TUGAS INDIVIDU
Prof, Dr, Ir. Sharifuddin
B.A Omar, M.Sc
EKOLOGI PERAIRAN LANJUTAN
Morfometrik Danau dan Fenomena Ekologi Perairan
OLEH :
IBNU MALKAN HASBI
P3300214005
PROGRAM MAGISTER ILMU PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
I.
PENDAHULUAN
Indonesia
memiliki lebih dari 500 danau dengan luas keseluruhan lebih dari 5.000 km2
atau sekitar 0,25% dari luas daratan Indonesia (Davies et al.,1995), namun
status kondisi sebagian besar danau tersebut akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan.
Pada saat ini fungsi dan manfaat danau
dirasakan sudah semakin berkurang. Fenomena
ini disebabkan oleh terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan perairan
danau serta koordinasi antar sektoral dalam pengelolaannya yang sangat lemah
atau hampir tidak ada sama sekali (Sumarwoto et al., 2004).
Danau memiliki dua fungsi utama yaitu fungsi
ekologi dan fungsi kemasyarakatan (sosial-ekonomi-budaya). Sebagai penyimpan
air, danau memiliki fungsi utama sebagai sumber daya air pengisi air tanah dan
air permukaan. Fungsi ekologi adalah sebagai habitat kehidupan biota air
(keanekaragaman hayati) seperti jenis-jenis ikan endemik dan sumber pakan hewan
liar.
Secara geografi, kepulauan Indonesia terbagi ke
dalam dua kelompok yang dibatasi oleh garis Wallacea (Wallacea Line) yang
memisahkan Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur. Garis Wallacea
merupakan bentuk transisi antara fauna Australia dan New Guinea dengan fauna
Asia bagian tenggara termasuk Pulau Kalimantan, Jawa dan Sumatera. Keragaman
biota akuatik yang sangat nyata adalah komunitas jenis-jenis ikan.
Di Indonesia bagian barat ikan-ikan lebih
didominasi oleh kelompok catfish (jenis-jenis ikan lele dari Famili Siluridae),
jenis-jenis ikan karper dari Famili Cyprinidae dan jenis-jenis ikan sepat dari
Famili Labyrinthyci. Sedangkan di Indonesia bagian timur didominasi oleh
kelompok ikan gobi (jenis-jenis ikan gobius dari Famili Gobiidae). Sejarah
geologi Indonesia bagian barat dan timur misalnya di Sulawesi dapat dilihat
jelas dari distribusi ikan-ikan yang hidupnya terbatas di air tawar. Ikan-ikan
perairan Danau Matano, Towuti, Mahalona, dan Wawontoa serta sungai-sungai di
sekitarnya merupakan ikan-ikan yang khas dan endemik (Contoh: Glossogobius
matanensis dan Paraterina).
Di negara berkembang seperti Indonesia, pada umumnya
daerah aliran sungai (DAS) telah mengalami degradasi lingkungan yang serius
akibat kegiatan manusia atau anthropogenik, terutama pada sektor pertanian,
kehutanan, perikanan, industri dan pariwisata (Mukerjee, 2009). Pada saat yang sama, International Council
for the Exploration of the Sea atau ICES (2009) menyatakan bahwa pada DAS
terdapat berbagai kegiatan yang membuang limbah secara langsung maupun tidak
langsung masuk kedalam perairan waduk, sehingga berbagai unsur pencemaran air
dari DAS serta sempadan waduk yang terbawa aliran permukaan maupun tanah akan
masuk ke dalam perairannya.
Di perairan darat
Indonesia yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi saja, dihuni
oleh lebih dari 1000 jenis ikan (Kottelat et al., 1993). Lebih jauh mereka
menjelaskan bahwa di paparan Sunda terdapat 798 jenis ikan air tawar, di daerah
Wallacea terdapat 68 jenis ikan air tawar, dan di paparan Sahul terdapat 106
jenis ikan air tawar. Di Sungai Barito tercatat terdapat lebih dari 104 jenis
ikan ( Prasetiyo, et al., 2004 dalam Rahardjo et al., 2006), sedangkan di
Sungai Kapuas terdapat lebih dari 200 jenis ikan (Dudley, 1996 dalam Rahardjo
et al. 2006). Kekayaan keanekaragaman jenis ikan yang tinggi tersebut merupakan
modal dasar penting dan tak ternilai bagi pembangunan perikanan perairan darat
masa depan (Rahardjo et al., 2006).
