Modul 1
Judul : Pengertian Ruang Lingkup, kedudukan, Limnologi dalam Ilmu
pengetahuan ilmu pengetahuan alam.
BAB I. A. PENDAHULUAN
Lebih
kurang tiga perempat bagian dari permukaan bumi tertutup air dari segi ekosistem
kita dapat membedakan air payau seperti
yang terdapat di muara sungai yang
besar dari ketiga ekosistem
perairan tersebut , air
laut dan
payau merupakan bagian yang terbesar yaitu dari
97 %. Sisanya adalah air tawar yang
dibutuhkan oleh manusia dan banyaknya
jasad hidupnya untuk keperluan
hidupnya.
Sebagian
besar dari air tawar yang ada di permukaan
bumi tersimpan dalam bentuk massa es yang
sangat besar di daerah kutub dan sebagai gletser di daerah pegunungan tinggi. Selain itu air tawar
juga terdapat di dalam tanah yang
muncul sebagai mata air,
mengalir dipermukaan sebagai sungai dan mengenang
dalam danau dan kolam ang jumlahnya lebih karang 0,3 % dari total
volume air . Jumlah ya
sedikit inilah yang
dapat diolah manusia dan jasad hidup
lainnya.
B.
Ruang
Lingkup Isi
1.
Pengertian
2.
Ruang
3.
Kedalaman
Limnologi dalam ilmu
pengetahuan alam.
C. Keterkaitan Modul
Modul ini merupakan
modul 1 dari 5modul Limnologi.
D. Sasaran Pembelajaran Modul
BAB II PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Limnologi
Limnologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang
faktor-faktor fisika, kimia dan biologi
perairan tawar.
Limnologi merupakan
cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
sifat dan struktural dari
perairan daratan yang meliputi mata
air sungai , danau , kolam dan rawa, baik yang
berupa air tawar maupun
air payau
2.
Ruang lingkup
Limnologi
Dalam ilmu Limnologi
dipelajari dan berbagai parameter
lingkungan seperti
parameter Fisika kimia serta
interaksinya \ dengan kehidupan
dari berbagai jenis jasad air.
3.
Kedudukan
Limnologi dalam ilmu pengetahuan alam.
Titik dasar ilmu
interaksi antara organisme dengan komponen lingkungan nya adalah
ekologi selanjutnya ilmu ekologi
dibagi menjadi antekologi
(Pengkajian individu organisme
atau spesies) dan Sinekologi (Pengkajian
golongan atau kumpulan organisme yang bersama membentuk suatu kesatuan.) Sinekologi terbagi lagi menjadi Hidrologi (sebagai air) dan eferologi. Hidrologi terbagi lagi atas Limnologi
dan oseanologi. Ilmu Limnologi masih
muda dibanding cabang ilmu lainnya
, Limnologi merupakan cabang dari
ekologi yang khusus
mempelajari tentang sistem
perairan yang terdapat di permukaan bumi, di darat
EKOLOGI
|
SINEKOLOGI
|
AUTEKOLOGI
|
HIDROLOGI
|
EPEIROLOGI
|
LIMNOLOGI
|
OSEANOLOGI
|
Gambar I, : Kedudukan Limnologi dalam
ilmu
BAB III PENUTUP
Limnologi adalah Ilmu yang mempelajari tenteng
difat fisika , kimia , biologi
perairan tawar yang
hbaru mendapat perhatian
dibanding ilmu lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, T.A 2002. Pengantar Limnologi
MODUL 2
Judul : Pendahuluan
BAB 1. : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air menutupi sekitar 70 % permukaan bumi , dengan jumlah sekitar. 368
Juta km 3. Air terdapat
dalam berbagai
bentuk misalnya
B. Ruang
lingkup
1.
Sifat
air
2.
Karakteristik
badan
C. Kaitan
Model
Model ini merupakan modul ke 2 dari
modul Limnologi
D. Sasaran Pembelajaran
Modul
1.
Menjelaskan
sifat air
2.
Menjelaskan
Karakteristik Badan air.
BAB II PEMBAHASAN
A. Sifat Air
Air memiliki
Karakteristik yang khas yang tidak memiliki oleh senyawa lainnya karakteristik
yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain. Karakteristik
tersebut adalah sebagai berikut .
a.
Pada kisaran suhu yang
sesuai bagi kehidupan, yakni 0o C (32o F) 100° C, air berwujud cair. Suhu 0° C merupakan
titik beku (freezing point) dan suhu 100° C merupakan titik didih (hailing
point) air. Tanpa
sifat tersebut, air yang terdapat di dalam jaringan tubuh makhluk hidup
maupun air yang terdapat di laut, sungai, danau, dan badan air yang lain akan
berada dalam bentuk gas atau padatan; sehingga tidak akan: terdapat kehidupan di muka bumi ini, karena
sekitar 60% - 90% bagian sel makhluk
hidup adalah air (Peel, 1990).
b.
Perubahan suhu air
berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpanan panas yang
sangat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi panas ataupun dingin
dalam seketika. Perubahan suhu air yang lambat mencegah terjadinya stress pada
makhluk hidup karena karakteristik Air adanya
perubahan suhu yang mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi makhluk
hidup. Sifat ini juga menyebabkan air sangat baik digunakan sebagai pendingin
mesin,
c.
Air memerlukan panas
yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan (evaporasi) adalah proses
perubahan air menjadi uap air. Proses ini memerlukan energi panas dalam jumlah
yang besar. Sebaliknya, proses perubahan uap air menjadi cairan (kondensasi)
melepaskan energi panas yang besar. Pelepasan energi ini merupakan salah satu
penyebab mengapa kita merasa sejuk pada saat berkeringat. Sifat ini juga
merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya penyebaran panas
secara baik di bumi.
d.
Air merupakan pelarut
yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia. Air hujan mengandung
senyawa kimia dalam jumlah yang sangat sedikit. sedangkan air laut dapat
mengandung senyawa kimia hingga 35.000 mg/liter (Tebbut, 1992). Sifat ini
memungkinkan unsur hara nutrien terlarut diangkut ke seluruh jaringan tubuh
makhluk hidup dan memungkinkan bahan-bahan toksik yang masuk ke dalam jaringan
tubuh makhluk hidup dilarutkan untuk
dikeluarkan kembali. Sifat ini juga memungkinkan air digunakan sebagai pencuci
yang baik dan pengencer bahan pencemar (polutan) yang masuk ke badan air.
e.
Air memiliki tegangan
permukaan yang tinggi. Suatu cairan dikatakan memiliki tegangan permukaan yang
tinggi jika tekanan antar-molekul cairan tersebut tinggi. tegangan permukaan
yang tinggi menyebabkan air memiliki sifat membasahi suatu bahan secara baik (higher
welling ability). Tegangan permukaan yang tinggi juga memungkinkan terjadinya
sistem kapiler, yaitu kemampuan untuk bergerak dalam pipa kapiler (pipa dengan
lubang yang kecil). Dengan adanya sistem kapiler dan sifat sebagai pelarut yang
baik, air dapat membawa nutrien dari dalam tanah ke jaringan (Tumbuhan, akar,
batang, dan daun). Adanya tegangan permukaan memungkinkan beberapa organisme,
misalnya jenis-jenis insekta, dapat merayap di permukaan air.
f.
Air merupakan
satu-satunya senyawa yang merenggang ketika membeku. Pada saat membeku, air
merenggang sehingga es memiliki nilai
B. Karakteristik Badan Air
-
Air permukaan (Surface water)
Yaitu Badan air y
ang tidak mengalami infiltrasi ke bawah
tanah
Contoh : Sungai ,
danau , waduk , rawa
-
Air tanah
(Ground Water)
Yaitu air
yang berada dibawah
permukaan tanah
-
Water shed
atau drainage basin adalah areal tanah
yang mengalirkan dari daratan
menuju suatu badan air
-
Surface run off (limpasan permukaan )
yaitu air yang mengalir
dari daratan menuju suatu badan
air.
-
River run
off ( Aliran sungai ) yaitu air yang
mengalir di sungai menuju laut.
-
Cathment basin
yaitu wilayah di
sekitar daerah aliran sungai
yang menjadi tangkapan air
-
Perairan permukaan
v
Standing
Water (lentik) Baan air tergenang :
danau (lake) kolam
Badan air tergenang : danau
(Lake) kolam (Pound)
waduk (reservasi) rawa (weet land)
cri-: Arus lambat (0,001-0,01 m/detik) atau tidak sama sekali , sehingga waktu
tinggal Cresidance time)
air lama
v
Flowing
waters (Lotik )
Badan air
mengalir : Sungai (River)
Ciri : Arus
searah dan relatif kencang
(0,1 – 1,0 m/dt)
BAB III PENUTUP
Air
memiliki karakteristik khas
yang tidak dimiliki
senyawa kimia lain
DAFTAR PUSTAKA
Effen . H. Telaah Kualitas air . Bagi Pengelolaan Sumber daya Lingkungan .
Perairan.
MODUL 3
Judul : Distribusi , Volume, Serta pemanfaatan air tawar.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekosistem air yang
menutupi bagian terbesar dari permukaan bumi dibagi
menjadi air laut dan air payau.
Air ini mendistribusikan dengan volume yang berbeda yang
memiliki volume terbesar adalah
air bersih kemudian
air tawar . Khusus air tawar volume
yang terbesar adalah gletser (Es Kutub)
B. Ruang Lingkup Isi
1.
Distribusi
dan Volume air tawar
2.
Memanfaatkan
air tawar
C. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul ke 3 dari modul Limnologi
D. Sasaran Pembelajaran Modul
1.
Menjelaskan distribusi dan volume
air tawar
2.
Menjelaskan pemanfaatan air
BAB II PEMBAHASAN
1. Distribusi Volume Air
Tawar
Diperkirakan
bahwa air yang terdapat di bumi volumenya
berkisar bahwa air yang terdapat
dibumi volumenya berkisar 1.348.000 km3 yang sebagian besar merupakan air asin
(97, 39 %) sebanyak 2 %
merupakan massa es yang
terdapat di daerah pegunungan tinggi berupa
gletser , hanya sekitar 0,3
% dari total volume air yang ada mengalir sebagai
aliran permukaan membentuk
ekosistem sungai danau
, kolam, rawa payau dan
sebagainya dengan distribusi dan volume
air tawar dapat dilihat pada Tabel 1 (baris T,A 2002)
Tabel 2.1 : Volume dan Distribusi air yang
terdapat di bumi
|
Volume
|
%
|
Air Laut
|
1.348.000.000
|
97.39
|
Es
Kutub dan Gletser
|
27.820.000.
|
2.01
|
Air Tanah
|
8.062.000
|
0.58
|
Sungai dan Danau
|
225.000
|
0.02
|
Atmosfer
|
13.000
|
0.001
|
|
1384.120.000
|
100.00
|
Sumber : Klee
(1991)
Tabel 2.2 Jumlah dan Distribusi air tawar
yang terdapat dibumi
|
Volume (Km)2
|
%
|
Es Kutub , Gletser
|
27.818.246.00
|
77.23
|
Air Tanah (Kedalaman 800 m)
|
3.551.572.00
|
|
Air Tanah (800-400m)
|
4.448.470.00
|
|
Terserap dalam tanah
|
61.234.00
|
|
Danau
|
126.070.00
|
|
Sungai
|
1.080.60
|
|
Dalam Mineral Bumi
|
360.20
|
|
Tumbuhan , Hewan , Manusia
|
1.080.60
|
|
Atmosfer
|
14.408.00
|
|
|
36.022.521.40
|
|
|
|
|
2. Pemanfaatan Air
Manusia memanfaatkan sumber daya air sesuai dengan kebutuhannya yang dapat dibedakan sebagai berikut :
a.
Untuk
kebutuhan domestic, penduduk
yang bertempat tinggal di perkampungan/desa memanfaatkan sungai sebagai tempat
untuk mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari dan juga sebagai tempat
pembuangan limbah. Pilihan lainnya untuk mendapatkan air bersih adalah dari
sumur. Sebagian dari penduduk di perkotaan mendapatkan sumber air bersih untuk
kebutuhan sehari-hari dari instalasi air minum, sumur dan juga sungai yang
mengalir di perkotaan. Umumnya limbah domestik di perkotaan dibuang ke dalam
septic tank atau juga dibuang langsung ke sungai
b.
Untuk
kebutuhan pertanian, untuk
Mengairi sawah daur - ladang umumnya digunakan air sungai, air danau dan air
irigasi serta air hujan. Sisa air yang
tak terambil oleh tanaman akan menguap , masuk ke dalam tanah menjadi air tanah
dan masuk ke dalam aliran air sungai
c.
Untuk
industri, air
dibutuhkan di berbagai industri sebagai penunjang proses industri, misalnya
untuk pemanasan atau pendinginan mesin-mesin industri serta juga sebagai
komponen yang dibutuhkan untuk proses produksi. Industri yang terletak dekat
dengan akan sungai umumnya mengambil kebutuhan airnya dari sungai dan membuang
limbahnya kembali ke dalam sungai. Cara lain untuk mendapatkan air bagi
kebutuhan industri adalah dari air tanah dengan membuat sumur-sumur bor dengan kedalaman
sampai puluhan meter
d.
Untuk
perikanan, rekreasi dan lain-lain, untuk
perikanan dan lain-lain dapat memanfaatkan air sungai, air danau, air payau dan
air laut sesuai dengan kebutuhan habitat dari organisme air tertentu Peraturan
Pemerintah Indonesia No. 20 tahun 1990 tentang
Pengendalian Pencemaran
Air menetapkan kriteria kualitas air yang dapat diterima untuk
§
Golongan A : Air yang dapat
digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu
§
Golongan
A : Air yang dapat digunakan sebagai bahan baku air minum
§
Golongan
C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
§
Golongan D : Air yang dapat
digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha
perkotaan, industri dan pembangkit listrik tenaga air.
