Rabu, 22 Juli 2015

Logika mata kuliah Filsafat Ilmu

Text Box: TUGAS KELOMPOK
MK. FILSAFAT ILMU
Description: D:\DATA I\LOGO\unhas_logo WARNA.gif



A.    Pendahuluan
Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari tentang asa, aturan, dan prosedur penalaran yang benar. Dalam filsafat ada pemahaman bahwa pengetahuan yang tepat itu belum tentu benar, tetapi pengetahuan yang benar itu pasti tepat.

B.     Pengertian Logika
Berasal dari bahasa Yunani “logikos” yang berarti mengenai sesuatu yang diutarakan,mengenai suatu perkembangan akal (pikiran),mengenai kata ,mengenai percakapan  atau berkenaan dengan bahasa.
Logika dapat di simpulakan tentang penalaran dan ilmu berfikir. Jadi ilmu logika adalah satu ilmu pengetahuan yang dibicarakan tentang aturan-atura berfikir dan bekomunikasi,agar dengan aturan-aturan tersebut dapat diambil kesimpulan yang benar dan tepat. Dalam penalaran logika dibagi atas dua unsur, deduktif dan induktif. Penalaran deduktif kadang disebut logika, deduktif adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Logika sebagai teori penyimpulan, berlandaskan pada suatu konsep yang dinyatakan dalam bentuk kata atau istilah, dan dapat diungkapkan dalam bentuk himpunan sehingga setiap konsep mempunyai himpunan, mempunyai keluasan. Dengan dasar himpunan karena semua unsur penalaran dalam logika pembuktiannya menggunakan diagram himpunan, dan ini merupakan pembuktian secara formal jika diungkapkan dengan diagram himpunan sah dan tepat karena sah dan tepat pula penalaran tersebut.
Berdasarkan proses penalarannya dan juga sifat kesimpulan yang dihasilkannya, logika dibedakan antara logika deduktif dan logika induktif. Logika deduktif adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah berdasarkan bentuknya serta kesimpulan yang dihasilkan sebagai kemestian diturunkan dari pangkal pikirnya. Dalam logika ini yang terutama ditelaah adalah bentuk dari kerjanya akal jika telah runtut dan sesuai dengan pertimbangan akal yang dapat dibuktikan tidak ada kesimpulan lain karena proses penyimpulannya adalah tepat dan sah.
Logika deduktif karena berbicara tentang hubungan bentuk-bentuk pernyataan saja yang utama terlepas isi apa yang diuraikan karena logika deduktif disebut pula logika formal. Logika induktif adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi. Logika ini sering disebut juga logika material, yaitu berusaha menemukan prinsip-prinsip penalaran yang bergantung kesesuaiannya dengan kenyataan, oleh karena itu kesimpulannya hanyalah keboleh-jadian, dalam arti selama kesimpulannya itu tidak ada bukti yang menyangkalnya maka kesimpulan itu benar, dan tidak dapat dikatakan pasti. Jika dikonsepkan bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis). Logika silogistik tradisional Aristoteles dan logika simbolik modern adalah contoh-contoh dari logika formal. Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif. Penalaran deduktif kadang disebut logika deduktif adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah

C.Sejarah Perkembangan Logika
Soewandi mengemukakan bahwa secara historis logika telah berkembang sejak abad ke -17sampai abad ke-20 sekarang ini ,dimana spesifikasi masing-masing periode memiliki kekhasan tersendiri.Pada abad ke-17 cara kerja logika baru muncul setelah renaissance di Eropa.Abad ke-18disebut abad pencerahan.Abad ke 19 merupakan pertentengan anatra deduktif dan induktif.Pada abad ke-20 penggabungan antara pemikiran deduktif dan induktif.




D.    Pengertian,Proposisi dan Penalaran
1.      Pengertian
Pengertian adalah tanggapan atau gambaran yang dibentuk oleh akal budi tentang kenyataan yang dipahami,atau merupakan hasil pengetahuan manusia mengenai realitas.
2.      Proposisi
Proposisi adalah rangkaian dari pengertian-pengertian yang dibentuk oleh akal budi atau merupakan pernyataan mengenai hubungan yang terdapat diantara dua buahterm
3.      Penalaran adalah suatu proses berfikir yang menghasilkan pengetahuan.

E. Silogisme
Dilihat dari bentuknya silogisme adalah contoh yang paling tegas dalam cara berpikir deduktif yakni mengambil kesimpulan khusus dari kesimpulan umum . hanya saja dalam teori silogisme kesimpulan terdahulu hanya terdiri dari dua keputusan saja sedang salah satu keputusannya harus universal dan dalam dua keputusan tersebut harus ada usur – unsur yang sama – sama dipunyai oleh kedua keputusannnya
Jadi tegasnya yang di namakan dengan silogisme adalah suatu pengambilan kesimpulan dari dua macam keputusan ( yang mengandung unsur yang sama dan salah satunya harus universal ) suatu keputusan yang ketiga yang kebenarannya sama dengan dua keputusan yang mendahuluinya. Dengan kata lain silogisme adalah merupakan pola berpikir yang di susun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Contoh
1, Semua makhluk mempuyai mata , ( Primis Mayor )
2. Si kacong adalah seorang mahluk ( Primis Minor )
3. Jadi Si kacong mempuyai mata . ( Kesimpulan )
Pada contoh diatas kita melihat adanya persamaan antara keputusan pertama dengan keputusan kedua yakni sama – sam mahkluk dan salah satu dari keduanya universal ( Keputusan pertama ) oleh karena itu nilai kebenaran dari keputusan ketiga sama dengan nilai kebenaran dua keputusan sebelumnya. Kesimpulan yang diambil bahwa Si kacong mempuyai mata adalah sah menurut penalaran deduktif, sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari dua primis yang mendukungnya. Pertanyaan apakah kesimpulan itu benar maka hal ini harus di kembalikan kepada kebenaran primis yang mendahuluinya.. Sekiranya kedua primis yang mendukungnya adalah benar maka dapat dipastikan bahwa kesimpulan yang di tariknya juga adalah benar.
Dengan demikian maka ketetapan penarikan kesimpulan tergantung dari tiga hal yakni kebenaran primis mayor, kebenaran premis minor dan keabsahan pengambilan kesimpulan . Dan ketika salah satu dari ketiga unsur tersebut persyaratannya tidak di penuhi maka kesimpulan yang ditariknya akan salah. Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif, Argumentasi matematik seperti : a sama dengan b dan bila b sama dengan c maka a sama dengan c hal ini merupakan penalaran deduktif , Kesimpulan ang berupa pengetahuan baru bahwa a sama dengan c pada haketnya bukan merupakan pengetahuan baru dalam arti yang sebenarnya , melainkan sekedar konsekwensi dari dua pengetahuan yang sudah kita ketahui sebelumnya , yakni bahwa a sama dengan b dan b sama dengan c.

F. Teori dan Ilmu
Teori-Teori Kebenaran Menurut Filsafat
1. Teori Corespondence ® menerangkan bahwa kebenaran atau sesuatu kedaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju/ dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut.
2. Teori Consistency ® Teori ini merupakan suatu usah apengujian (test) atas arti kebenaran. Hasil test dan eksperimen dianggap relible jika kesan-kesanyang berturut-turut dari satu penyelidik bersifat konsisten dengan hasil test eksperimen yang dilakukan penyelidik lain dalam waktu dan tempat yang lain.
3. Teori Pragmatisme ® Paragmatisme menguji kebenaran dalam praktek yang dikenal apra pendidik sebagai metode project atau medoe problem olving dai dalam pengajaran. Mereka akan benar-benar hanya jika mereka berguna mampu memecahkan problem yang ada. Artinya sesuatu itu benar, jika mengmbalikan pribadi manusia di dalamkeseimbangan dalam keadaan tanpa persoalan dan kesulitan. Sebab tujuan utama pragmatisme ialah supaya manusia selalu ada di dalam keseimbangan, untuk ini manusia harus mampu melakukan penyesuaian dengan tuntutan-tuntutan lingkungan.
4. Kebenaran Religius ® Kebenaran tak cukup hanya diukur dnenga rasion dan kemauan individu. Kebenaran bersifat objective, universal,berlaku bagi seluruh umat manusia, karena kebenaran ini secara antalogis dan oxiologis bersumber dari Tuhan yang disampaikan melalui wahyu.

G. Antologi
            Antologi adalah persesuaian dari dua jenis pengertian yang mana pada satu sisi sama, tetapi di sisi lain berbeda pengertian. Antologi juga sering diartikan sebagai proses penalaran dari satu fenomena menuju fenomena lain yang sejenis kemudan disimpulkan bahwa apa yang terjadi pada fenomena yang pertama akan terjadi juga pada fenomena lain.
            Pada umumnya, dalam setiap tindakan penyimpulan analogi harus terdapat tiga unsure pokok:
1.      Peristiwa pokok yang menjadi dasar analogi
2.      Persamaan prinsip yang menjadi pengikat

3.      Fenomena yang hendak dianalogikan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku : Prof Dr. Amshal Bachtiar MA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

window.setTimeout(function() { document.body.className = document.body.className.replace('loading', ''); }, 10);