Diantara banyak pulau di
Indonesia, Pulau Sulawesi ditemukan paling banyak spesies endemik, yaitu
sebesar 76% dari 68 spesies (Wirjoatmodjo, 2003 dalam Sulistiono et al.,
2005) dan hampir semua jenis hidup di danau. Tercatat delapan spesies ikan
endemik di Danau Poso, dan sekitar 27 spesies ikan endemik hidup di kompleks
Danau Malili (Danau Matano, Mahalona dan Towuti). Beberapa jenis ikan endemik
yang terdapat di kompleks Danau Malili adalah Nomorhamphus cf brembachi
(Hemirhamphidae), Oryzias matanensis (Oryziidae), Telmatherina antoniae, T.
prognatha, T. opudi, T. sarasinorum, T. obscura, T. abendanoni, T. wahyuni, T.
celebensis, Paratherina woltericki, P.striata, Tominanga aurea, T. sanguicauda
(Telmatherinidae) (Sulistiono et al. 2005). Jenis-jenis lain ikan
endemik yang terdapat di danau-danau Indonesia khususnya antara lain adalah
Rasbora tawarensis (Danau Laut Tawar), ikan batak, Neolissochillus longipinnis
(Weber dan de Beufort, 1916 (Danau Toba), dan ikan bilih, Mystacoleucus
padangensis (Danau Singkarak).
Penyediaan sumberdaya air pada perkembangannya semakin sulit untuk
mendapatkan pengelolaan sumberdaya yang berkelanjutan, baik dari segia
kuantitas maupun kualitas. Salah satu fungsi danau adalah berperan sebagai reservoir yang dapat dimanfaatkan sebagai daerah
tangkapan air untuk pengendalian banjir serta penyuplai air tanah.
Ketidakpedualian menjaga ketersediaan air, baik dari segi kualitas maupun
kuantitas untuk menjaga ekosistem aquatik akan berpengaruh kepada menurunnya
sumberdaya air, keanekaragaman hayati aquatik dan keberlangsungan hidup
manusia. Percepatan pembangunan dan pengembangan wilayah yang tidak
memperhatikan ekologi sekitar danau juga akan mengancam timbulnya pengurangan
fungsi ekologis dari danau tersebut.
Pengelolaan kawasan danau
dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk mengendalikan pemanfaatan danau dan lahan
sekitar sehingga keseimbangan antara kepentingan eksploitasi dan kemampuan daya
dukung perairan danau serta fungsi ekosistem danau bagi keperluan kehidupan
biota secara keseluruhan tetap terjaga. Pemanfaatan ekosistem danau didasarkan
kepada pertimbangan bahwa perairan danau berfungsi selain untuk habitat biota
air (ikan) juga berperan sebagai daerah reservat dan konservasi bagi satwa liar
antara lain beberapa jenis burung yang hidup dan tinggal di perairan danau
untuk melakukan sebagian atau keseluruhan daur hidupnya.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, yang memiliki peranan
penting untuk mencapai pemanfaatan sumberdaya yang optimal dan mencengah
terjadinya kerusakan lingkungan hidup serta menghindari terjadinya konflik
pemanfaatan adalah dengan pengelolaan tata ruang yang memperhatikan unsur-unsur
ekologi lingkungan.
Dengan pengelolaan tata ruang yang menjadi dasar dalam konsep
pembangunan berkelanjutan diharapkan dapat mencapai rencana pembangunan yang
berwawasan lingkungan dan khususnya adalah pengelolaan tata ruang pembangunan
kawasan danau dan daerah sekitarnya.