Air merupakan
pelarut yang paling baik dan berperan penting dalam segala bentuk reaksi kimia
dan biologis. Air terdapat dalam berbagai bentuk seperti bentuk padat, cair dan
gas. Molekul air terdiri dari atom hidrogen dan atom oksigen yang membentuk
ikatan dipol dan mempunyai gaya tank menarik yang sangat kuat. Adapun rumus
molekul air adalah H2O dengan berat molekul sebesar 18,01.
BAB III PENUTUP.
Distribusi dan volume air yang terbesar
adalah air tawar (1979) dibumi
yang terbesar adalah Gletser (Es
Kutub) (77.23 %)
Pemanfaatan air
sangat banyak antara lain. Kebutuhan domestik pertanian
Industri dari perikanan
DAFTAR PUSTAKA
Baris . T.A. 2002 Pengantar
Limnologi.
MODUL 4
Judul : SIKLUS HIDROLOGI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan
salah satu senyawa kimia yang terdapat di alan secara
berlimpah-limpah . Tetapi tidak
semua dapat dimanfaatkan secara langsung (97% ) dari
3 % air yang tersisa , 2 %
yang tersimpan sebagai gunung Es, (Gletser Air yang benar-benar tersedia untuk keperluan
manusia hanya 0,62 % meliputi
air yang terdapat di danau , sungai dan air tanah
air tawar yang tersedia
mengalami siklus hidrologi Pergantian total (receplement) air sungai berlangsung sekitar
18-10 tahun penggantian uap air yang terdapat di atas atmosfer berlangsung selama 12 hari dan penggantian air tawar
(deep ground water)
membutuhkan waktu ratusan tahun. (Miller, 1992)
B. Ruang Lingkup Isi
1.
Pengertian Siklus hidrologi
2.
Proses Siklus Hidrologi
3.
Peranan siklus hidrologi
C. Kaitan Modul
Modul ini
merupakan modul ke 4 dari modul Limnologi
D. Sasaran Pembelajaran
1.
Menjelaskan Pengertian siklus Hidrologi
2.
Menjelaskan Pengertian Siklus Hidrologi
3.
Proses Hidrologi
BAB II PEMBAHASAN
1. Menjelaskan
Pengertian Siklus Hidrologi
Siklus
hidrologi adalah sirkulasi
air yang tidak pernah
berhenti dari atmosfer ke Bumi
dan kembali ke atas atmosfer melalui kondensasi , poresipitasi evaporasi
dan transpirasi
2. Proses Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi air tergantung pada proses
Evaporasi dan presipitasi. Air yang
terdapat dipermukaan bumi berubah menjadi
uap air dilapisan atmosfer
melalui proses evaporasi
(Penguapan) air sungai, danau dan laut
serta evapotranspirasi (Penguapan)
air oleh tanaman uap air
bergerak ke atas hingga
membentuk awan yang dapat berpindah
karena tiupan angin , ruang udara yang mendapat akumulasi uap air secara kontinu akan menjadi jenuh. Oleh pengaruh udara
dingin dalam lapisan atmosfer uap air tersebut mengalami sublimasi sehingga butiran butiran uap air membesar dan akhirnya
jatuh sebagai hujan zat yang bersifat higgroskopis (menyerap air) dapat mempercepat integrasi
pengikatan molekul uap air
menjadi air Didaratan sekitar 50 % air
yang diperoleh melalui presipitasi akan mengalami
evaporasi dan sisanya tersimpan
didaratan, sungai, atau air tanah. Air yang jatuh sebagai hujan tidak semuanya dapat mencapai permukaan
tanah sebagian tertahan oleh vegetasi dan bangunan sebagian air yang mencapai permukaan tanah akan masuk kedalam tanah dan menjadi air tanah melalui,…………………….. sebagian lagi mengalir
ke badan air sebagai air permukaan (Effendi, H)
3. Peranan Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi
mempunyai peranan penting
selain dalam pemurnian alami juga
berfungsi untuk
mempertahankan jumlah air permukaan bumi secara umum
tetap, yang sekaligus dapat
mempertahankan jumlah air permukaan bumi secara
umum tetap , yang sekaligus
dapat mempertahankan kehidupan makhluk hidup.
BAB III PENUTUP
Air tawar yang tersedia
selalu mengalami siklus
hidrologi melalui evaporasi/transpirasi, infiltrasi Perkolasi dan air
permukaan . siklus hidrologi
mempunyai peranan yang penting
DAFTAR PUSTAKA
Effendi. H Telaah
Kualitas air Bagi Pengelolaan Sumber
Daya dan Lingkungan perairan.
MODUL 5
JUDUL : Struktur (Zonasi dan Tipeologi) Ekosistem air
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ekosistem air
tawar merupakan sumber daya air yang paling ……. Dan murah untuk kepentingan domestik dan industri
. Dibanding air laut Ekosistem
air tawar mempunyai struktur
meliputi Zonase dan Tipeologi)
yang berbeda dengan perairan laut Zonasi ini
di daerah atas
intensif cahaya, kekelan, suhu, dan tipologi, berdasarkan pergerakan
anu.
B. Ruang Lingkup Isi
1.
Zonase perairan tawar
2.
Tipeologi
perairan tawar
C. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul ke 5 dari modul limnologi
D. Sasaran Pembelajaran Modul
1.
Menjelaskan zonase perairan
tawar
2.
Menjelaskan tipologi perairan tawar
BAB II PEMBAHASAN
Zonase Danau (Prairan Tenang)
A. Zonase
Benthos (Zonase dasar)
1.
Supralitoral
adalah wilayah dipinggir danau
yang masih terkena pengaruh danau , biasanya berupa daratan yang
kadangkala tergenang air jika volume air danau meningkat
2.
Litoral adalah
wilayah pinggir danau yang di
hangat dengan batuan dasar berukuran relatif
besar dan cahaya matahari
mencapai dasar perairan
3.
Litoral
merupakan wilayah yang
mendapat pengaruh pertama
kali jika terjadi
erosi pada
4.
Sub Litoral adalah wilayah litoral , dengan batuan dasar berukuran lebih kecil
dan cahaya matahari sudah
berkurang.
B. Zonase kolom air atau open water
1.
Limnetik. (Pelogita) adalah wilayah
perairan yang sudah
tidak banyak mendapat
pengaruh dari tepi dan dasar
perairan
2.
Tropogenik yaitu kolom air dari permukaan yang memiliki aktivitas fotosintesis intensif hingga kedalaman dimana aktifitas fotosintesis
sangat sedikit
3.
Tropolitik , wilayah yang
berada dibawah tropogenik
aktivitas respirasi dan dekomposisi
dominan , sedangkan
fotosintesis sudah tidak ada
4.
Kompensasi adalah antara tropolitik
dengan tropolitik ,
aktivitas fotosintesis sama dengan respirasi
1. Tipologi
Ekosistem Air ( In Land Water)
Ekosistem air
yang terdapat di daratan
(In Land Water) terbagi 2 yaitu
1.
Perairan lentik
(Lentik Water) disebut sebagai
perairan tenang misalnya
danau , rawa, waduk , Situ, Telaga perairan tergenang (lentik) khususnya danau , biasanya mengalami stratifikasi secara vertikal akibat perbedaan intensitas
cahaya dan perbedaan pada kolon air yang
terjadi secara vertikal Danau dicirikan
dengan arus yang sangat lambat (0.001-0.01m/detik) atau tidak ada arus
sama sekali. Arus air di danau dapat
bergerak ke berbagai arah. Dan terjadi akumulasi
massa air dalam periode waktu yang lama.,
2.
Perairan . Lotik
(lotic Water) disebut sebagai perairan berarus deras misalnya sungai, kali, kanal,
parit. Umumnya kecepatan yang
tinggi disertai dengan
perpindahan massa air yang berlangsung
sangat cepat ( Barus, T.A. 2002)
Sungai dicirikan oleh arus
yang searah dab relatif
kencang dengan kecepatan
berkisar antara 0.1 – 1.0 m/detik, serta
sangat dipengaruhi oleh waktu. Iklim dan pola drainase. Tidak terjadi stratifikasi vertikal
kolom air . Klasifikasi
perairan lotik dipengaruhi oleh
kecepatan arus atau
pergerakan air , pada sedimen
dasar, erosi dan sedimentasi. Kecepatan
arus sangat dipengaruhi oleh jenis
bentang alam ( Lands Cape) Jenis batuan
dasar dan Curah hujan . Semakin rumit bentang alam, semakin besar ukuran
batuan dasar dan bentang
alam , semakin banyak curah hujan . Pergerakan air semakin kuat
dan kecepatan arus semakin cepat.
BAB III PENUTUP
Ekosistem air
yang terdapat didaratan secara umum dibagi
2 yaitu perairan lentik sebut
perairan tenang dan perairan
lotik disebut perairan berarus deras.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Barus.. T.A 2002. Pengantar Limnologi
2.
Effendi
H. Telaah kualitas air Bagi pengelola sumber daya dan lingkungan perairan .
MODUL
6
JUDUL
:
JENIS DAN SIFAT HIDUP ORGANISME
PERAIRAN TAWAR
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perairan
terdapat kehidupan organisme yang
hidup di air tawar pada
umumnya telah beradaptasi. Ciri-ciri
ekosistem air tawar antara lain suhu tidak menyolok , penetrasi cahaya kurang dan terpengaruh oleh
iklim dan cuaca.
B. Ruang
Lingkup
1.
Jenis dan
sifat hidup organisme
air tawar
C. Kaitan Modul
Modul ini
menanyakan Modul ke 6 dari
modul Limnologi
D. Sasaran Pembelajaran Modul
1.
Jenis dan sifat
hidup organisme air tawar
BAB II PEMBAHASAN
1. Jenis
dan Sifat Organisme air tawar
Berdasarkan
bentuk kehidupan habitat dan kebiasaan hidupnya, maka Jenis Organisme
digolongkan menjadi :
a.
Plankton adalah organisme
air yang hidupnya melayang –layang dan pergerakan nya sangat
dipengaruhi oleh gerakan air
b. Bentos.
Adalah organisme yang
hidup pada substrat
dasar perairan
c. Nekton
yang merupakan kelompok organisme
air yang mampu
bergerak bebas
Contoh : Ikan
d. Pleuston merupakan
keseluruhan organisme yang
melayang dipermukaan air.
Contoh
: Pistia
e. Neuston
adalah keseluruhan kelompok mikroorganisme yang
hidup pada permukaan suatu
perairan (Algae, bakteri dan Protozoa)
Hyponeuston yang hidup pada
bagian permukaan air sebelah
dalam
Contoh : Hydra, Planaria
Epinpuston yang hidup pada
permukaan dan terkena
langsung udara bebas
Contoh :Vellidex
f. Pagon
adalah keseluruhan organisme
air yang mampu hidup dalam kondisi perairan yang membeku
. Terutama organisme yang
terdapat di daerah Musim
empat atau beriklim sedang.
Pada
air mengalir terdapat beberapa adaptasi organism sebagai berikut :
a.
Melekat permanen pada
substrat yang tetap misalnya batu dan tanaman
b.
Mempunyai alat kait
tau penghisap untuk melekat pada tempat yang licin
c.
Permukaan bawah tubuh
dapat dipakai untuk melekat. Beberapa jenis hewan dapat melekat pada dasar
dengan perantaraan bagian tubuh yang lekat seperti golongan siput dan cacing
pipih.
d.
Bentuk badan stream
line. Insekta, larva, dan ikan mempunyai bentuk tubuh menyerupai telur yang
membulat di depan dan membulat di belakang untuk mengurangi tekanan air.
e.
Bentuk tubuh pipih.
Hewan di perairan mengalir mempunyai bentuk tubuh pipih agar mudah bersembunyi
di bawah batu
f.
Rheothaksis positif.
Organisme Air mengalir selalu berusaha berenang menentang arus berbeda;
dengan organism perairan tenang yang bila diletakkan di perairan tenang yang
bila diletakkan di perairan mengalir selalu mengikuti arus.
g.
Tigmotaxis positif.
Organism perairan lotik mempunyai kecenderungan bergantung dan menempel pada
permukaan
BAB III PENUTUP
Pada Setiap perairan
tawar terdapat organisme
yang jenis dan sifatnya sesuatu
yang habitat perairannya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
BERAS T.A 2002 . Pengantar limnologi
2.
Gold man. C.R. and Horne. A.J. 1983 Limnologi
MODUL
7
JUDUL
:
Berat Jenis, Sifat Anomali
Air Kekentalan dan Tegangan
Permukaan
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
Air
mempunyai kemampuan didalam
menyerap panas dan mempunyai
berat jenis – berat jenis air suling
ialah 775 kali lebih besar daripada
(0o C. 760 mm/Hg) dan
pengaruhnya terhadap daya
apung suatu benda lebih
besar dari pada berat jenis air. Anomali
adalah suatu penyimpangan atas
keadaan aturan dan bentuk
atau pola yang normal. Monoli air adalah
volume air yang menyusut
dan memuai pada derajat
tertentu kekentalan air
akan menentukan kebiasaan hidup morfologi dan penggunaan energi
oleh hewan air dan merupakan penghalang
besar bagi pergerakan karena
kekentalan ini adalah kira-kira 100 kali lebih besar
dari pada udara maka hewan-hewan air mengetahui
tahanan yang
lebih besar daripada
yang diperlukan oleh hewan –hewan yang hidup di udara
B. Ruang
Lingkup Isi
-
Berat Jenis
-
Sifat anomaly air
-
Kekentalan air
-
Tegangan Permukaan
C. Kaitan
Modul
Merupakan modul
ke 7 dari Modul Limnologi
D. Sasaran Pembelajaran Modul:
-
Menjelaskan Berat Jenis
-
Menjelaskan
Sifat Anomali Air
-
Menjelaskan
tegangan Permukaan air
BAB II PEMBAHASAN
A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berat Jenis :
1.
Suhu
Air mempunyai
sifat bahwa berat
jenisnya tidak terus
turun dengan menurunnya suhu, tetapi
mencapai harga
2.
Tekanan
Pada tekanan yang
lebih tinggi suhu suhu dari berat jenis maksimum berkurang. Kenaikan tekanan sebesar sepuluh
atmosfir (kira kira 100 M dibawah permukaan) suhu dari berat jenis maksimum 0.1,
oC.
3.
Bahan –Bahan
Terlarut
Berat Jenis bertambah
secara linear dengan
bertambahnya bahan-bahan terlarut
(kadar Bahan-bahan terlarut) di perairan tawar antara salinitas )
Kadar bahan bahan
terlarut di perairan tawar antara 0,01 – 1,0 g/
. Umumnya 0,01-0,05 g/
. Perbedaan salinitas
danau jarang melebihi
0,1 g/
sehingga
variasi berat jenis maksimum yaitu berkurang 0,213oC Untuk kenaikan sebesar 1%o (ppt) Jika dilaut salinitas 25 permil maka suhu
berat maksimum adalah 3,94 –
(0.213 X 3.5) = -3.52 oC
B. SIFAT ANOMALI AIR
Salah satu
sifat air yang penting terutama bila dikaitkan dengan fungsinya sebagai habitat
organisme air adalah bahwa air pada temperatur 4 °C akan mempunyai kerapatan maksimum atau dapat juga disebut
mempunyai bobot paling maksimum. Pada temperatur lebih rendah dari 4 °C, bobot
air semakin ringan, demikian juga apabila temperatur air lebih besar dari 4 °C,
bobot nya akan semakin ringan (Gambar 3.1). Sifat ini disebut sebagai sifat anomaly
air dan ternyata mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan organisme
air.
Dalam
suatu ekosistem danau di daerah yang beriklim sedang akan terjadi proses
pembekuan air permukaan pada saat musim dingin tiba, akibat dari temperatur
udara yang sangat rendah. Hal ini akan menyebabkan tertutup nya lapisan
permukaan danau oleh salju dan lapisan es yang keras, sementara pada lapisan
air yang lebih dalam umumnya mempunyai temperatur yang lebih tinggi (mendekati
nilai sebesar 4 °C)
dibandingkan dengan temperatur permukaan, sehingga tidak mengalami pembekuan.
Dengan demikian organisme air dapat bertahan hidup didalamnya . Keadaan ini dapat terjadi akibat
dari sifat anomali air pada saat
membeku temperatur air
akan mencapai 0o C.
Sesuai dengan sifat anomali air
maka air tersebut bobotnya
lebih ringan sehingga akan berada pada lapisan permukaan , sementara air yang
lebih hangat akan mempunyai
bobot yang lebih besar , sehingga akan
berada pada lapisan air yang paling dalam
sifat air juga yang menyebabkan terjadinya stratifikasi termal pada
suatu ekosistem dengan daerah terjadinya
yang panas sepanjang tahun,
ataupun pada ekosistem danau di daerah yang
beriklim sedang pada saat
musim panas
C.
(Viscosity
(Kekentalan)
Kekentalan air merupakan akibat dari tahanan gesekan
yang ditimbulkan oleh suatu
zat cair pada benda –benda yang bergerak . Besarnya sebanding
dengan luas permukaan yang
berhubungan dengan air ,
kecepatan dalam konstanta yang bergabung
kepada suhu dan sifat zat Cair
kekentalan dipengaruhi oleh:
-
Suhu
Jika suhu naik maka kekentalan menurun
kekentalan air pada 0 oC adalah
dua kali lebih besar daripada 25 oC adalah dua kali
lebih cepat dari pada suhu O o
C.
-
Luas Permukaan benda yang berhubungan dengan air
-
Kecepatan
gerakan air yang bergerak
-
Konstanta yaitu
suatu bidang tertentu dimana bidang
itu tergantung pada zat cair.
Pengaruh Perubahan kekentalan
terhadap perairan yaitu
-
Mempengaruhi
kelangsungan hidup biota
perairan
-
Mempengaruhi
morfologi biota perairan
-
Mempengaruhi
penggunaan energi biota perairan.
D.
Tegangan
Permukaan (Surface Tension)
Tegangan
permukaan adalah tahanan
adalah tahanan antar molekul air yang
tidak simetris dan dibawah permukaan air
. Tegangan permukaan ini berkurang
dengan pertambahan suhu
atau bahan organik, Sedangkan
penambahanya disebabkan oleh
garam-garaman
BAB III PENUTUP
Sifat fisik
perairan seperti berat jenis,
amanah tekanan dan tegangan permukaan. Merupakan anti yang
sangat penting bagi kehidupan organisme
air
DAFTAR PUSTAKA
1.
Amin :
Air sebagai Lingkungan. Bagian pertama
2.
Barus.T.A. 2002. Pengantar Limnologi
MODUL 8
JUDUL : Radiasi matahari, kecerahan, kekeruhan, warna perairan
kandungan energi dan kemanfaatan daun.
BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar belakang.
Radiasi matahari
menentukan intensitas dan kualitas cahaya pada suatu kedalaman dan suhu cahaya
matahari merupakan sumber semua kehidupan jasad perairan. kecerahan air
tergantung pada warna dan kekeruhan nilai kecerahan dinyatakan dalam setiap
meter. Sedang kekeruhan dinyatakan dalam satuan unit turbiditas yang setara
dengan 1 mg liter S1 0 2 warna perairan pada umumnya disebabkan oleh partikel
kolad bermuatan negatif, sehingga penghilangan warna diberi penambahan
koagulah. Yang bermuatan positif. Seperti besi. Terjadinya kandungan energi
pada suatu perairan oleh karena adanya stratifikasi suhu dan berat jenis setiap
perairan mempunyai suatu kandungan panas tertentu. Kemantapan danau adalah
usaha yang perlukan untuk menaikan titik berat suatu perairan dengan usah untuk
mengangkat berat air sejauh perbedaan kedua titik tersebut berat.
B. Ruang Lingkup Isi
1.
Radiasi matahari
2.
Kecerahan
3.
Kekeruhan
4.
Warna perairan
5.
Kandungan energi
6.
Kemantapan danau.
C. Kaitan Modal.
Modal ini merupakan modal ke 0 dari modal likunologi
D. Sasaran pembelajaran
1.
Menjelaskan radiasi matahari
2.
Menjelaskan kecerahan
3.
Menjelaskan warna perairan
4.
Menjelaskan kandungan energi
5.
Menjelaskan kemantapan danau
BAB II PEMBAHASAN
A.
Radiasi
matahari
Radiasi
matahari yang dapat mencapai permukaan bumi + 1350 Joule / detik / m2 (
watt ), kecepatan berkisar 186.000 m/detik ( 299. 790 Km/detik). Panjang
gelombang 150 Mm – 3200 Mm. cahaya yang mencapai permukaan bumi dan perairan
terdiri atas cahaya yang langsung ( direct ). Berasal dari matahari dan cahaya
yang disebarkan ( diffuse ) oleh awan, jumlah radiasi yang mencapai permukaan
perairan sangat dipengaruhi oleh awan. Ketinggian dan permukaan laut (altitude
), letak geografis dan musim.
Penetrasi
cahaya kedalam air sangat dipengaruhi oleh intensitas dan sudut datang cahaya, kondisi permukaan
air dan bahan yang terlarut dan tersuspensi didalam air.
Cahaya
matahari yang mencapai permukaan perairan tersebut sebagian sebagian
diserap dan direfleksikan kembali
semakin kecil sudut datang cahaya, semakin banyak cahaya yang dipantulkan.
Intensitas cahaya yang masuk kedalam kolam air semakin berkurang bertambahnya
kedalam perairan. Cahaya yang mencapai perairan akan diubah menjadi energi
panas. Air memiliki sifat panas yang tinggi. Hal ini berarti bahwa energi yang
dibutuhkan untuk meningkatkan suhu air sebesar 10c lebih besar dari energi yang
dibutuhkan untuk meningkatkan suhu mata air lain sebesar 10c.
Cahaya
merupakan sumber energi utama dalam ekosistem perairan mempunyai fungsi utama
yaitu :
1.
Memanasi air sehingga terjadi perubahan suhu dan
berat jenis dan menyebabkan terjadinya percampuran massa dan kimia air.
perubahan suhu jaga mempengaruhi tingkat kesesuaian perairan sebagai habitat
bagi suatu organisme akuatik karena setiap organisme aquatic memiliki kebaran
suhu, minimum dan maksimum bagi kehidupannya
2.
Merupakan sumber energi bagi proses foto
sintesis algae? Dan tumbuhan air.
3.
Mempengaruhi tingkah laku organisme aquatic
alque planktonik menunjukan respon yang berbeda terhadap perubahan intensitas
cahaya.
B.
Kecerahan
Kecerahan
adalah ukuran transparansi perairan yang ditentukan secara visual dengan alat
bantu yang disebut secchi di SC. nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter.
Nilai sangat dipengaruhi oleh keadaan neraca, waktu pengukuran, kekeruhan,
padatan, tersuspensi dan ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Kecerahan
dapat digunakan untuk menduga kepadatan plankton baik kekeruhan perairan
terutama disebabkan oleh plankton.
C.
Kekeruhan
Kekeruhan
menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang
diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air. kekeruhan
disebabkan adanya bahan organik dan organik yang tersuspensi dan terlarut (
misalnya lumpur dan pasir halus ), maupun bahan organik dan organik yang berupa
plankton dan mikroganisme lainnya. Menurut Lioyd ( 1985 ), peningkatan nilai
turbiditas pada perairan dangkal dan jernih sebesar 25 NTU dapat mengurangi 13
13% - 50% produktifitas primer. Peningkatan turbiditas 5 NTU di danau dan
sungai dapat mengurangi produktifitas primer berturut turut sebesar 75% dan 3 % - 13%. Tinggi nilai padatan
tersuspensi berkorelasi positif dengan kekeruhan. Semakin tinggi nilai padatan
nilai padatan tersuspensi, nilai kekeruhan juga semakin tinggi. Akan tetapi,
tingginya padatan terlarut tidak selalu diikuti dengan tingginya kekeruhan.
Misalnya, air laut memiliki nilai padatan terlarut tinggi, tetapi tidak berarti
memiliki kekeruhan yang tinggi. Kekeruhan pada perairan yang tergenang ( lentik),
misalnya danau, lebih banyak disebabkan oleh bahan tersuspensi yang berupa
koloid dan partikel-partikel halus, sedangkan kekeruhan pada sungai yang banjir
lebih banyak disebabkan oleh bahan–bahan tersuspensi yang berukuran lebih
besar, yang berupa lapisan permukaan tanah yang terbawah oleh aliran air pada
saat hujan. Kekeruhan yang tinggi dapat mengakibatkan terganggunya sistem
osmoregulasi, misalnya pernafasan dan daya lihat organisme akuatik, serta juga
mempersulit usaha penyaringan dan mengurangi efektivitas desinfeksi pada proses
penjernihan air.
D.
Warna
perairan
Warna Perairan biasanya
dikelompokkan menjadi dua, yaitu warna sesungguhnya (rue color) dan warna tampak (apparent color). Warna
sesungguhnya adalah warna yang hanya disebabkan oleh bahan-bahan kimia
terlarut. Pada penentuan warna sesungguhnya, bahan-bahan tersuspensi yang dapat
menyebabkan kekeruhan dipisahkan terlebih dahulu. Warna tampak adalah warna
yang tidak hanya disebabkan oleh bahan terlarut, tetapi juga oleh bahan
tersuspensi.
Warna
perairan ditimbulkan oleh adanya bahan organik dan bahan anorganik; karena keberadaan
plankton, humus, dan ion-ion logam (misalnya besi dan. mangan), serta
bahan-bahan lain. Adanya oksida besi menyebabkan air berwarna kemerahan,
sedangkan oksida mangan menyebabkan air berwarna kecokelatan atau kehitaman.
Kadar besi sebanyak 0,3 mg/liter dan kadar mangan sebanyak 0,05 mg/liter sudah
cukup dapat menimbulkan warna.
Pada
perairan, kalsium karbonat yang berasal dari daerah terkapur menimbulkan warna
kehijauan pada perairan. Bahan-bahan organik, misalnya tanin, lignin, dan asam
humus yang berasal dari dekomposisi tumbuhan yang telah mati menimbulkan warna
kecokelatan,
Warna dapat diamati secara visual (langsung)
ataupun diukur berdasarkan skala platinum kobalt (dinyatakan dengan satuan
PtCp), dengan membandingkan warna air sampel dan warna standar. Air yang
memiliki nilai kekeruhan rendah biasanya memiliki nilai warna tampak dan warna sesungguhnya
yang sama dengan standar kontensitas warna cenderung meningkatnya nilai pH.
Perairan
alami tidak berwarna. Air dengan nilai warna lebih kecil dari PtCo biasanya
tidak memperlihatkan warna yang jelas. Air yang berasal dari rawa-rawa yang
biasanya berwarna kuning kecokelatan hingga kehitaman memiliki nilai warna
sekitar 200 - 300 PtCo karena adanya asam humus (Mc Neely et al., 1979).
Warna
dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air dan mengakibatkan terganggunya
proses fotosintesis. Untuk kepanitiaan keindahan, warna air sebaiknya tidak
melebihi 15 PtCo. Sumber air untuk kepentingan air sebaiknya memiliki nilai
warna antara 5 - 50 PtCo, Perbedaan warna kolom air menunjukkan indikasi bahwa semakin
dalam perairan, setinggi nilai warna karena terlarut nya bahan organik yang terakumulasi di dasar perairan.
Warna
perairan pada umumnya disebabkan oleh partikel koloid bernegatif, sehingga
penghilangan warna di perairan dapat dilakukan penambahan koagulan yang
bermuatan positif, misalnya aluminium dan besi . Warna perairan juga dapat
disebabkan peledakan (blooming) fitoplankton (algae). Fenomena peledakan
salah jenis algae inilah yang menyebabkan perairan memiliki warna yang itu berbeda
dengan perairan di sekitarnya. Kondisi seperti ini di perairan dikenal dengan
istilah red tide. Di perairan laut, jenis algae yang mengalami peledakan
pertumbuhan biasanya berasal dari filum Dinoflagellata, sedangkan di perairan
tawar biasanya berasal dari filum Cyanophyta. (Effendi H)
E.
Kandungan
Energi
Kandungan energi
yang diakibatkan
oleh adanya stratifikasi suhu dan berat jenis penting
bagi hampir semua masalah mengenai hidrografi maupun jasad-jasad di danau .
Setiap perairan mempunyai
suatu kandungan panas tertentu. Panas
ini diterima danau dan diberikan
ke sekelilingnya pada waktu pendinginan. Untuk daerah iklim sedang , penambahan panas
sampai suhu toC.
Cara menghitung nya adalah
dengan menggunakan peta contour
danau. Volume tiap lapisan dihitung , dikalikan dengan suhu
rata-ratanya dan dijumlahkan (jika suhu 0oC dipakai sebagai dasar ) jika kandungan panas tersebut dibagi dengan luas
permukaan dan dipakai untuk
membandingkan sifat-sifat panas berbagai danau.
Kandungan panas suatu danau sangat besar sebagai contoh adalah danau lunzer
–bawah yang relatif
kecil (Luas Permukaannya 0.68 Km2) dan volume 13.6 X
106m3.
Kandungan panas terkecil pada musim dingin adalah sebesar 40x10 6 ton kalori
dan maksimum pada musim
panas sebesar 160 x 106 ton kalori
, dan besarnya sama dengan pembakaran
15.000 ton batu bara berkualitas
tinggi . Jadi dapat disimpulkan bahwa apabila
danau-danau yang besar dapat mempengaruhi
iklim setempat pada saat
diinginkan.
Kemantapan Danau
Bentuk energi
lainnya yang penting adalah
energi mekanis. Energi ini terdiri dari
energi kinetis dalam
pergerakan air dan energi
potensial dari keadaan dimana air
lebih ringan berada
diatas yang lebih
berat Energi potensial
ini, yaitu energi yang diperlukan
untuk suatu stratifikasi
tertentu, besarnya sama dengar
usaha yang dilakukan angin untuk
mengganggu stratifikasi hingga
seluruh masa air mempunyai suhu
yang homogen (saroa). Usaha ini menunjukkan kemantapan
stratifikasi, tahanan suatu stratifikasi untuk menahan pengaruhi pengadukan angin
Titik berat
suatu perairan yang berada
dalam keadaan stratifikasi
terletak lebih dalam daripada yang
tidak dalam keadaan
.stratifikasi. Kali ini
disebabkan karena lapisan
yang mempunyai berat jenis
lebih besar terletak dibawah.
Jadi Kemantapan dapat
didefinisikan menjadi usaha yang diperlukan untuk menaikkan titik
berat tertentu ke
kedudukan semula dan besarnya sama
dengan usaha untuk mengangkat berat air seluruh
danau sejauh perbedaan
kedua titik sangat
berat.
Untuk memudahkan perhitungan diambil asumsi-asumsi berikut ini. Danau
dianggap mempunyai dinding
yang tegak dan
stratifikasi suhu kolom
air adalah sedemikian
rupa sehingga pads kedalaman z
terdapat perubahan suhu
yang tiba-tiba dengan
suhu yang uniform t1 di
atas dan t2 di bawahnya
dengan berat jenis D1 dan
D2 (Gbr 9).
Titik berat S0 (tidak
dalam keadaan stratifikasi) terletak
pada kedalaman h dan
dalamnya secara keseluruhan
2h. untuk dapat .mengadakan sirkulasi, kelebihan berat di
lapisan bawah harus
diangkat sampai titik
berat So Kelebihan berat
ini (D -D.I
dlkalikan dengan tinggi
kolom air yang dingin (2h-z)
dan elevasi z/2.
Jadi Kemantapan danau :
S : (D2-D1)
(2h-z) x z/2
|
Untuk memudahkan gambaran
volume air yang dingin disamakan dengan tingginya. Dari
Rumus tersebut terlihat bahwa kemantapan
bergantung pada perbedaan berat
jenis, perbedaannya lebih
beras pada suhu lebih
tinggi dibandingkan dengan
danau Altausseer (Australia) dan
Ranu Klindungan (Jatim) . Kedua danau
tersebut memperlihatkan grafik suh yang
hampir serupa , Suhu di danau Altausseer ; epilonmion
12,2 C, hypolimnion 5,2°C
(beda 7,0°C) dan
di Ranu Klindungan
; 31,4°C dan 26,2°C (beda 5,2°C). Thermocline di kedua danau tersebut terletak
pada kedalaman antara 5-10
m. Kemantapan antara kedalaman 0 - 40 m, di danau
Altausseer adalah 60 kg/m di
permukaan dan pada Danau Ranu
Klindongan sebesar 190
kg/m.
Dari rumus
ternyata pula bahwa
jika keadaan-keadaan lain sama, maka
kemantapan mula-mula bertambah besar
dengan menurunnya metalimnion (z bertambah) dan mencapai harga maksimum jika metalimnion terus
menurun, kemantapan akan
berkurang lagi dan menjadi nol
pada z:2h. Untuk Kemantapan yang
sebenarnya dari seluruh danau. Volume setiap lapisan dan kandungan panasnya harus diperhitungkan. yang sebenarnya
dari seluruh danau,
volume setiap lapisan
dan kandungan panasnya
harus diperhitungkan
Perbedaan kadar garam dapat pula
mengakibatkan stratifikasi: lapisan-lapisan yang mempunyai berat
jenis yang berbeda.
Hal ini sering terdapat pada
danau-danau garam di daerah
gurun pasir. Kemantapan yang disebabkan oleh kadar
garam dapat mendesak
kemantapan yang disebabkan
oleh suhu.
BAB III PENUTUP
Cahaya disebabkan oleh adanya
validasi matahari merupakan
sumber bagi semua kehidupan
jasad perairan. Cahaya
sangat berhubungan dengan
kecerahan, kemantapan danau.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim . Air Sebagai lingkungan . Bagian pertama
Effendi H. Telaah Kualitas
Air. Bagi pengelolaan Sumber daya dan Lingkungan Perairan.
MODUL
9
JUDUL
: Suhu
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah satu sifat fisika
adalah suhu, perubahan suhu berpengaruh
terhadap proses fisika
, kimia dan biologi badan air .
Organisme aquatik memiliki kisaran suhu tertentu . (Batas atas
dan bawah) yang disukai baik pertumbuhannya. Misalnya algae
filum chlorophyta akan tumbuh
baik pada kisaran
suhu 20o C.
Kisaran suhu optimum
bagi pertumbuhan .
fitoplankton di perairan adalah 20 oC – 30 oC. Suatu
dinyatakan dengan satuan derajat
Celcius (oC).
B.
Ruang
Lingkup Isi
1. Pengertian suhu
2. Faktor yang mempengaruhi suhu
3. Stratifikasi suhu
4. Kalsifikasin Danau berdasarkan keadaan
suhu
C.
Kaitan
Modul
Modul
ini merupakan modul ke 9
dari modul Limnologi.
D.
Sasaran Pembelajaran Modul
1. Menjelaskan
Faktor : yang mempengaruhi
suhu
2. Menjelaskan stratifikasi
suhu
3.
Menjelaskan Klasifikasi danau
berdasarkan suhu
BAB II PEMBAHASAN
1. Suhu
Suhu suatu air
dipengaruhi oleh musim , lintang (latitude) ketinggian dari
permukaan laut (Altitude ) waktu dalam
hari , Sirkulasi udara ,
penutupan awan dan aliran
hari , sirkulasi udara, penutupan
awan dan aliran serta
kedalaman badan air .
-
Peningkatan suhu
mengakibatkan peningkatan
viskosites, reaksi kimia, evaporasi
dan Volatiksasi.
a.
Penurunan kelarutan gas dalam air misalnya gas O2, CO2, N2,
CH2.
b.
Peningkatan kecepatan metabolisme
dan respirasi organisme air.
c.
Peningkatan
konsumsi oksigen. Peningkatan
suhu perairan sebesar 10 oC menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme aquatic
sekitar 2-3 kali lipat
d.
Peningkatan dekomposisi bahan organik oleh mikroba.
2. Stratifikasi Suhu
a. Lapisan Epilimnion (Lapisan bagian atas
perairan merupakan lapisan yang
hangat dengan penurunan
suhu relatif kecil 932 menjadi
28 oC)
b. Lapisan
Termoklin yang memiliki
penurunan shu cukup
tajam (dari 28 O
C menjadi 21 O C)
c.
Lapisan Hipolimnium, memiliki perbedaan shu cukup kecil.
Danau-danau dapat
diklasifikasikan menurut keadaan
suhunya, yaitu :
1) Danau-danau
Iklim Sedang, memperhatikan pergantian secara teratur dari massa stagnasi
(stratifikasi direct atau inverse) dengan masa sirkulasi sempurna diantaranya.
2) Danau-danau
tropik, memperlihatkan stratifikasi direct dan suhunya tidak pernah lebih kecil
daripada 4 oC. Danau-danau
ini mempunyai variasi suhu tahunan kecil, sehingga perbedaan suhu antara
epilimnion dan hypolimnion juga kecil.
3) Danau-danau
Subtropik, tidalk .memperlihatkan stratifikasi.
Siklus suhu tahunan danau-danau ini serupa dengan di danau-danau iklim
sedang.
4) Danau-danau
Kutub (Polar), mempunyai suhu dibawah 4o
C dan stratifikasinya inverse.
Klasifikasi
lain yang didasarkan pada banyaknya massa :sirkulasi
sempurna dalam setahun. klasifikasi ini
juga menunjukkan tinggi tempat,
letak geografis (lintang) dan kedalaman
, yaitu :
1) Amiotik, danau.-danau yang terlindung es dari
pengaruh-pengaruh cuaca, dsb, seperti danau-danau di daerah kutub dan pegunungan tinggi.
2) Gold
monomictic, dan danau-danau di daerah kutub yang mempunyai suhu tidak pernah
melebihi 4 oC dalam setiap kedalaman, pada musim dingin
tertutup es dan memperlihatkan stratifikasi suhu inverse, sirkulasi hanya
terjadi satu kali pada musim panas
3) Dimictic,
danau-danau yang memperlihatkan dua kali sirkulasi dalam setahun pada musim
semi dan gugur, stratifikasi suhunya inverse pada musim dingin dan direct pada
musirn panas, danau-danau ini terdapat di daerah iklim sedang dan didaratan
tinggi di daerah subtropik.
4) Warns
monomictic, danau-danau ini terdapat di daerah sub-tropik yang suhu di setiap
kedalaman tidak pernah lebih kecil 4°C, sirkulasi hanya terjadi sekali setahun pada musim dingin
dan. stratifikasi nya direct pada
5) Oligomictic,
danau-danau yang mempunyai suhu lebih tinggi dari 4°C, sirkulasi jarang terjadi dan tidak teratur, terdapat
didaratan rendah daerah tropik.
6)
Polymictic, danau-danau
yang sering mengadakan sirkulasi, suhu rendah dan biasanya sedikit diatas 4°C, sifat khususnya dari pegunungan tinggi di daerah tropik.
BAB III PENUTUP
Dalam perairan
suhu banyak mempengaruhi proses fisika , kimia dab biologi perairqan . proses
penyerapan suhu pada lapisan atas
dan bawah yang berbeda pada
menyebabkan terjadinya stratifikasi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
Air sebagai lingkungan bagian pertama
Effendi. H.
Telaah kualitas air Bagi
Pengelolaan Sumber Daya
Lingkungan Perairan.
MODUL 10
Judul : Pergerakan
Air
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Umumnya air
danau bergerak sebagian atau seluruhnya. Pada perairan pergerakan air
disebabkan antara lain perbedaan suhu mengakibatkan terjadinya sirkulasi panas.
Aliran turbulensi merupakan sifat dari pergerakan danau.
B. Ruang
Lingkup Isi
1. Faktor yang menyebabkan pergerakan air
2. Akibat pergerakan air
3. Sifat pergerakan air
4. Sistim arus
C. Kaitan
Modul
Modul ini
merupakan modul ke 10 dari modul limnologi
D. Sasaran Pembelajaran Modul
1. Menjelaskan faktor
yang menyebabkan pergerakan air.
2. Menjelaskan
akibat pergerakan air
3. Menjelaskan
sifat pergerakan air
4. Menjelaskan
sistem arus
BAB II PEMBAHASAN
Air danau pada umumnya bergerak sebagian atau seluruhnya.
A. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pergerakan air dapat disebabkan dari dalam dan luar danau misalnya
perbedaan suhu, berat jenis, gaya gravitasi bumi, angin. Semakin kuat tiupan
angin akan menyebabkan arus semakin kuat dan semakin mempengaruhi lapisan air.
B. Akibat pergerakan air
- Terjadinya sirkulasi panas, zat-zat terlarut,
dan jasad hidup
C. Sifat pergerakan air danau
Sifat pergerakan
air danau adalah turbulensi yaitu suatu sistem molekul yang menyebabkan arah
yang tidak teratur serta percepatan massa air. Bila gerak turbulensi menjadi
besar disebut sistem arus.
D. Sistem arus
Sistem arus
terdiri dari 2 yaitu :
1. Sistem arus tidak periodik
Sistem arus
ini adalah aliran air yang mempunyai satu arah. Pergerakan air ini disebabkan
oleh perbedaan panas, pemasukan air sungai ke danau oleh angin. Angin merupakan
faktor luar utama yang menyebabkan air bergerak. Pengaruhnya terus menerus
secara langsung pada partikel-partikel air yang berada di lapisan atas terbawa
oleh angin sehingga menyebabkan arus di permukaan searah dengan arah angin.
Hal ini
menyebabkan air bertumpuk di tepi danau dan menekan massa air di bawahnya dan
menimbulkan arus yang arahnya bertentangan dengan arus di permukaan.
Adanya
pemasukan air sungai menimbulkan density current. Arus ini merupakan hasil dari
pemasukan air sungai yang mempunyai berat jenis berbeda. Jika berat jenis air
sungai lebih besar daripada air danau, maka air sungai itu akan mengalir ke
atas dasar danau. Jika berat jenis air danau lebih besar daripada air sungai, aliran
akan terdapat pada permukaan danau.
2. Sistem arus yang periodik
Kedalamannya termasuk dua sistim arus yang penting yaitu :
1) Gelombang permukaan dan
2) Seiche
Angin dan faktor meteorologi ialah berpengaruh pada arus ini.
1. Curah
hujan
2. Penguapan
3. kelembaban
4. suhu
5. kecepatan
angin
6.
intensitas
Gelombang permukaan
Permukaan
danau tidak rata. Tahanan terjadi antara permukaan dan angin yang berhembus dan
menyebabkan gerak air. pergerakan ini merupakan fase pertama dalam pembentukan
gelombang. Setelah itu suatu puncak terbentuk dan kecepatan angin yang
bertambah cenderung untuk membentuk gelombang. Akhirnya suatu eddy terbentuk
pada lereng yang menjalar dan memberikan tekanan pada punggungnya sehingga
mempercepat gerak partikel dalam orbit gelombang.
Partikel air
bergerak dalam bentuk lingkaran yang tegak lurus atau orbit, kembali pada
kedudukan semula pada saat gelombang naik
turun. Garis tengah orbit dan kepadatannya berkurang dengan kedalaman.
Ketepatan
angin dan waktu menekannya pada gelombang, menentukan besar gelombang. Untuk
menghasilkan gelombang yang mempunyai amplitudo besar diperlukan waktu untuk
merubah energi angin menjadi energi kinetis, dan potensial. Gelombang ruang
juga diperlukan agar gelombang dapat mencapai amplitudo tertentu.
Pengaruh
gelombang ini terbatas pada lapisan air yang paling atas dan tidak berpengaruh
pada pemindahan massa air yang lebih besar. Yang penting dalam hal ini sampai
berapa dalam gelombang permukaan berpengaruh. Partikel-partikel di lapisan
bawah terpengaruh oleh osilasi. Walaupun diameter orbit cepat berkurang dengan
kedalaman. Untuk setiap kedalaman yang besarnya sepersembilan kali panjang
gelombang amplitudenya berkurang setengahnya. Pengaruh gelombang ini penting
terutama dalam proses sedimentasi dan erosi yang dapat merubah morfologi dasar
danau dan daerah pantai.
Seiche
Seiche merupakan suatu sistim arus yang periodik, dimana lapisan air
danau berisolasi pada satu atau beberapa simpul. Sistem arus ini menyebabkan
perpindahan massa air yang lebih besar daripada gelombang permukaan. Pada
gelombang, partikel air bergerak melalui jarak yang sama tetapi mempunyai fase
yang berbeda. Pada gerak isolasi seiche, fase partikel air sama tetapi jarak
yang ditempuhnya berbeda. Pada simpul sama sekali tidak terdapat gerakan vertikal.
Yang menyebabkan seiche adalah kelebihan tekanan yang terdapat pada
permukaan air. Tekanan ini dapat timbul karena variasi barometer setempat,
angin atau hujan.
Angin yang berhembus di atas permukaan danau menyebabkan penumpukan
air di tepi danau. Jika angin tiba-tiba berhenti, arus akan menjalar ke daerah
permukaan rendah. Massa air tidak segera seimbang dan akan terjadi osilasi.
Osilasi ini disebut seiche permukaan, yang akan berhenti karena kontak dengan
dasar danau atau oleh kekuatan-kekuatan meteorologi.
Seiche dapat mempunyai satu simpul atau lebih. Biasanya periode dan
letak simpul ditentukan oleh morfologi danau, seperti kedalaman, diameter dan
bentuknya. Amplitudenya bergantung kepada sumber dan intensitas energi yang
menyebabkan osilasi dan bentuk danau. Seiche melintang juga sering ditemukan,
yang menyulitkan pengukuran.
BAB III PENUTUP
Pergerakan air terdiri dari 2
sistem yaitu pergerakan air sistem arus tidak periodik dan sistem arus yang periodik.
Pergerakan air disebabkan oleh beberapa perbedaan kondisi air seperti perbedaan
berat jenis.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Air Sebagai Lingkungan Bagian Pertama
Barns. T. A. 2002. Pengantar Limnologi
MODUL 11
Judul : Oksigen
Terlarut (O2)
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Oksigen
merupakan bahan yang penting dalam metabolisme jasad dan juga merupakan salah
satu gas yang terlarut dalam perairan. Terjadinya kehidupan di perairan sangat dipengaruhi oleh adanya kadar oksigen.
Ikan dan organisme aquatik
lain membutuhkan oksigen terlarut dengan
jumlah cukup. Kadar oksigen yang terlarut dalam perairan alami bervariasi
tergantung pada suhu salinitas, turbulensi air dan tekanan atmosfer. Semakin
besar suhu dan ketinggian (altitude) serta semakin kecil tekanan atmosfer, kadar oksigen semakin kecil
(Jefries dan Mills, 1996 dalam Hefni Effendi, 1986). Selain itu kadar oksigen
juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman tergantung pada
percampuran (missing) dan pergerakan (turbulensi) massa air, aktivitas
fotosintesis, respirasi, dan limbah (effluent) yang masuk ke dalam air.
B. Ruang
Lingkup Isi
1. Pengertian oksigen
2. Sumber oksigen
3. Stratifikasi oksigen
4. Peranan oksigen
5. Faktor-faktor yang
mempengaruhi oksigen
C. Kaitan
Modul
Modul ini
merupakan modul ke 11 dari modul limnologi
D. Sasaran Pembelajaran Modul
1. Menjelaskan pengertian
oksigen
2. Menjelaskan
sumber oksigen
3. Menjelaskan
strativikasi oksigen
4. Menjelaskan
peranan oksigen
5. Menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi oksigen
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian oksigen
Oksigen terlarut
(DO – Dissolved Oksigen) adalah jumlah mg/l gas oksigen terlarut dalam
air.
2. Sumber Oksigen
Sumber oksigen
terlarut dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer (sekitar
35%) dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton (Novotry dan
Olem, 1994).
Difusi oksigen
dari atmosfer ke dalam air dapat terjadi secara langsung pada kondisi air diam
(stagnant).
Difusi juga
dapat terjadi karena agritasi atau pergolakan massa air akibat adanya gelombang
atau ombak dan air terjun. Namun, difusi
oksigen dari atmosfer ke perairan berlangsung relatif lambat, meskipun terjadi
pergolakan massa air.
Pada perairan
lacustria (danau dan waduk) sumber oksigen merupakan hasil sampingan dari
aktivitas fotosintesis. Pada proses fotosintesis, karbon dioksida direduksi
menjadi karbohidrat dan air mengalami dehidrogenasi menjadi oksigen. Persamaan
reaksinya adalah (Goldman C. R. and Horne A. 1983)
Di perairan
danau juga oksigen lebih banyak dihasilkan oleh fotosintesis algae yang banyak
terdapat pada mintaket epilimnia. Pada perairan tergenang yang dangkal banyak
ditumbuhi tanaman air pada zona litoral, keberadaan oksigen lebih banyak
dihasilkan oleh aktivitas fotosintesis tumbuhan air.
3. Strativikasi Oksigen
Gambar Profil Sebaran Vertikal Oksigen Terlarut pada
Kolam Air Perairan Tergenang (Danau)
Jumlah mg/l
O2 à
gas O2 yang terlarut dalam air
Kadar O2
di atm à
210 ml/L
(35%)
algae (fito)
(Danau)
·
Kadar O2 di perairan tawar berkisar
15 mg/L pada suhu 0oC dan 8 mg/L pada suhu 25oC.
·
Perairan alami à kurang dari 10
mg/L
STRATIFIKASI O2
1. Kurva atau grafik oksigen
orthograde yaitu kadar O2 hampir tidak berubah dalam seluruh kolom
air. Terjadi pada perairan yang mengalami percampuran secara vertikal secara
menyeluruh dari permukaan hingga dasar. Orthograde menggambarkan perairan yang
oligotropik (miskin unsur hara dan produktivitas rendah, oksigen jenuh).
2. Kurva atau grafik O2
clinograde
Kadar O2
berkurang dalam metalimnion dan hypolimnion dalam keadaan hampir sejajar dengan
grafik suhu dan kadar O2 bisa mencapai 0 mg/L.
Menggambarkan
perairan Eutropik (kaya unsur hara, produktivitas tinggi).
Terjadi
konsumsi O2 secara intensif pada mintakat Epilimnion untuk
mendekomposisi bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati
seperti algae yang tumbuh melimpah pada perairan eutropik.
3. Kurva atau grafik
Heterograde
Kadar O2
berubah secara tidak uniform. Menggambarkan perairan yang eutropik. Terjadi
pada perairan yang tenang, banyak ditumbuhi algae pada mintakat epilimnion.
Ketika
matahari terik, algae cenderung menjauhi permukaan air ke kolom beberapa meter
di bawahnya à
fotosintesis sehingga O2 lebih tinggi dari permukaan.
Kemudian
menurun secara drastis karena dipakai untuk mendekomposisi algae yang telah
mati dan bahan organik lainnya.
4. Peranan Oksigen
Oksigen sangat
dibutuhkan oleh organisme air dalam proses respirasi dan berkaitan dengan kelangsungan
hidup organisme air tersebut.
Menurut Boyd
1988, kadar oksigen terlarut (mg/liter) kurang dari 0,3 dapat mengakibatkan
sedikit jenis ikan yang dapat bertahan. Kadar oksigen 0,3 – 1,0 mg/liter dapat
mengakibatkan kematian ikan. Kadar oksigen 1,0 – 5,0 mg/liter ikan dapat
bertahan hidup, tetapi pertumbuhannya terganggu, sedangkan kadar oksigen di
atas 5,0 mg/liter, hampir semua organisme air menyukai kondisi ini.
Di samping itu
oksigen juga dapat meminimalkan daya racun yang ada di perairan. Semakin rendah
kadar oksigen terlarut semakin tinggi toksisitas (daya racun) besi copper
(tembaga), lead (timbal), sianida, hidrogen sulfida, dan amonia.
Oksigen terlarut
juga dapat membentuk presipitasi (endapan) dengan besi dan mangan sehingga
menimbulkan rasa tidak enak pada air sehingga untuk air minum sebaiknya nilai
oksigen terlarut pada taraf jenuh. Kadar oksigen di perairan dimanfaatkan oleh
mikroba untuk mengoksidasi bahan organik.
Berdasarkan
kebutuhan ikan akan 02 untuk respirasi
secara normal, ikan dapat dibedakan menjadi 4 kelompok :
(Wunder,1936)
1. Ikan
yang membutuhkan sangat banyak O2 dimana kebutuhan O2 yang normal sekitar 7-11
CC/L dan pada kadar 5 CC/L ikan mulai stres.
Contoh : Trout, Salmo
trutta
Minnow, Phoxinus phoxinus
2. Ikan yang membutuhkan O2 banyak, tetapi
dapat hidup pada O2 5-7 CC/L
Contoh :
Gudgeon, Gobio gobio
Borbot, Lota lota
3. Ikan yang
membutuhkan kadar O2 yang sedikit = 4 CC/L
Contoh : Roach, Rutilus rutilus
Ruff, Acerine Cernua
4. Ikan yang
dapat hidup pada kadar 02 0,5 CC/L
Contoh : Carp
Organ tubuh yang digunakan untuk beradaptasi
terhadap kandungan oksigen adalah insang, kulit, gelembung renang.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigen
a. Suhu
Suhu sangat
mempengaruhi kadar oksigen. Menurut Brown, 1987 peningkatan suhu sebesar 1oC
akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10oC. (Brown, 1987). Dari
hasil penelitian terdapat hubungan antara kadar oksigen terlarut jenuh dan suhu
pada tekanan udara 760 mmHg.
Tabel 1.
Hubungan antara oksigen terlarut jenis dan suhu pada tekanan udara 760 mmHg.
Di perairan
tawar, kadar oksigen terlarut berkisar 15 mg/liter pada suhu oC dan
8 mg/liter pada suhu 25oC.
b. Salinitas
Salinitas juga mempengaruhi
kadar oksigen dalam perairan. Semakin meningkat kadar salinitas maka kadar
oksigen juga semakin berkurang. Oleh karena itu kadar oksigen di laut cenderung
lebih rendah daripada kadar oksigen di perairan tawar (Tabel 2)
Tabel 2 : Hubungan antar kadar
oksigen terlarut jenuh dan salinitas pada tekanan 760 mmHg.
Daya larut oksigen dalam air
menurun dengan meningkatnya salinitas pada suhu 20o 30o
daya larut oksigen menurun sekitar 0,008 mg/liter setiap kenaikan kadar garam
210 mg/liter di perairan laut kadar oksigen berkisar antara 11 mg/liter pada
suhu oC dan 7 mg/liter pada suhu 25oC (Mc Neely at al,
1974). Kadar oksiten terlarut pada perairan alami biasanya kurang dari 10
mg/liter.
c. Tekanan air
Semakin tinggi tekanan air, kelarutan
oksigen semakin rendah.
d. Intensitas cahaya
Pada siang hari, ketika matahari
bersinar terang, pelepasan oksigen oleh proses fotosintesisi yang berlangsung
sangat intensif. Malam hari fotosintesis berhenti tetapi respirasi terus
berlangsung. Kadar oksigen maksimum terjadi pada sore hari, sedangkan kadar
minim terjadi pada pagi hari (Gambar 2).
Gambar 2. Fluktuasi harian
oksigen terlarut pada lapisan eufrotik.
e. Dekomposisi bahan organik dan oksidasi bahan
anorganik
Dekomposisi bahan organik dan
oksidasi bahan anorganik dapat mengurangi kadar oksigen terlarut hingga mencapai
nol (anaerob).
BAB III PENUTUP
Oksigen merupakan gas yang
terlarut dalam perairan ikan dan organisme aguatik lain membutuhkan oksigen
terlarut dalam jumlah yang cukup untuk proses metabolisme
DAFTAR PUSTAKA
1. Boyd, C. E,
1988. Water Quality in Warm Water Fish Pound. Fourth Printing. Auburn
University Agricultural Experiment Stasion, Alabama USA 350.p.
2. Cole, G. A.
1988. Textbook of Limnologi. Third Edition. Wareland Press Inc. Lilinosi, USA.
401 p.
3. Effendi H.
Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.
4. Goldman, C.
R. and Horne, A. J. 1983. Limnology. M. Graw – Hill, Book Company.
MODUL 12
Judul :
Karbondioksida (CO2), PH,
Alkalinitas, Kesadahan
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karbon dioksida
(CO2), pH, alkalinitas dan kesadahan merupakan unsur
senyawa kimia yang berpengaruh dalam perairan.
Karbondioksida yang
terdapat dalam air dalam bentuk
gas merupakan hasil dari proses difusi
CO2 dari udara
dan hasil proses
respirasi organisme Aquatik.
PH. Menggambarkan
Konsentrasi ini hidrogen
apabila perairan itu
bersifat asam. Basa, Alkalis,
atau netral.
Alkalinitas
menggambarkan jumlah basa (Alkalinitas) yang
terkandung dalam air yang
dapat ditentukan dengan filtrasi asam kuat
(H2SO4) atau HCL) Sampai pH tertentu
. Alkalinitas juga disebut sebagai daya
menggabung asam (DMA)
atau dijernihkan disebut dengan
Sower soft Bindunng
Vermogen (SBV) yang artinya
kemampuan air dalam menyerap asam
garam basa ini berasal
dari kation cd1 +p Mg++,
Na+, K+, NH4 dan Fe 3+ atau Fe2+
yang dapat
bereaksi dengan karbonat
(CO3 =) bi
carbonat (CH CO3) ataupun hidroksi
(OH-)
Kesalahan pada dasarnya menggambarkan kandungan
dengan Ca++ , MG ++,dan
Ion – ion Polivalen
seperti Al 3+ , Fe3+,
MM ++, Sr ++ , Zn ++ dan H+ Yang
terlarut dalam air . Ration
tersebut terutama akan berikatan dengan anion. Bikarbonat,
atau sulfat . Tetapi karena hanya C dan Mg yang biasanya terdapat dalam jumlah banyak diperairan
dan yang lainnya (Widiagdo ,
1992)
B. Ruang Linkup Isi
1. Karbondioksida
1.1.
Pengertian
karbondioksida
1.2.
Sumber Karbon dioksida
1.3.
Keterkaitan Karbon dioksida
2. pH
2.1.
Pengertian pH
2.2.
Klasifikasi
pH
2.3.
Pengartuh pH
3. Alkalinitas
3.1.
Pengertian
Alkalinitas
3.2.
Sumber
Alkalinitas
3.3.
Faktor –faktor yang mempengaruhi
kesadahan
4. Kesadahan
4.1.
Pengertian Kesadahan
4.2.
Klasifikasi Nilai kesadahan
4.3.
Sumber Kesadahan
C. Kaitan Modul
Modul ini merupakan
modul ke 7 dari modul Limnologi
D. Sasaran Pembelajaran Modul
1.
Menjelaskan
Pengertian Sumber Karbon
dioksida keterkaitan karbondioksida dengan pH.
2.
Menjelaskan Pengertian , klasifikasi dan pengaruh
pH
3.
Menjelaskan
pengertian sumber perairan
dan faktor yang mempengaruhi
alkalinitas
4.
Menjelaskan
pengertian, klasifikasi nilai, sumber,
dan faktor yang mempengaruhi kesadahan.
BAB II PEMBAHASAN
1. Karbondioksida (CO2)
1.1.Pengertian Karbondioksida
Karbondioksida adalah
gas yang yang tersusun atas satu atom karbon dan 2 atom
oksigen.
1.2.Sumber CO2 di
perairan
-
Difusi dari Atmosfir
CO2 yang terdapat di atm mengalami difusi
secara langsung dalam air . Walaupun vol CO2 di atm Cuma sedikit (0,033%)
-
Air Hujan melarutkan karbon dioksida kandungan → 0.55 – 0.60 mg/l dari Co2 di atm
-
Air yang
melewati tanah organik
Tanah organik yang
mengalami dekomposisi mengandung
relatif
-
Respirasi
tumbuhan , hewan , bakteri aerob
dan anaerob.
pH
|
CO2 Pelarut
|
HCO3-
|
CO3+
|
pH asam →
terlarut
Basa →
Pertambahan ion bi dan Carbonal
dalam
air
|
pH 11 → CO32-
Pada perairan
yang mengandung kalsium (Kapur) akan
terbentuk suatu ikatan antara
kalsium karbonat (CaCO3) dengan
Karbondioksida dan air. (Reaksi
Keseimbangan Karbon Dioksida)
Kalsium
Hidrogen
Bikarbonat
(Larut Dalam Air)
Larut
↓
Berfungsi sebagai
Cadangan pada Proses
Fotosintesis
|
Kalsium
Karbonat
(≠) Larut
|
Karbondioksida
bebas adalah CO2 Yang terlarut
dalam air selain dari yang terkait sebagai
ion bikarbonat.
Karbondioksida
bebas adalah CO2 Yang
terlarut dalam air selain
dari yang terikat sebagai
ion bikarbonat (HCO3-).
Pada Perairan
tawar bikarbonat berperan
sebagai sistem penyangga
(Buffer) dan penyedia Karbon
untuk kepentingan fotosintesis.
Buffer
adalah Campuran karbonat
dan asam karbonat
CaCo3
+H2 CO3 →Ca
(HCO3) 2
Yang sifatnya
untuk mencegah fluktuasi pH yang
besar baik buruknya daya
buffer tergantung kadar bikarbonat. Karbonat pengembang
adalah kadar karbondioksida keseimbangan
yag diperlukan untuk mempertahankan keberadaan
bikarbonat dalam larutan.
Ca(HCO3)2
↔ CaCo3
+ CO2 + H2O
Larut Mengendap
Karbon dioksida
ageresif adlah Karbon doksida yang melebihi
keseimbangan
CO2 : - Fotosintesis
-
Evaporasi
-
Agitasi Air
CO2 untuk perikanan
beban. < 5 mg/l
10
mg/l masih dapat ditolerir
10
|
9
|
6
|
5
|
4
|
8
|
7
|
12
|
11
|
Jika pH turun (4,3) kesetimbangan bergeser
kekiri pada kondisi
ini tidak ditemukan
ion bikarbonat jika pH meningkat kesetimbangan
bergeser tekanan kadar CO2
dan H2 CO3
mulai berkurang digantikan
oleh ion HCO32- hasil
disosiasisasi H2CO3.
Pada ph 8,3, CO2
dan H2CO3
sudah tidak ditemukan
lagi , hanya terdapat ion HCO3
2-
1.3.
Keterkaitan antara karbon dioksida dengan pH
4.4 Faktor yang mempengaruhi Alkalinitas
-
Kalsium Karbonat, senyawa ini
terdapat didalam tanah dalam
jumlah yang berlimpah sehingga kadarnya di perairan tawar cukup tinggi. Kelautan kalsium
karbonat menurun dengan meningkatnya suhu.
-
Karbondioksida
semakin tinggi karbondioksida maka alkalinitas semakin
meningkat
-
PH Semakin
tinggi pH CO2 meningkat
2. pH
2.1
Pengertian
pH. Menyatakan nilai konsentrasi
ion hidrogen dalam suatu
larutan adalah sebagia
logaritma dari ionn
hidrogen
2.2
Klasifikasi
nilai pH dalah ebagia
berikut (Effen. H.)
pH = 7 =
Netral
7<pH<14 =
Alkalis (basa)
O,<H < 7 =
Asam
2.3
Pengaruh pH
pH sangat memepengaruhi
beberapa unsur nilai
di perairan seperti CO2 Alkalinitas. Semakin tinggi
nilai pH (Barny 2002)
Semakin tinggi pula
nilai alkalinitas dan
semakin rendah kadar karbon dioksida bebas
pH juga
mempengaruhi toksinitas suatu senyawa kimia
yang tidak (terionisasi) dan
bersifat toksik.
pH. Juga mempengaruhi
proses biokimia dalam perairan
, misalnya power nitrifikasi akan berakhir pada pH Rendah Adapun pengaruh
nilai pH terhadap Komunitas
biologi perairan adalah (Tabel…..)
Tabel ……. Pengaruh
pH terhadap komuniytas biologi
perairan
3. Alkalinitas
3.1 Pengertian
-
Alkalinitas
adalah kapasitas penyangga
(Buffer Capacity) terhadap penumbuhan pH perairan. Alkalinitas adalah
gambaran kapasitas air untuk
menetralkan asam . disebut Acid – Neutralizing Capacity (ANC) atau
kuantitas annion didalam
air yang dapat menetralkan kation
hidrogen
3.2
Sumber
Alkalinitas
Penyusunan
Alkalinitas perairan adalah annion
bikarbonat (HCO3-),
Karbonat (CO+2-) dan hidroksida
(OH-) borat (H2n BO3-),
Silikat (H5 O3-) , Sulfat (H POy2-) dan Hz
PO4-) , Sulfida (HS-) dan Amonia (NH3) Anion
yang utama adalh bikarbonat , Karbonat,
dan Hidroksida sedang
Kation utama adalah kalsium
dan magnesium Menurut (Effendi. H Sumber karbon anorganik
diperairan dapat berasal
dari sumber atmosfer, batuan
karbonat, Siklus biologi
……. Dan sumber allocthonous
(dari luar Perairan)
3.3
Peranan
Alkalinitas
1.
Sistem penyangga (buffer)
Bikarbonat
yang terdapat pada perairan dengan nilai alkalinitas total tinggi berperan
sebagai penyangga (buffer capacity) perairan terhadap perubahan pH yang
drastis. Jika basa kuat ditambahkan ke dalani perairan maka basa tersebut akan
bereaksi dengan asam karbonat membentuk garam bikarbonat dan akhirnya menjadi
karbonat. Jika asam ditambahkan ke dalam perairan maka asam tersebut akan
digunakan untuk mengonversi karbonat menjadi bikarbonat dan bikarbonat menjadi
asam karbonat. Fenomena inilah yang menjadikan perairan dengan nilai alkalinitas total tinggi
tidak mengalami perubahan pH secara drastis (Cole, 1988L
Jika
ion FT meningkat maka ion ini akan bereaksi dengan HCO3" membentuk CO2
dan H2O sehingga perubahan pH
hanya sedikit. Peningkatan ion OH hanya menyebabkan sedikit penurunan H4.
Jika ion OH- meningkat, CO2 bereaksi dengan H2O
membentuk lebih banyak ion H+ sehingga perubahan pH hanya sedikit.
Sistem penyangga bikarbonat ini dinyatakan dengan persamaan Henderson -
Hasselbach (6.40).
Pada sistem
penyangga, CO2 berperan sebagai asam dan ion HCO, berperan sebagai
garam.
2.
Koagulasi kimia
Bahan kimia
yang digunakan dalam proses koagulasi air atau air limbah bereaksi dengan air
membentuk presipitasi hidroksida yang tidak larut. Ion hidrogen yang dilepaskan
bereaksi dengan ion-ion penyusun alkalinitas, sehingga alkalinitas berperan
sebagai penyangga Untuk mengetahui kisaran pH yang optimum bagi penggunaan
koagulan. Dalam hal ini nilai alkalinitas sebaiknya berada pada kisaran optimum
untuk meng-ikat ion hidrogen yang dilepaskan pada proses koagulasi.
3.
Pelunakan air (water
softening)
Alkalinitas
adalah parameter kualitas air yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
jumlah soda abu dan kapur yang diperlukan dalam proses pelunakan (softening)
dengan metode presipitasi. Pelunakan air bertujuan untuk menurunkan
kesadahan.
Fluktuasi
harian perubahan pH pada nilai alkalinitas yang berbeda ditunjukkan dalam
Gambar 6.7. Pada Gambar 6.7 terlihat bahwa perubahan Yang terjadi pada perairan
yang memiliki nilai alkalinitas rendah cukup i, sedangkan perubahan pH yang
terjadi pada perairan yang memiliki Alkalinitas sedang relatif rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa alkalinitas lebih tinggi memiliki sistem penyangga yang lebih
baik.
5.
Pengertian
Kesadahan
4.1 Pengertian
Kesadahan
Kesadahan (Hardnes) adalah gambaran
Kation Logam divalen (Valensi
Dua)
4.2 Klasifikasi
nilai kesadahan menurut sawyer
dan Mc. Carfy (1967) dalam Boyd , 1979
Adalah :
Kesadahan
|
Klasifikasi
|
0-75 ppm
75-150 ppm
100-30 ppm
> -300
ppm
|
Rendah (50 ft)
Moderat (Moderately Hard)
Sadar (Hard)
Sangat Saleh (Very
Hard)
|
Pada kesadahan (Hard Nes)
ada yang disebut kesadahan
sementara (Temporer) adalah kesadahan
yang disebabkan oleh Ion-ion Ca dan Mg yang berikatan dengan
bikarbonat .
Kesadahan sementara ini
akan hilang bila air didihkan
, karena bikarbonat dan Calcium
serta magnesium akan mengendap.
-
Kesadahan
permanen adalah kesadahan
yang disebabkan oleh
garam 2 Ca dan Mg Non karbonat (CaCO)2 dan Mg. (CO2) dan garam 3 dari asam
anorganik (CaSO4)
-
Kesadahan
Total meliputi kesadahan
permanen dan kesadahan sementara.
4.3 Pengertian Kesadahan adalah berasal dari kontak air dengan
tanah dan bebatuan.
4.4 Peranan Kesadahan
Kesadahan diperlukan bagi kelayakan
perairan kesadahan yang
tinggi dapat menghambat sifat
tolesik dari logam
berat karena kation-kation penyusunan
membentuk senyawa kompleks dengan
logam berat tersebut.
4.5 Faktor Yang
mempengaruhi Kesadahan
-
Jumlah
kalsium dan magnesium selain
itu strontium , besi valensi
dua (Katio terro)
dan mangan
-
Aktivitas
bakteri dalam tanah
yang banyak mengeluarkan
karbondioksida keberadaan karbondioksida membentuk
karbonat
BAB III PENUTUP
Karbondioksida pH, alkalinitas, dan kesadahan merupakan
senyawa kimia yang mempunyai perencanaan
yang besar dalam perairan antara
karbondioksida, pH dan alkalinitas
mempunyai hubungan, dan saling
mempengaruhi.
DAFTAR PUSTAKA
Baris , t.a. 2002
Pengantar Limnologi
Effendi. H. Telaah kualitas bagi
pengelolaan sumber daya dan lingkungan perairan
Golman .C.R. and Horne .A.J.
1983
Limnology .
M. Graw. Hill Book Compang
Widigolo
.B. 1992. Limnologi . Metode
Analisis Kualitas Air
MODUL 13
Judul : Nitrogen
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Nitrogen
merupakan ion yang terdapat dalam jumlah sedikit (minor ion). Biasanya dalam
bentuk nitrat (NO32-) dan ammonium (NH2-)
dinyatakan dalam satuan µg/liter
– mg/liter.
Nitrogen dan
senyawanya tersebut secara luas dalam atmosfir tetapi tidak dapat dimanfaatkan
oleh mahluk hidup secara langsung.
Di perairan,
nitrogen berupa nitrogen anorganik dan organik.
Nitrogen
anorganik terdiri atas amonia (NH3) ammonium (NH4),
nitrit (NO3) dan nitrat (NO2)
dan molekul nitrogen (N2) dalam bentuk gas.
Nitrogen organik
berupa protein, asam amino dan urea (Effendi, 141).
B. Ruang
Lingkup Isi
4.
Siklus Nitrogen
5.
Bentuk Nitrogen
6.
Peranan nitrogen
C. Kaitan
Modul
Modul
ini merupakan modul ke 8 dari modul Limnologi.
D. Sasaran Pembelajaran Modul
1. Menjelaskan
siklus nitrogen
2. Menjelaskan
bentuk nitrogen
3. Menjelaskan
peranan nitrogen
BAB II PEMBAHASAN
4. Siklus Nitrogen
Nitrogen dapat dimanfaatkan secara langsung dalam bentuk
N2 oleh bakteri Azetobacter
dan Clostridium serta beberapa jenis
algae biru, cyanophyta kemudian
terjadi fiksasi nitrogen menjadi NH4 (amoniak).
Fiksasi nitrogen penting karena merupakan sumber baru
nitrogen yang dapat dimanfaatkan.
Fiksasi nitrogen adalah transformasi gas nitrogen
menjadi amonia oleh enzim nitrogenase yang terdiri dari 2 komponen B.M =
300.000 mengandung besi dan molibdenum. B.M = 35.000 mengandung besi. Enzim ini
dapat berfungsi hanya pada keadaan tanpa oksigen.
Selain terjadi fiksasi nitrogen terjadi pula proses
transformasi nitrogen yaitu nitrifikasi yaitu oksidasi amonia (NH3)
atau ammonium (NH4) menjadi nitrat dan nitrit. Proses oksidasi ini
dilakukan oleh bakteri aerob dan terjadi 2 tahap (Widigdo. B.92).
NH4+ + 1½ O2
NO2-
+ 2H+ + H2 O + bacteri chemoautotroph (Nitromonas)
Amonia
sendiri berasal dari
1. Proses
dekomposisi bahan organik yang banyak mengandung senyawa nitrogen oleh mikroba
2. Eksresi
organisme
3. Reduksi
nitrat oleh bakteri
4. Pemupukan
Proses
selanjutnya adalah demitrifikasi yaitu reduksi nitrat menjadi nitrit di
nitrogen oksida (N2O) dan molekul N2.
Proses
reduksi nitrat berjalan pada keadaan anaerob (tidak ada oksigen). Proses ini
dibantu oleh adanya bakteri dan jamur. Suhu optimum yang diperlukan bagi
organisme untuk demitrifikasi adalah 17oC.
MODUL 14
Judul : Fosfor
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Fosfor merupakan
unsur penting lainnya dalam suatu ekosistem air. zat-zat organik terutama
protein mengandung gugus fosfor, misalnya ATP, yang terdapat dalam sel makhluk
hidup dan berperan penting dalam penyediaan energi. (Banes. A, 2002).
Fosfor bersama
dengan nitrogen sangat berperan dalam proses terjadinya eutrofikasi di suatu
ekosistem air. Di perairan unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas
sebagai elemen melainkan dalam bentuk senyawa anorganik yang terlarut.
(Ruffner, F. 1975).
B. Ruang
Lingkup Isi
1. Sumber Fosfor
2. Bentuk Fosfor
3. Klasifikasi Kadar Fosfor
4. Siklus Fosfor
5. Bentuk Fosfor
C. Kaitan
Modul
Modul ini merupakan modul ke 14 dari modul Limnologi
D. Sasaran Pembelajaran Modul
1. Menjelaskan sumber
fosfor
2. Menjelaskan
bentuk fosfor
3. Menjelaskan
klasifikasi kadar fosfor
4. Menjelaskan
siklus fosfor
5. Menjelaskan
peranan fosfor
BAB II PEMBAHASAN
1. Sumber Fosfor
Menurut (Effendi H) sumber fosfor berasal dari :
·
Pelapukan batuan
mineral seperti :
-
Fluorapatite [Ca5 (PO4)3
F]
-
Hydroxylapatite [Ca5 (PO4)3
OH]
-
Strengite [Fe (PO4)2 H2O]
-
White lockite [Ca5 (PO4)2]
-
Berlinite (AIPO4]
·
Dekomposisi bahan organik
·
Deterjen
·
Limbah industri dan domestik
·
Pupuk à lahan pertanian
2. Bentuk Fosfor
Di perairan, fosfor ditemukan dalam bentuk anorganik
terlarut (ortofosfat dan polifosfat) dan organik. Contoh :
Ortofosfat
1.
Trisodium fosfat (Na2PO4)
2.
Disodium fosfat (Na2HPO4)
3.
Monosidium fosfat (NaH2PO4)
Polifosfat
1.
Sodium hexametafosfat (Na3PO4)6
2.
Sodium tripolifosfat (Na5P3O10)
3.
Tetrasodium pirofosfat (Na4P2O7)
3. Klasifikasi Kadar Fosfor
Berdasarkan
kadar ortofosfat diklasifikasikan menjadi 3 :
1. Perairan oligotrofik yang
memiliki kadar orto fosfat 0,003 – 0,01 mg/liter.
2. Perairan mesotrofik yang
memiliki kadar orto fosfat 0,011 – 0,03 mg/liter.
3. Perairan eutrofik yang
memiliki kadar orto fosfat 0,031 – 0,1 mg/liter.
Berdasarkan
kadar fosfat total diklasifikasikan menjadi 3 :
1. Kesuburan rendah (kadar
fosfat 0 – 0,02 mg/liter)
2. Kesuburan sedang (kadar
fosfat 0,021 – 0,05 mg/liter)
3. Kesuburan tinggi (kadar
fosfat 0,010 – 0,1 mg/liter)
4. Siklus Fosfor
Menurut Goldman.
C. R. and Horne. A. J. 1983), siklus fosfor adalah dari tanaman dan hewan.
Hasil dari ekskresi kotoran hewan juga subur fosfor. Fosfat setelah masuk ke
tumbuhan seperti fitoplankton mengalami perubahan organofosfat. Fosfat yang
berikatan dengan Ferri (Fe2 (PO2)3) tidak
larut dan mengendap di dasar perairan.
5. Peranan Fosfor
·
Fosfor banyak digunakan sebagai pupuk, sabun
atau detergen, bahan industri keramik, minyak pelumas, produk minuman dan
makanan, katalis. Dalam industri, polifosfat ditambahkan secara langsung untuk
mencegah terjadinya pembentukan karat dan korosi pada peralatan logam.
·
Berperan pada transfer energi di dalam sel yang
terdapat pada ATP dan ADP.
·
Dalam bentuk ortofosfat dimanfaatkan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik.
BAB III PENUTUP
Fosfor merupakan unsur penting
dalam perairan seperti fitoplankton dan tumbuhan air lainnya membutuhkan
nitrogen dan fosfor sebagai sumber nutrisi utama bagi pertumbuhannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Barns. T.
A. 2002. Pengantar Limnologi
2. Effendi. H.
Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.
3. Goldman, C.
R. and Horne. A. J. 1983. Limnology. M. Graw. Hill Book Company
4. Ruffner. F.
1975. Fundamental of Limnology
MODUL 15
Judul : Sulfur
(S), Besi (Fe) dan Trace Elemen = Elemen Mikro Nutrien, Mangan (Mn), Seng (Zn),
Kobalt (Cu) dan Molibdenum (Mo)
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sulfur merupakan
salah satu elemen esensil bagi makhluk
hidup karena merupakan elemen penting dalam protoplasma. Kerak bumi mengandung
sulfur sekitar 260 mg/kg. Kadar sulfur pada perairan alami berkisar antara 2 –
80 mg/liter.
Keberadaan besi
pada kerak bumi menempati posisi keempat terbesar. Kadar besi perairan alami
berkisar antara 0,05 - 0,2 mg/liter.
Mangan (Mn)
adalah kation logam yang memiliki karakteristik kimia serupa besi. Kadar mangan
pada kerak bumi sekitar 950 mg/kg. Kadar mangan pada perairan tawar antara
0,002 mg/liter hingga lebih dari 4,0 mg/liter.
Seng (Zn)
termasuk unsur yang terdapat dalam jumlah berlimpah di alam. Kadar seng pada
kerak bumi sekitar 70 mg/kg. Kadar seng pada kerak bumi sekitar 70 mg/kg. Kadar
seng pada perairan alami < 0,05 mg/liter.
Kobalt merupakan
logam berat yang memiliki karakteristik kimia sama dengan nikel, tetapi lebih
mudah larut. Kadar kobalt pada kerak bumi sekitar 25 mg/kg. Perairan tawar
alami memiliki kadar kobalt (0,001 mg/liter).
Molibdenum (Mo)
adalah logam renik yang penyebarannya di alam sangat terbatas. Perairan tawar
alami memiliki kadar molybdenum kurang dari 1 mg/liter.
B. Ruang
Lingkup Isi
1. Besi (Fe)
1.1 Sumber besi
1.2 Bentuk besi
1.3 Hubungan pH dengan besi
1.4 Peranan besi
2. Sulfur (S)
2.1 Sumber sulfur
2.2 Bentuk sulfur
2.3 Siklus sulfur
2.4 Hubungan antara oksigen dengan sulfur (S)
3. Tracce elemen =
mikronutrien (Mangan, Mn), Seng (Zn), Kobalt (Co) dan Molibdenum (Mo)
3.1 Sumber mangan
3.2 Bentuk mangan
3.3 Peranan mangan
3.4 Sumber seng
3.5 Bentuk seng
3.6 Peranan seng
3.7 Sumber kobalt
3.8 Bentuk kobalt
3.9 Peranan kobalt
3.10 Sumber molibdenum
3.11 Bentuk molibdenum
3.12 Peranan molibdenum
C. Kaitan
Modul
Modul ini
merupakan modul ke 15 dari modul limnologi
D. Sasaran Pembelajaran Modul
1. Menjelaskan sumber
besi
2. Menjelaskan
bentuk besi
3. Menjelaskan
pH dengan besi
4. Menjelaskan
peranan besi
5. Menjelaskan
sumber sulfur
6. Menjelaskan
bentuk sulfur
7. Menjelaskan
siklus sulfur
8. Menjelaskan
hubungan antara oksigen dengan sulfur (S)
9. Menjelaskan
sumber mangan
10. Menjelaskan
bentuk mangan
11. Menjelaskan
peranan mangan
12. Menjelaskan
sumber seng
13. Menjelaskan
bentuk seng
14. Menjelaskan
peranan seng
15. Menjelaskan
sumber kobalt
16. Menjelaskan
bentuk kobalt
17. Menjelaskan
peranan kobalt
18. Menjelaskan
sumber molibdenum
19. Menjelaskan
bentuk molibdenum
20. Menjelaskan
peranan molibdenum
BAB II PEMBAHASAN
A. Fe (besi)
1. Sumber besi di alam adalah pyrite (FeS), hematite (Fe2O3)
magnetide (Fe2O4), limonite [Fe O (OH)], geothite (H Fe O2)
dan Ochre [Fe (OH)3]
2. Bentuk Besi (Fe)
Besi ditemukan dalam bentuk
kation ferro (Fe2+) dan Ferri (Fe3+).
Pada perairan alami, besi berikatan dengan anion
membentuk senyawa FeCL, Fe (HCO3) dan Fe (SO4). Kadang
terdapat sebagai senyawa siderite (FeCO3) yang bersifat mudah larut
dalam air.
3. Hubungan pH dengan Fe
Pada pH dan kadar oksigen terlarut cukup, ion
ferro yang bersifat mudah larut
dioksidasi menjadi ion ferri terjadi pelepasan elektron, reaksinya adalah
Fe++ à
Fe+++ + e-
Sebaliknya, pada reduksi ferri menjadi ferro
terjadinya penangkapan elektron.
Proses oksidasi dan reduksi besi tidak
melibatkan oksigen dan hidrogen, tetapi melibatkan bakteri sebagai mediator.
Bakteri kemosin, tesis thiobacillus dan Ferrobacillus memiliki suatu enzim yang
dapat mentransfer elektron dari ion ferro kepada oksigen.
Pada pH 7,5 – 7,7 ion ferri mengalami oksidasi
dan berikatan dengan hidroksida membentuk Fe (OH)3 yang bersifat
tidak larut dan mengendap (presipitasi) di dasar perairan. Membentuk warna
kemerahan pada substrat dasar. Besi hanya ditemukan pada perairan yang berada
dalam kondisi anaerob (anoksik) dan suasana asam (Effendi. H)
Jika pH rendah, oksigen terlarut rendah (suasana
anaerob) sejumlah ferri karbonat akan larut sehingga terjadi peningkatan kadar
besi ferro (Fe2+) di perairan, reaksinya adalah :
Fe CO3 + CO2 + H2O
à
Fe3+ + 2HCO3
Besi hanya ditemukan pada perairan yang bersifat
anaerob akibat proses dekomposisi bahan organik yang berlebihan. Artinya besi
tinggi, bahan organik tinggi. Kadar besi pada perairan alami berkisar 0,05 –
0,2 mg/liter.
4. Peranan besi
- Pada tumbuhan, besi berperan sebagai penyusun sitokrom dan
klorofil.
- Berperan dalam sistem enzim dan transfer elektron pada proses
fotosintesis.
- Digunakan dalam kegiatan pertambangan, industri kimia, bahan celupan, tekstil, penyulingan,
minyak.
B. Sulfur (S)
1. Sumber Sulfur
Sumber alami sulfur adalah bravoite [Ni, Fe) S2],
Chalcopyrite (Cu2S), Cubanite (Cu Fe2 S3),
gregite (Fe3S4), gipsum (CaSO4 – 2 H2O), molybdenite (MoS2)
dan pyrite (FeS2).
Sumber sulfur diatmosfer adalah aktivitas
bakteri yang melepaskan hidrogen sulfida, pembakaran bahan bakar fosil, yang
melepaskan sulfur oksida, percikan air laut. Karena tiupan angin yang
melepaskan sulfat, serta aktivitas vulkanik yang melepaskan hidrogen sulfida,
sulfur dioksida dan sulfat.
2. Bentuk Sulfur
Sulfur berada dalam bentuk organik dan
anorganik. Sulfur anorganik terutama terdapat dalam bentuk sulfat. (SO42-)
yang merupakan bentuk sulfat utama di perairan dan tanah. Sulfur oksida (SO2)
dan hidrogen sulfida (H2S) merupakan sulfur dalam bentuk gas yang
biasa ditemukan di atmosfer.
Di perairan, sulfur berkaitan dengan ion
hidrogen dan oksigen. Beberapa bentuk sulfur di perairan adalah sulfida (S2-),
hidrogen sulfida (H2S), ferro sulfida (FeS), sulfur dioksida (SO2),
sulfit (SO3) dan sulfat (SO4).
Sulfur yang berikatan dengan hidrogen membentuk
asam sulfat dan sulfat yang berikatan dengan logam alkali merupakan bentuk
sulfur yang paling banyak ditemukan di danau dan sungai.
3. Siklus Sulfur (S)
Pembakaran
bahan bakar fosil (batu bara dan minyak bumi) oleh kendaraan bermotor dan
aktivitas industri yang berlangsung secara intensif memberikan kontribusi yang
besar bagi pertumbuhan sulfur di atmosfer. Sulfur Oksida (SO2) dalam
berbagai bentuk adalah bentukan sulfur yang banyak dilepaskan (diemisikan) oleh
pembakaran bahan bakar fosil. Keberadaan sulfur oksida yang berlebihan di
atmosfer dalam membentuk hidrogen sulfida yang bersifat asam.
4. Hubungan antara oksigen dengan sulfur (S)
Reduksi (pengurangan oksigen dan penambahan
hidrogen) anion sulfat menjadi hidrogen sulfida pada kondisi anerob dalam
proses dekomposisi bahan organik. Menimbulkan bau yang kurang sedap dan
meningkatkan korositas logam.
Hidrogen sulfida (H2S) membentuk
kesetimbangan dengan HS dan S2-, persamaannya :
Pada pH
9. sebagian besar sulfur berada dalam bentuk ion HS. Jumlah H2S
sangat sedikit dan bau tidak muncul.
C. Trace Element = Mikro nutrien (Mangan, Mn), Zn (Seng), (Co, Kobalt)
dan Molibdenum (Mo)
Trace
elemen adalah elemen yang dibutuhkan oleh hewan dan tumbuhan dalam jumlah kecil
(Goldman C. R and Horne A. J. 1983). Peranan utamanya sebagai faktor dalam
reaksi enzim. Di danau oligotrofik, kekurangan satu atau lebih trace elemen
menghambat pertumbuhan alga. Apabila dalam konsentrasi tinggi dalam bentuk ion
uncheleted menyebabkan toksik bagi tumbuhan dan hewan.
- Mangan (Mn)
1. Sumber Mangan (Mn)
Mangan
adalah pyrolusite (MnO3), rhducrosite (Mn CO3), manganite
(Mn2 O3- H2O), hausmannite (Mn3O2),
biotite mica (K (Mg Fe), (AlS1O11). (OH2], dan
amphibole [(Mg, Fe) (Si8 O22 (OH)2].
2. Bentuk Mangan (Mn)
Mangan
berada dalam bentuk manganous (Mn-) dan manganik (Mn4+),
dalam tanah, Mn4+ berada dalam bentuk senyawa mangan dioksida.
Pada
perairan dengan kondisi anaerob akibat dekomposisi bahan organik dengan kadar
yang tinggi, Mn4+ pada senyawa mangan dioksida mengalami reduksi
menjadi Mn3+ yang bersifat larut. Mn3+ berikatan dengan
nitrat, sulfat dan klorida dan larut dalam air. (Banus, T A 2008).
3. Peranan Mangan (Mn)
- Logam yang digunakan
dalam industri baja, baterai, gelas, keramik, cat dan bahan celupan.
- Merupakan nutrien
renik yang esensial bagi tumbuhan dan hewan dalam sistem enzim.
- Pada tumbuhan, mangan
merupakan unsur esensial dalam proses metabolisme.
- Meskipun tidak
bersifat toksik, mangan dapat mengendalikan kadar unsur toksik di
perairan.
- Seng (Zn)
1. Sumber Seng (Zn)
Sumber
seng (Zn) adalah colamine (Zn CO3), sphalerite (ZnS) smithsonite (Zn
CO5) dan wilenite (Zn2 S1 O4).
2. Bentuk Seng (Zn)
Kelarutan
unsur seng dan oksida seng dalam air relatif rendah. Seng yang berikatan dengan
klorida dan sulfat mudah larut, sehingga kadar seng dalam air sangat
dipengaruhi oleh bentuk senyawanya. Ion seng mudah terserap dalam sedimen dan
tanah.
3. Peranan Seng (Zn)
- Seng digunakan dalam
industri besi, baja, cat, kawat, tektil, kertas, dan bubur kertas.
- Seng termasuk unsur
yang esensil bagi mahluk hidup, yakni berfungsi untuk membantu kerja
enzim.
- Seng diperlukan dalam
proses fotosintesis sebagai agen bagi transfer hidrogen dan berperan dalam
pembentukan protein.
- Kobalt (Co)
1. Sumber Kobalt (Co)
Sumber
alami kobalt adalah mineral limnaeite (Co3S4), Carrollite
(Cu Co2 S4), Safflorite (Co As2), Skuterulite
[(Co, Fe) As3] dan erythrite [Co3 (As O4)2
8H2O].
2.
Bentuk Kobalt (Co)
Kobalt
terdapat dalam bentuk bivalen atau trivalent. Ion kobalt (Co2+)
lebih stabil, sedangkan ion kobaltik (Co3+) bersifat tidak stabil
dan merupakan oksidator kuat.
3.
Peranan Kobalt (Co)
- Kobalt digunakan
dalam industri baterai, lampu tungsten, gelas serta dalam pembakaran minyak dan
batu bara.
- Kobalt termasuk unsur
renik yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan reproduksi tumbuhan dan hewan.
- Kobalt dibutuhkan
oleh enzim sebagai koensim yang berfungsi untuk mengikat molekul substrat.
- Kobalt ditemukan pada
vitamin B12 yang dikenal dengan nama kobalamin. Hampir semua blue
green algae membutuhkan kobalamin.
- Molibdenum (Mo)
1. Sumber Molibdenum (Mo)
Sumber
utama molibdenum di alam adalah pelapukan batuan khususnya shales.
2. Bentuk Molibdenum (Mo)
Molibdenum
terutama dalam bentuk senyawa molybdenite (MoS2) dan Molybdates (MoO42-)
3. Peranan Seng (Zn)
- Molibdenum termasuk
unsur esensil yang berperan dalam proses oksidasi reduksi pada sistem
enzim.
- Molibdenum unsur yang
penting bagi fiksasi nitrogen
- Berperan dalam
metabolisme nitrat menjadi asam amino yang merupakan komponen utama protein.
- Molibdenum digunakan
dalam industri besi, baja dan peralatan elektronik.
- Garam molibdenum
digunakan dalam industri pembuatan gelas, keramik, pigmen, dan pupuk.
Penggunaan pupuk yang mengandung molibdenum merupakan sumber utama molibdenum
antropogenik di perairan.
BAB III PENUTUP
Unsur Sulfur (S), besi, mangan,
seng, kobalt, dan molibdenum merupakan unsur yang terdapat di perairan tawar
dan mempunyai kadar yang berbeda. Unsur tersebut mempunyai peranan yang cukup
berarti bagi mahluk hidup di perairan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Barns. T.
A. 2002. Pengantar Limnologi
2. Effendi. H.
Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.
MODUL 16
Judul : Bahan
Organik
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Semua bahan
organik mengandung karbon (c) berkombinasi dengan satu atau lebih elemen
lainnya. Penentuan masing-masing bahan organik tersebut cukup sulit karena
sangat kompleks. Karbon yang merupakan penyusun utama bahan organik merupakan
elemen unsur yang melimpah pada semua mahluk hidup. Senyawa karbon adalah
sumber energi bagi semua organisme. Keberadaan karbon anorganik dalam bentuk CO2,
HCO3 dan CO3- dan CO32
mengatur aktivitas biologi di perairan.
Danau dan sungai
biasanya memiliki kadar bahan anorganik terlarut sepuluh kali lebih besar
daripada kadar bahan organik.
B. Ruang Lingkup Isi
1. Sumber bahan organik
2. Karakteristik bahan organik
3. Bahan-bahan organik dalam pengelolaan
kualitas air
C. Kaitan
Modul
Modul ini
merupakan modul ke 16 dari modul limnologi
D. Sasaran Pembelajaran Modul
1. Menjelaskan sumber
bahan organik
2. Menjelaskan
karakteristik bahan organik
3. Menjelaskan
bahan-bahan organik yang diperlukan dalam pengelolaan kualitas air
BAB II PEMBAHASAN
A. Sumber Bahan Organik
Sumber utama bahan organik
1. Alam, misalnya fiber, minyak nabati dan hewani, lemak hewani,
alkaloid, sellulosa, kanji, gula.
2. Sintesis yang meliputi semua bahan organik yang diproses oleh
manusia
3. Fermentasi, misalnya alkohol, aseton, gliserol, antibiotika dan
asam, yang diperoleh melalui aktivitas mikroorganisme.
B. Karakteristik bahan organik
1. Mudah terbakar
2. Memiliki titik beku, dan titik didih rendah.
3. Biasanya lebih sukar larut dalam air.
4. Bersifat isomerisme yaitu beberapa jenis bahan organik memiliki
rumus molekul yang sama.
5. Reaksi dengan senyawa lain berlangsung lambat karena bukan terjadi
dalam bentuk ion, melainkan dalam bentuk molekul.
6. Berat molekul biasanya sangat tinggi, dapat lebih dari 1.000.
7. Sebagian besar dapat berperan sebagai sumber makanan bagi bakteri.
C. Bahan-bahan organik yang diperlukan dalam pengelolaan kualitas air
1. Karbohidrat (CHO). Bahan-bahan yang mengandung karbon hidrogen dan
oksigen misalnya glukosa (C6 H12 O6), kaji dan
sellulosa
2. Senyawa nitrogen (CHONS). Bahan organik yang mengandung karbon
hidrogen, oksigen nitrogen dan kadang-kadang sulfur misalnya protein, asam
amino, urea.
3. Lemak (lipid) (CHO) yakni bahan organik yang mengandung karbon,
hidrogen dan sedikit oksigen. Lemak memiliki sifat kelarutan yang buruk dalam
air akan tetapi larut dalam pelarut organik.
BAB III PENUTUP
Sumber karbon organik di
perairan adalah aktifitas fotosintesis, fiksasi karbon oleh bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Effendi. H.
Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar