat juga disebabkan oleh karena terjadinya proses ekologi yang namanya "trophic cascade". Misalnya species A makan species B. Dan species B makan species C.Bila biomassa species A membludak, otomatis, biomassa species B menurun (karena dimakan habis-habisan oleh species A). Selanjutnya, kalau species B menurun, otomatis species C akan meningkat biomassanya, karena adanya efek "prey release" dari species B. Dan seterusnya saling kait mengait didalam rantai makanan ekosistem. Untuk menjaga bertahannya dinamika populasi tersebut maka dituntut kearifan manusia untuk menjaga bertahannya ekologi pada populasi tersebut agar rantai makanan atau jaring-jaring makanan dapat berjalan dengan baik sehingga predator bisa tetap berfungsi untuk memangsa kepiting tersebut agar tidak membludak dan nelayan dapat mengambil kepiting tersebut dalam jumlah besar sehingga tidak berkembang terlalu pesat.

2.      Ada keluhanpengusahaindustripengalenganikan sardine di daerahJawaTimurbahwabahanbakukadangmelimpahdankadangberkurang.
Carijawabanwhy ? Pendekatan dinamika populasi dan biologi populasi.
Ikan Sardine/lemuru tergolong ikan musiman. Musim tangkapnya terjadi pada bulan Juni sampai September. Masa ini biasa disebut sebagai musim timur. Pada saat itu, massa air dari dasar lautan naik ke permukaan  atau dengan istilah upwelling. Massa air dari dasar laut ini kaya nutrisi sehingga menyuburkan plankton di permukaan. Otomatis, ikan lemuru pun panen makanan. Sementara di atas mereka, para nelayan bersiap-siap memasang jaring.Kebiasaan bergerombol, selain mempermudah mereka mencari makanan, juga mempermudah para nelayan menangkap mereka. Berdasarkan pola migrasinya, pada siang hari kawanan lemuru lebih suka bersembunyi di lapisan perairan yang dalam. Pada malam hari, mereka baru naik ke lapisan permukaan. Itu sebabnya pada malam hari, hasil tangkapan dijamin lebih banyak. Ini salah satu kiat sukses jika mau menangguk lemuru. Perairan pantai utara Jawa Timur masih sangat dipengaruhi oleh “MusimBarat”.Musim ini gelombang laut sangat besar sehingga aktivitas penangkapan ikan berkurang dan akibatnya produksi ikan rendah. Beda halnya dengan musim timur hasil tangkapannya banyak karena cuaca yang mendukung sehingga produksi pengalengan sardine melimpah.Untuk menangani permasalahan ini perlu adanya suatu usaha pendekatan yang memperhatikan aspek biologis yakni dengan cara menganalisis hubungan antara usaha penangkapan ikan dan jumlah persediaan. Selain itu juga dilakukan analisis stabilitas maka dapat dianalisis titik kesetimbangan dan kestabilan serta kesetimbangan bionomick dari model penangkapan ikan, sehingga dapat diketahui dinamika populasi pada perikanan, dimana kendali optimal berperan mendapatkan usaha yang optimal sehingga dapat memaksimalkan keuntungan dari pendapatan ekonomi.

3.      Gambarkan dinamikanya ikan pelagis besar, pelagis kecil dan uraikan parameter dinamika populasi yang paling berpengaruh
Sumberdaya ikan merupakan sumberdaya yang dapat pulih (renewable resources) dan berdasarkan habitatnya di laut secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu jenis ikan pelagis dan ikan demersal. Ikan pelagis adalah kelompok ikan yang berada pada lapisan permukaan hingga kolom air dan mempunyai ciri khas utama, yaitu dalam beraktivitas selalu membentuk gerombolan (schooling) dan melakukan migrasi untuk berbagai kebutuhan hidupnya. Sedangkan ikan demersal adalah ikan-ikan yang berada pada lapisan yang lebih dalam hingga dasar perairan, dimana umumnya hidup secara soliter dalam lingkungan spesiesnya, (Nelwan A.,2004).
Ikan pelagis berdasarkan ukurannya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu ikan pelagis besar, misalnya jenis ikan tuna, cakalang, tongkol, dan lain-lain, serta ikan pelagis kecil, misalnya ikan layang, teri, kembung, dan lain-lain. Penggolongan ini lebih dimaksudkan untuk memudahkan dalam pemanfaatan dan pengelolaan, karena karakter aktivitas yang berbeda kedua kelompok jenis ikan tersebut, (Nelwan A.,2004).
Menurut Fauziya et al., (2010), school atau kawanan merupakan struktur paling penting dalam kehidupan beberapa populasi ikan pelagis. Untuk alasan tersebut maka ikan pelagis tidak dapat hidup sendiri contohnya ikan sardine, namun manusia memanfaatkan schooling untuk menangkap ikan pelagis (contoh alat tangkap trawl dan purse seine) dalam jumlah yang banyak karena ikan dalam kondisi berkelompok nilai kepadatannya akan berbeda dibandingkan jika dalam kondisi scatter atau terpencar. Pembentukan kelompok pada ikan dipengaruhi oleh tingkah laku migrasi ikan dalam kolom perairan sehingga tujuan pengelolaan dan pendugaan stok ikan secara praktis, informasi mengenai karakteristik migrasi sangatlah penting.
Zona potensi ikan ditentukan dengan kombinasi data/peta sebaran suhu permukaan laut, kandungan klorofil, pola arus laut, cuaca, serta karakter toleransi biologis ikan terhadap suhu air. Dari hasil pengamatan secara multitemporal dapat diketahui bahwa sebaran suhu permukaan laut di wilayah perairan laut Indonesia berubah dengan cepat (Hasyim B., 2004).




Sumberdaya ikan pelagis kecil
Ikan pelagis kecil hidup pada daerah pantai yang relatif kondisi lingkungannya tidak stabil menjadikan kepadatan ikan juga berfluktuasi dan cenderung muda mendapat tekanan akibat kegiatan pemanfaatan, karena daerah pantai mudah dijangkau oleh aktivitas manusia. Jenis ikan pelagis kecil yang dimaksudkan adalah ikan layang, kembung, tembang, teri, dan lain-lain.
Sumberdaya ikan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang paling melimpah di perairan Indonesia dan mempunyai potensi sebesar 3,2 juta (Widodo et al,  1998dalam Nelwan A., 2004). Sumberdaya ini merupakan sumberdaya neritik, karena terutama penyebarannya adalah di perairan dekat pantai, di daerah-daerah dimana terjadi proses penaikan air (upwelling) dan sumberdaya ini dapat membentuk biomassa yang sangat besar (Csirke, 1988 dalam Nelwan A., 2004).
Penyebaran ikan pelagis kecil di Indonesia merata di seluruh perairan, namun ada beberapa yang dijadikan sentra daerah penyebaran seperti Lemuru (Sardinella Longiceps) banyak tertangkap di Selat Bali, Layang (Decapterus spp) di Selat Bali, Makassar, Ambon dan Laut Jawa, Kembung Lelaki (Rastrelinger kanagurta) di Selat Malaka dan Kalimantan, Kembung Perempuan (Rastrelinger neglectus) di Sumatera Barat, Tapanuli dan Kalimantan Barat, (Suyedi R., 2001).

Sumberdaya ikan pelagis besar
Ikan pelagis besar hidup pada laut lepas dengan kondisi lingkungan relatif  stabil, disamping itu ikan pelagis besar umumnya melakukan migrasi sepanjang tahun dengan jarak jauh. Secara biologis kelompok cakalang, tuna, dan tongkol termasuk kedalam kategori ikan yang mempunyai tingkah laku melakukan migrasi dengan jarak jauh (highly migratoryspecies) melampaui batas-batas yuridiksi suatu negara. Keadaan tersebut akan menyebabkan penambahan dan pengurangan stok di suatu perairan yang berperan penting dalam sediaan lokal pada saat terjadi musim penangkapan (Nelwan A., 2004).
Ikan Pelagis besar menyebar di perairan yang relatif dalam, bersalinitas tinggi, kecuali ikan tongkol yang sifatnya lebih kosmopolitan dapat hidup di perairan yang relatif dangkal dan bersalinitas lebih rendah. Sifat epipelagis dan oseanis menjadikan penyebaran sumberdaya ikan pelagis besar secara vertikal sangat dipengaruhi lapisan thermoklin yang juga adalah struktur lapisan massa air yang terbentuk akibat perbedaan suhu. Demikian pula penyebaran secara horizontal yang dipengaruhi oleh faktor perbedaan suhu dan juga ketersediaan makanan, (Nelwan A., 2004).

Parameter – parameter yang mempengaruhi adalah:
Ø  Bau perairan,
contohnya Ikan anadromous mampu bermigrasi ke daerah asal dengan melalui beberapa cabang sungai, kemampuan memilih cabang sungai yang benar diduga dilakukan dengan mengenali bau-bauan bahan organik yang terdapat dalam sungai.
Ø  Suhu,
Fluktuasi suhu dan perubahan geografis merupakan faktor penting yang merangsang dan menentukan pengkonsentrasian serta pengelompokkan ikan. Suhu akan mempengaruhi proses metabolisme, aktifitas gerakan tubuh dan berfungsi sebagai stimulus saraf.
Contoh: suhu permukaan yang disukai ikan cakalang berkisar 16-260C, sedangkan suhu tinggi merupakan faktor penghambat bagi ikan salmon untuk bermigrasi (pada suhu 240C tidak ada ikan salmon yang bermigrasi).
Ø  Salinitas,
Ikan cenderung memilih medium dengan salinitas yang lebih sesuai dengan tekanan osmotik tubuh mereka masing-masing. Perubahan salinitas akan merangsang ikan untuk melakukan migrasi ke tempat yang memiliki salinitas yang sesuai dengan tekanan osmotik tubuhnya.
Contoh: Seriola qiuqueradiata menyukai medium dengan salinitas 19 ppt, sedangkan ikan cakalang menyukai perairan dengan kadar salinitas 33-35 ppt.
Ø  Arus pasang surut,
Arus akan mempengaruhi migrasi ikan melalui transport pasif telur ikan dan juvenil dari daerah pemijahan menuju daerah asuhan dan mungkin berorientasi sebagai arus yang berlawanan pada saat spesies dewasa bermigrasi dari daerah makanan menuju ke daerah pemijahan. Ikan dewasa yang baru selesai memijah juga memanfaatkan arus untuk kembali ke daerah makanan.
Ø  Intensitas cahaya,
Perubahan intensitas cahaya sangat mempengaruhi pola penyebaran ikan, tetapi respon ikan terhadap perubahan intensitas cahaya dipengaruhi oleh jenis ikan, suhu dan tingkat kekeruhan perairan. Ikan mempunyai kecenderungan membentuk kelompok kecil pada siang hari dan menyebar pada malam hari.
Ø  Musim,
Musim akan mempengaruhi migrasi vertikal dan horisontal ikan, migrasi ini kemungkinan dikontrol oleh suhu dan intensitas cahaya. Ikan pelagis dan ikan demersal mengalami migrasi musiman horisontal, mereka biasanya menuju ke perairan lebih dangkal atau dekat permukaan selama musim panas dan menuju perairan lebih dalam pada musim dingin.
Ø  Matahari,
Ikan-ikan pelagis yang bergerak pada lapisan permukaan yang jernih kemungkinan besar menggunakan matahari sebagai kompas mereka, tetapi hal ini mungkin tidak berlaku bagi ikan-ikan laut dalam yang melakukan migrasi akibat pengaruh musim.
Ø  Pencemaran air limbah,
Pencemaran air limbah akan mempengaruhi migrasi ikan, penambahan kualitas air limbah dapat menyebabkan perubahan pola migrasi ikan ke bagian hulu sungai.
Contoh: ikan white catfish pada musim pemijahan banyak terdapat didaerah muara, padahal biasanya ikan ini memijah di hulu sungai, tetapi migrasi mereka terhalang oleh air limbah di hulu sungai.









DAFTAR PUSTAKA
ITS-Undergraduate-15104-Chapter1-632503




















1 komentar:

Unknown mengatakan...

bandar togel

Agen TOGEL 4DPOIN,Online Terpercaya.
Minimal Deposit Dan Withdraw 20.000
Keterangan Lebih Lanjut, Anda Bisa Hubungi Disini.
★ Pin BBM : D1A279B6,E3FEB189
★ Pin BBM : 7B83E334
★ Whatsapp : +85598291698
★ Skype : Poin.4D
★ Line : +85598291698

Posting Komentar

window.setTimeout(function() { document.body.className = document.body.className.replace('loading', ''); }, 10);