II. PEMBAHASAAN
Karakteristik morfometri
danau yang menunjukkan kondisi komponen ekosistem abiotik sebagai habitat
kehidupan kelompok biota di air danau, sangat berkaitan dengan komponen
ekosistem biotik. Informasi ekosistem akuatik danau sangat diperlukan sebagai
salah satu dasar pertimbangan pada pengelolaan danau. Ekosistem danau boleh
juga dikatakan dengan ekosistem komplek, karena tidak hanya komponen biota di
air dana namun juga komponen biotik dan abiotik didaratan memiliki
ketergantungan dan interaksi, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
ekosistem danau
Tabel 1.
Kaitan dengan cirri morfometri dengan fenomena ekologi perairan
No.
|
Ciri Morfometri
|
Fenomena
|
1.
|
Tepi perairan
|
Merupakan daerah litoral
habitat biota air
|
2.
|
Kedalaman
|
Memungkinkan terjadinya
stratifikasi kolam air akibat daya tembus sinar matahari dan perubahan suhu
air
|
3.
|
Fluktuasi muka air
|
Berhubungan dengan
kemantapan kehidupan biota air di daerah litoral
|
4.
|
Daerah surutan
|
Merupakan sumber masukan
bahan organic dari dalam perairan
|
5.
|
Daerah Tangkapan air
|
Merupakan sumber masukan
bermacam-macam material dari luar perairan
|
6.
|
Jumlah Teluk
|
Mengindikasikan adanya
zona produktif karena ketenangan air perairan
|
7.
|
Garis pantai
|
Merupakan sumber
telusupan unsure hara dari daratan perairan
|
8.
|
Waktu tinggal air
|
Mengindikasi adanya
kesempatan pengendapan partikel cemaran air ke dasar perairan
|
9.
|
Outlet dan Pengeluaran
air
|
Menunjukkan jenis
kualitas air berdasarkan kandungan unsure haranya
|
A. Tepi
Perairan
Tepi perairan adalah habitat biota air litoral. Tepi perairan
danau terjal, menunjukkan sempitnya daerah litoral. Karena itu, keragaman biota
airnya lebih sedikit dibanding perairan dangkal.
B. Kedalaman
Danau memiliki kedalaman yang perbedaannya sangat signifikan
dibanding tipe perairan darat menggenang lainnya. Kedalaman perairan danau bisa
mencapai lebih dari 500 m, bagian tengah biasanya terdalam. Kedalaman perairan
danau memungkinkan terjadinya stratifikasi kolom airnya akibat daya tembus
sinar matahari dan perubahan (penurunan) suhu perairan. Stratifikasi akibat
sinar matahari menghasilkan zona tembus cahaya (zona fotik) dan zona gelap,
tidak tembus cahaya (zona afotik).
C. Fluktuasi
Muka Air
Fluktuasi atau
naik-turunnya permukaan air danau relatif kecil dibanding tipe perairan darat
menggenang lainnya
D. Daerah
Surutan
Danau memiliki daerah surutan yang sempit, sehingga beban masukan
bahan organik dari dalam perairannya sendiri (autochthonous) sedikit, kecuali
jika ada intervensi langsung seperti budidaya ikan dengan tambahan pakan.
E. Daerah
Tangkapan Air
Daerah tangkapan air merupakan sumber air utama bagi perairan
danau. Semakin luas daerah ini, semakin banyak massa air yang tertampung di
perairannya. Tentunya pasokan yang masuk dari luar (allochthonous) tidak hanya
air saja melainkan berbagai beban cair dan padat lainnya.
F. Jumlah
Teluk
Adanya teluk di perairan danau menyebabkan air danau tenang. Ketenangan
massa air dapat memicu perkembangan biota air secara optimal.
G. Garis
Pantai
Yaitu Zona pertemuan daratan dengan
perairan. Di zona tersebut terjadi penelusupan unsur hara (nutrient influx)
dari daratan ke perairan. Makin panjang garis pantainya, makin besar telusupan
unsur hara daratan ke perairan.
H. Waktu
Tinggal Air
Makin lama massa air tersimpan di perairan, kemurnian airnya makin
terjamin karena ada kesempatan partikel-partikel dalam air untuk mengendap.
Selain itu, ekosistem perairannya sangat stabil. Masa simpan air (water
retention time) danau adalah yang terlama dibanding tipe perairan darat
menggenang lainnya, sesuai fungsinya sebagai penyimpan air.
I. Outlet
atau Pengeluaran Air
Gambar
1. Zonasi Perairan Danau
Biota air danau terdiri
dari plankton (P) yaitu organisma renik tumbuhan dan hewan yang hidup melayang
di perairan; makrofita (M) yaitu tumbuhan air mengapung, tenggelam, melayang
dan tumbuh di permukaan, dasar, dan pinggir perairan; benthos (B) yaitu hewan
yang hidup di dasar perairan; dan nekton (N) yaitu hewan termasuk ikan dan
udang yang hidup dalam air.. Makrofita (M) seperti eceng gondok (Eichhornia
crassipes), Hydrilla verticilata dan Salvinia molesta selain berfungsi sebagai
pemasok oksigen di perairan melalui proses fotosintesis adalah pakan dan tempat
berlindung hewan air. Plankton (P) selain berfungsi sebagai pakan utama hewan
air adalah pemanfaat unsur hara anorganik (fitoplankton) dan pemanfaat unsur
organik (zooplankton).
Benthos
(B) selain berfungsi sebagai pakan hewan air adalah pemanfaat bahan organik
berupa detritus. Selain itu masih ada komponen biota air lain yaitu perifiton
(organisma renik tumbuhan dan hewan yang hidup menempel pada substrat di dalam
air perairan), dan neuston (organisma hewan yang hidup di permukaan air).
III. PENUTUP
Danau merupakan komponen
yang sangat penting dalam keseimbangan sistem tata guna tanah, tata guna air,
tata guna udara dan tata guna sumber daya lainnya. Mengamankan danau dari
kerusakan akan memberikan pengaruh positif dalam pemanfaatannya tidak hanya
untuk jangka pendek nam un untuk beberapa generasi. Untuk itu, sangat tepat
untuk memperhatikan kawasan sekitar danau/ waduk yang telah ditetapkan sebagai
kawasan lindung.
Adapun
Kesimpulan dari makalah Morfometrik Danau dan Fenomena Ekologi Perairan
1.
Karakteristik morfometri
danau yang menunjukkan kondisi komponen ekosistem abiotik sebagai habitat
kehidupan kelompok biota di air danau, sangat berkaitan dengan komponen
ekosistem biotik.
2. Ciri morfometri dengan fenomena ekologi sebagai berikut Tepi perairan Merupakan daerah litoral
habitat biota air, Kedalaman Memungkinkan terjadinya stratifikasi kolam air
akibat daya tembus sinar matahari dan perubahan suhu air, Fluktuasi muka air Berhubungan
dengan kemantapan kehidupan biota air di daerah litoral, Daerah surutan
Merupakan sumber masukan bahan organic dari dalam perairan, Daerah Tangkapan
air Merupakan sumber masukan bermacam-macam material dari luar perairan, Jumlah
Teluk Mengindikasikan adanya zona produktif karena ketenangan air perairan, Garis
pantai Merupakan sumber telusupan unsure hara dari daratan perairan, waktu
tinggal air Mengindikasi adanya kesempatan pengendapan partikel cemaran air ke
dasar perairan, dan Pengeluaran air Menunjukkan jenis kualitas air berdasarkan kandungan
unsure haranya
3.
Habitat
kelompok biota air yang hidup diperairan danau yaitu Makrovita tumbuhan air yang hidup dipermukaan
tengan atau dasar air, Plankton sebagai
pakan utama hewan air, nekton yaitu hewan air ikan atau udang yang hidup
diperairan danau, dan bhentos sebagai pakan hewan air.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar